34
sebesar 60 gl. Rentang rendemen siklodekstrin yang dihasilkan pada skala 25 l yaitu 60-72 gl tidak jauh berbeda dengan rentang rendemen siklodekstrin yang dihasilkan pada skala 5 l yaitu 61-71 gl.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode kesamaan geometris dan analisa dimensional dapat dilakukan perhitungan peningkatan skala reaktor produksi siklodekstrin dengan
kapasitas 25 l. Hal ini disebabkan karena reaktor dengan kapasitas produksi 25 l dapat menghasilkan produk siklodekstrin yang tidak jauh berbeda dengan reaktor 5 l baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Untuk waktu yang diperlukan tahap siklisasi tergolong lebih cepat apabila dibandingkan dengan proses produksi siklodekstrin pada skala 5 l yaitu selama 4 jam. Hal ini dapat disebabkan
kondisi reaktor yang sudah terkontrol dengan baik dan reaktor yang tertutup rapat sehingga tidak ada panas yang terbuang ke udara bebas.
Hasil penelitian ini berupa siklodekstrin kasar cair. Untuk mencapai bubuk siklodekstrin diperlukan proses pengeringan. Dalam penelitian ini proses pengeringan menggunakan spray dryer.
Penggunaan spray dryer erat kaitannya dengan suhu dan keberlanjutan proses pengeringan yang digunakan. Berdasarkan penelitian suhu terbaik untuk mengeringkan siklodekstrin yaitu 81-120
C. Suhu ini harus tetap dipertahankan hingga akhir proses pengeringan. Peningkatan suhu akan
menghasilkan bubuk siklodekstrin yang kering dan menempel pada permukaan spray dryer sedangkan penurunan suhu akan mengakibatkan siklodekstrin tidak menjadi bubuk melainkan masih berupa
cairan kental dan menempel pada dinding spray dryer.
E. IDENTIFIKASI SIKLODEKSTRIN 1. Densitas dan Viskositas
Karakterisasi siklodekstrin yang diukur dalam penelitian ini adalah densitas dan viskositas. Densitas atau yang biasa disebut sebagai massa jenis adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan densitas larutan siklodekstrin sebesar
1,0786 gcm
3
. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan densitas air yaitu sebesar 1 gcm
3
yang digunakan untuk menghitung massa jenis relatif. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat
karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Satu zat seberapa besar massa dan volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Perhitungan densitas siklodekstrin dapat
dilihat pada Lampiran 1. Viskositas merupakan sebuah ukuran penolakan suatu fluida terhadap bahan bentuk di
bawah tekanan shear. Biasa diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan. Data perhitungan viskositas dan grafik hubungan antara viskositas dan laju geser ditunjukkan
pada Lampiran 1 dan Gambar 19.
35
5 10
15 20
25 30
10 20
30 40
50 60
70
Vi sk
o si
ta s
c P
Kecepatan Viskometer shear rate
36
dihasilkan. Secara umum Total gula yang dihasilk
menjadi rantai yang lebi pada struktur pati jika d
pada penambahan kombi glikosidik dapat diputus
glikosidik. Parameter lain y
pereduksi. Gula pereduk senyawa sederhana sepe
pereduksi dapat menjadi CGTase. Secara umum g
inkubasi. Peningkatan g proses ini molekul pati
membentuk rantai molek menyebabkan peningkata
Parameter dalam pati sisa. Penghitungan
perubahan warna menja penelitian menunjukkan
mengandung pati. Hal in memberikan reaksi perub
Penelitian ini m 25 Liter. Hasil analisa ren
Gambar 21. Gra de
Dari gambar d berturut-turut adalah 71
dilakukan Erianti 2004 54
56 58
60 62
64 66
68 70
72
Ulangan 1
5 Liter 71 gL
Ju m
lah R
e n
d e
m e
n g
L
36
um total gula meningkat seiring dengan bertambahnya ilkan dipengaruhi oleh enzim penghidrolisa dalam meme
ebih pendek. Penggunaan enzim kombinasi lebih efektif dibandingkan dengan enzim tunggal Erianti 2004. Ha
binasi enzim α-amilase dan pullulanase ikatan α-1,4 glik us sedangkan pada enzim α-amilase tidak mampu memu
n yang menentukan dalam perhitungan rendemen siklodek uksi dapat terbentuk akibat aktivitas CGTase menghidrol
perti glukosa atau maltooligosakarida yang lainnya. Pe di lebih besar jika siklodekstrin yang terbentuk dihidroli
gula pereduksi mengalami peningkatan dengan semakin gula pereduksi terjadi karena peningkatan derajat hidr
ati baik amilosa maupun amilopektin mengalami deg lekul yang lebih pendek. Komponen hidrolisat yang sem
atan gula pereduksi. lam perhitungan rendemen siklodekstrin yang juga dihitu
an kadar pati sisa menggunakan metode iod yaitu m jadi biru pada larutan siklodekstrin yang diteteskan la
an nilai negatif, artinya bahwa larutan siklodekstr ini ditunjukkan dengan saat ditetesi larutan iod, larutan si
ubahan warna menjadi biru. menghitung rendemen siklodekstrin dari reaktor skala 5
rendemen siklodekstrin dapat dilihat pada Gambar 21 ber
Grafik rendemen siklodekstrin dari reaktor skala produksi 5 dengan dua kali ulangan.
diatas dapat dilihat bahwa rendemen siklodekstrin p 71gL dan 61 gL. Hasil ini tidak jauh berbeda dari
4 yaitu 71,08 gL. Hasil ini jauh lebih besar jika diban Ulangan 1
Ulangan 2 Ulangan 1
Ulangan 2
5 Liter 71 gL
5 Liter 61 gL
25 Liter 72 gL
25 Liter 66 gL
36
ya waktu inkubasi. mecah struktur pati
tif memutus rantai Hal ini disebabkan
likosidik dan α-1,6 mutus ikatan α-1,6
ekstrin adalah gula rolisis pati menjadi
Pembentukan gula olisis kembali oleh
kin lamanya waktu idrolisis pati. Pada
egradasi, sehingga semakin bertambah
itung adalah kadar melihat terjadinya
larutan iod. Hasil strin sudah tidak
siklodekstrin tidak 5 Liter dan reaktor
erikut.
si 5 l dan 25 l
pada reaktor 5 l ari penelitian yang
bandingkan dengan
25 Liter 66 gL
37
penelitian yang dilakukan Satyo 2005 yaitu sebesar 42 gL. Perbedaan yang tidak terlalu jauh antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erianti 2004 menjadi
dasar dilakukannya peningkatan skala reaktor. Rendemen siklodekstrin yang diperoleh pada reaktor hasil peningkatan skala berturut-turut sebesar 72 gL dan 66 gL. Hasil ini lebih besar
jika dibandingkan dengan rendemen siklodekstrin pada skala 5 l. Hal ini disebabkan karena pada reaktor berskala 25 l suhu, kondisi dan kecepatan pengadukan dapat diatur dengan baik sehingga
siklodekstrin yang dihasilkan pun maksimal. Dapat disimpulkan bahwa rendemen siklodekstrin pada skala 5 l terdapat pada rentang 61-71 gl sedangkan rendemen siklodekstrin pada skala 25 l
terdapat pada rentang 60-72 gl.
3.
Komposisi Siklodekstrin
Siklodekstrin yang dihasilkan dapat diidentifikasi komposisinya α, β, ϒ dengan
menggunakan alat HPLC High Peformance Liquid Chromatography. Analisis HPLC berupa grafik yang berisikan lama waktu dan juga jumlah zat yang terkandung luas area. Menurut
Erianti 2004 siklodekstrin akan terdeteksi pada menit ke 19 dengan luas area 331664 untuk α- siklodekstrin sedangkan β-siklodekstrin terdeteksi pada menit ke 21 dengan luas area 273985.
Angka tersebut diperoleh dengan menggunakan siklodekstrin standar. ϒ -siklodekstrin belum dapat terdeteksi disebabkan tidak ada standar untuk ϒ -siklodekstrin sehingga sementara ini baru
dapat dilakukan analisis terhadap α dan β-siklodekstrin. Luas area dari siklodekstrin ini nantinya akan dijadikan komponen dalam menghitung komposisi siklodekstrin yang diproduksi.
Tabel 13. Hasil pengujian siklodekstrin menggunakan HPLC
Jenis Siklodekstrin Hasil
Ulangan 1 Ulangan 2
α siklodekstrin
39,27 26,89
β siklodekstrin
32,05 44,13
Berdasarkan pengujian analisis HPLC siklodekstrin yang dihasilkan pada reaktor 34,5 Liter terdiri dari 39,27 α-siklodekstrin dan 32,05 β-siklodekstrin. Sedangkan pada produksi
ke dua siklodekstrin terdiri dari 26,89 α-siklodekstrin dan 44,13 β-siklodekstrin. Laga 2001 mendapatkan komposisi siklodekstrin dengan α-siklodekstrin sebesar 17,33 dan β-
siklodekstrin sebesar 82,67 . Perhitungan jumlah komposisi siklodekstrin terdapat pada
Lampiran 5.
F. ASPEK FINANSIAL