23
2.3 Kepribadian 2.3.1 Pengertian Kepribadian
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang mendskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh
sistem psikologis seseorang. Rivai 2004:120 mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik
yang menentukan penyesuaian unik pada lingkungannya dan kepribadian merupakan total jumlah dari seorang individu dalam beraksi dan berinteraksi
dengan orang lain, atau dapat pula dikatakan bahwa kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecendrungan yang stabil serta menentukan sifat
umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang. Menurut Daft 2003:13 kepribadian adalah seperangkat karakter yang
mendasari pola perilaku yang relatif stabil pada diri seseorang dalam merespon ide, objek, atau orang lain dalam lingkungannya. Gordon Allport
dalam Robbins, 2008:126 mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis yang menentukan caranya untuk
menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Sedangkan Luthans 200:74 mendefinisikan bahwa kepribadian berarti
bagaimana orang mempengaruhi orang lain dan bagaimana mereka memahami dan memandang dirinya, juga bagaimna pola ukur karakter dalam
dan karakter luar mereka mengukur sifatciri dan interaksi antara manusia dengan situasi keadaan. Atkinson dalam Haryanthi, 2001 menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
24 bahwa kepribadian merupakan pola perilaku dan cara berpikir yang khas,
yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Menurut Rivai 2004:132, faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian yaitu:
A. Keturunan Keturunan merujuk ke faktor-faktor yang ditentukan pada saat
pembuahan. Sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi merupakan karakteristik yang umumnya
dianggap sebagai atau sama sekali atau sebagian besar dipengaruhi oleh siapa kedua orang tuanya.
B. Lingkungan Diantara
faktor-faktor yang
menekankan pada
pembentukan kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan, norma-norma
diantara keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Lingkungan yang dipaparkan pada
kita memainkan suatu peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian kita.
Universitas Sumatera Utara
25 C. Situasi
Situasi, mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada umumnya mantap dan
konsisten, berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari
kepribadian seseorang.
2.3.3 Aspek-aspek Kepribadian
Abin Syamsuddin 2003:56 mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamanya mencakup:
1. Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,
konsisten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. 2.
Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan
3. Sikap yaitu sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif, atau
ambivalen. 4.
Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan.
5. Responsibilitas yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan yang
dilakukan 6.
Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Universitas Sumatera Utara
26
2.3.4 Ciri-ciri Kepribadian Sehat dan Tidak Sehat
Elizabeth Syamsu Yusuf, 2003 mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat sebagai berikut:
Kepribadian yang sehat: 1.
Mampu menilai diri sendiri secara realistik 2.
Mampu menilai situasi secara realistik 3.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik 4.
Menerima tanggung jawab 5.
Kemandirian 6.
Dapat mengontrol emosi 7.
Berorientasi tujuan 8.
Berorientasi keluar 9.
Penerimaan sosial 10.
Memiliki filsafat hidup 11.
Berbahagia Kepribadian yang tidak sehat:
1. Mudah marah tersinggung
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan stress dan kecemasan
4. Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang 5.
Kebiasaan berbohong 6.
Hiperaktif
Universitas Sumatera Utara
27 7.
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas 8.
Senang mengkritikmencemooh orang lain 9.
Sulit tidur 10.
Kurang memiliki rasa tanggung jawab 11.
Pesimis dalam menghadapi kehidupan 12.
Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan
2.3.5 Menilai Kepribadian
Robbins 2008:135 mengatakan bahwa terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian:
1. Survei Mandiri, yaitu survei yang diisi sendiri oleh individu yang ingin dinilai kepribadiannya.
2. Survei Peringkat oleh Pengamat, yaitu survei yang dikembangkan oleh pihak penamat mengenai survei sebelumnya. Hasil pengamatan berupa peringkat
tiap-tiap individu. 3. Ukuran Proyeksi Rorschach Inkbolt Test dan Thematic Apperception Test,
yaitu menilai kepribadian dengan gambar lukisan atau foto sebagai media pengujian dimana individu yang diuji diminta menuliskan kisah dari setiap
gambar yang dilihatnya. 2.3.6 Indikator Kepribadian
Menurut Robbins 2008:132, indkator kepribadian terdiri atas: 1.
Ekstraver. Individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas. Sedangkan individu dengan
Universitas Sumatera Utara
28 karakteristik introver digambarkan sebagai individu yang pendiam,
pemalu, dan suka menyendiri.
2. Mudah Akur atau Mudah Bersepakat. Individu yang sangat mudah
bersepakat adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat
cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.
3. Sifat Berhati-hati. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu yang
bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung,
tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
4. Stabilitas Emosi. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung
tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup,
khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
5. Terbuka terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung
kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat
konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal yang sudah ada.
Universitas Sumatera Utara
29
2.4 Penelitian Terdahulu