lxxv
4.3.2. Sektor Pertambangan
Dari hasil penelitian didapat bahwa pertumbuhan kredit sektor pertambangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan sektoral di
Sumatera Utara. Hal ini disebabkan sektor pertambangan memiliki resiko yang tinggi serta sejak akhir tahun 2012, lembaga perbankan di Indonesia mengurangi
kucuran dana kredit terhadap sektor pertambangan kontan,2014. Hal tersebut dilakukan karena harga batu bara mengalami penurunan, serta adanya kebijakan
pemerintah yang membatasi ekspor melalui undang-undang pertambangan mineral dan batu bara.
Dalam penelitian sebelumnya sektor pertambangan merupakan sektor terkecil yang menimbulkan efek penggandaan, karena sektor pertambangan
merupakan sektor yang membutuhkan modal besar dan resiko yang tinggi Ukar Wijaya Soelistijo, Wibowo dan Wibawa, 2012.
Selain itu daerah pertambangan di Sumatera Utara sangat kecil.
4.3.3. Sektor Industri Pengolahan
Dari hasil penelitian didapat bahwa pembiayaan sektor industri pengolahan tidak signifikan terhadap pertumbuhan sektoral. Hal ini disebabkan oleh krisis
moneter tahun 1998. Walaupun industri pengolahan tidak berpengaruh signifikan akan tetapi pada masa akan datang sektor ini akan terus berkembang lebih baik.
Membaiknya sektor industri pengolahan ini di sebabkan dana yang dikucurkan terus meningkat dari tahun ke tahun.
lxxvi
4.3.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air
Dari hasil penelitian didapat bahwa pembiayaan pada sektor listrik, gas, dan air tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan sektoral KabupatenKota
di Sumatera Utara. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan oleh perusahaan listrik negara
PLN dan sebagian kecil non PLN. Produksi gas dihasilkan oleh perusahaan gas negara PGN dan air dihasilkan oleh perusahaan air minum PAM. Baik PLN,
PGN, dan PAM merupakan perusahaan yang dimiliki oleh negara sehingga sebagian besar dana yang dibutuhkan dibiayain oleh negara pembiayaan energi
terbaru: solusi atas membengkaknya subsidi energi, sehingga keputusan akan pengajuan kredit kemungkinan besar berpusat di ibu kota. Hal ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa peningkatan pembiayaan sektor listrik, gas, dan air di Indonesia berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
GDP di Indonesia Kurnia, 2013.
4.3.5. Sektor Bangunan
Dari hasil penelitian didapat bahwa pertumbuhan pembiayaan sektor bangunan berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional
Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semangkin tinggi pembiayaan yang diberikan pada sektor bangunan maka pertumbuhan sektoral
Sumatera Utara mengalami peningkatan. Walaupun sektor bangunan bukanlah sektor yang liquid-an dan sektor yang membutuhkan waktu yang paling lama,
baik dalam proses pembangunan dan penjualan namun dengan berkembangnya
lxxvii
daerah- daerah di Sumatera Utara menjadikan sektor ini merupakan salah satu sektor yang maju pesat dan banyak menyerap tenaga kerja.
Hasil penelitian oleh Timsina 2014 menyatakan bahwa sektor bangunan membutuhkan beberapa penyesuaian agar dapat berpengaruh positif dalam
pertumbuhan ekonomi, karena sektor bangunan memiliki trennya sendiri.
4.3.6. Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran