Harga dan Prakiraan Penerimaan

41 Tabel 15. Analisis sensitivitas terhadap perubahan biaya variabel dan pendapatan Perubahan Kriterian investasi NPV IRR Net BC PBP tahun Penambahan biaya variabel sebesar 3 Rp 3.813.192 21 1,18 2,93 Penambahan biaya variabel sebesar 10 Rp - 286.401 13 0,99 3,50 Penurunan Pendapatan sebesar 5 Rp 1.244.479 16 1,06 3,26 Penurunan pendapatan sebesar 6 Rp 379.342 15 1,02 3,39 Penambahan biaya variabel 5 dan penurunan pendapatan sebanyak 3 Rp 46.471 14 1,00 3,45 Tabel 15 menunjukkan bahwa perubahan biaya variabel dan pendapatan dapat mempengaruhi kelayakan usaha siklodekstrin. Penambahan biaya variabel sebesar 3 masih dikatakan layak, namun saat penambahan variabel sebesar 10 maka usaha siklodekstrin dianggap tidak layak. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPV yang negatif dan juga Net BC yang kurang dari 1. Seperti yang dikatakan oleh Kadariah et al, 1999 bahwa jika Net BC bernilai lebih dari satu, berarti NPV 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika Net BC kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan. Faktor lain yang juga mempengaruhi sensitivitas usaha siklodekstrin adalah perubahan pendapatan. Tabel 15 menunjukkan bahwa penurunan pendapatan sebanyak 5 hingga 6 belum mempengaruhi tingkat kelayakan usaha, tapi sudah cukup mempengaruhi kriteria investasi. Apabila terjadi penurunan pendapatan lebih dari 6 persen maka usaha ini tidak akan layak untuk dijalankan dan nilai ini menunjukkan syarat minimum untuk menentukan layak atau tidaknya usaha siklodekstrin dilanjutkan. Pada tabel 15 juga diterangkan mengenai sensitivitas usaha terhadap faktor gabungan, yaitu penurunan pendapatan dan peningkatan biaya variabel. Namun penambahan biaya variabel sebesar 5 dan penurunan pendapatan 3 belum terlalu mempengaruhi kelayakan usaha siklodekstrin dan ini juga merupakan batas minimum penambahan biaya variabel dan juga penurunan pendapatan. Untuk perhitungan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 11- 15. 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peningkatan skala merupakan tindakan menggunakan hasil yang diperoleh dari laboratorium untuk mendesain prototype dan proses sebuah pilot plant untuk merancang dan membangun pabrik skala penuh atau memodifikasi pabrik yang sudah ada. Hasil pengamatan peningkatan skala dari skala pilot menunjukkan bahwa efisiensi rendemen siklodekstrin yang dihasilkan setara dimana pada skala 25 l rendemen siklodekstrin yang dihasilkan sebesar 72 gL sedangkan rendemen siklodekstrin pada skala 5 l sebesar 71 gL. Dalam proses produksi siklodekstrin, rendemen optimal diperoleh saat inkubasi likuifikasi selama 1,5 jam atau 90 menit dan inkubasi proses siklisasi selama 3 jam atau 180 menit. Secara umum, pada skala pilot menghasilkan siklodekstrin yang lebih besar dan lebih cepat dari skala laboratorium. Hasil perhitungan peningkatan skala pada skala pilot yaitu skala produksi 25 l menunjukkan bahwa kebutuhan daya sebesar 7 x 10 -7 Hp dengan kecepatan agitasi sebesar 140 rpm atau 2,332 rps. Berdasarkan kesamaan geometri, reaktor skala produksi 25 l memiliki diameter tangki 370 mm, tinggi tangki 323 mm, dan diameter impeller 200 mm dengan volume total 34,5 l. Daya yang diperlukan untuk menggerakkan impeller pada skala reaktor 25 liter meningkat lima belas kali dari reaktor skala 5 l. Dari analisis HPLC dapat diketahui bahwa siklodekstrin yang dihasilkan dengan menggunakan reaktor 25 l terdiri dari 39,27 α-siklodekstrin dan 32,05 β-siklodekstrin. Selain itu juga terdapat ulangan ke dua yakni siklodekstrin yang diproduksi terdiri dari 26,89 α-siklodekstrin dan 44,13 β-siklodekstrin. Hasil ini setara dengan penelitian sebelumnya dalam skala laboratorium yaitu siklodekstrin dengan komposisi 22,48 α-siklodekstrin dan 11,41 β-siklodekstrin. Analisis kelayakan finansial proses produksi siklodekstrin dengan reaktor skala produksi 25 l menghasilkan IRR 24 , BEP 101,7 kg siklodekstrin atau Rp 14.242.928, NPV14 Rp 5.570.161, PBP 2,74 tahun, dan Net BC Ratio 1,26. Hasil ini menunjukkan bahwa industri siklodekstrin dengan skala produksi 25 l layak secara finansial untuk dilaksanakan. Selain itu, dalam perhitungan analisis kalayakan finansial juga dilakukan analisis sensitivitas. Berdasarkan perhitungan, analisis sensitivitas terhadap perubahan biaya variabel sebanyak 3 belum berpengaruh terhadap kelayakan usaha, sedangkan perubahan biaya variabel sebesar 10 mengakibatkan usaha ini tidak layak dilaksanakan. Penurunan pendapatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi sensitivitas usaha siklodekstrin. Penurunan pendapatan sebesar 5 dan 6 belum mengakibatkan usaha ini dikatakan tidak layak, namun penurunan pendapatan sebesar 6 merupakan batas minimum layak atau tidaknya usaha siklodekstrin ini. Hasil analisis sensitivitas kenaikan biaya variabel sebesar 5 dan penurunan pendapatan sebesar 3 sekaligus menunjukkan usaha siklodekstrin masih layak untuk dilaksanakan.

B. Saran

Siklodekstrin yang dihasilkan dalam penelitian ini belum mampu menyaingi siklodekstrin yang biasa digunakan oleh industri karena dari segi warna, siklodekstrin yang dihasilkan masih berwarna kecoklatan. Suatu proses pemurnian sangatlah diperlukan untuk menghasilkan siklodekstrin dengan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kelayakan usaha siklodekstrin ini baru menganalisisa dari segi aspek finansial. Oleh karena itu diperlukan aspek-aspek lainnya untuk mendukung kelayakan usaha siklodekstrin ini. Rendemen yang dihasilkan dari proses pengeringan dengan menggunakan spray dryer masih tergolong rendah yaitu sebesar 30. Oleh sebab itu diperlukan alat spray dryer yang dapat menghasilkan rendemen siklodekstrin hingga 90 bahkan 100.