memerlukan uang dalam keadaan cepat, sehingga sebenarnya penjualan pala pun tergantung dari kebutuhan. Harga jual pala di musim barat dan timur
berbeda, disaat pala berproduksi banyak maka harga jual akan turun begitu juga sebaliknya disaat pala berproduksi sedikit, maka harga jual akan tinggi.
Harga pala kulit, pala ketok, dan bunga di Desa Kinam pada musim barat dan musim timur dapat dilihat pada Tabel 17. Perbedaan harga pada kedua desa
tidak berbeda jauh, harga penjualan pala pada setiap harinya fluktuatif. Tabel 17 Harga pala kulit dan bunga pada kedua musim di Desa Kinam dan
Desa Kriawaswas
Desa Musim Barat Rpkg
Musim Timur Rpkg Pala
kulit Pala
Ketok Bunga
Pala Kulit
Pala Ketok
Bunga Kinam
52.250 70.000
124.333 67.125
88.143 190.733
Kriawaswas 49.714
70.000 135.667
60.000 88.000
181.467
Tabel 18 Harga pala kulit dan bunga rata-rata di kedua musim di Desa Kinam dan Desa Kriawaswas
Desa Pala Kulit Rpkg
Bunga Rpkg Min
Max Rata-rata
Min Max
Rata-rata Kinam
40.000 75.000
59.688 100.000
219.000 157.533
Kriawaswas 49.000
60.000 54.857
127.500 192.000
158.567
c. Pendapatan Melihat produksi pada Tabel 16 serta harga pala rata-rata pada Tabel 18,
maka dapat diperkirakan pendapatan yang diperoleh masyarakat pada kedua musim dengan penggunaan rata-rata harga jual dan produksi dari kedua
musim dan asumsi penjualan adalah penjualan biji pada pala kulit. Pendapatan biji dan bunga pala masyarakat di Desa Kinam adalah Rp 26.830.000ha dan
Rp 4.165.000ha, sedangkan pendapatan biji dan bunga pala masyarakat di Desa Kriawaswas adalah Rp 25.335.000ha dan Rp 4.308.000ha. Total
pendapatan di Desa Kinam dan Kriawaswas adalah Rp 30.995.000ha dan Rp 29.643.000ha.
5.3.2 Analisis Biaya Produksi
a. Persiapan Lahan Adat pembukaan lahan diperlukan sebelum dilakukan persiapan lahan.
Adat pembukaan yang disebut dengan nama nahahara ini mengeluarkan biaya
sekitar Rp 100.000. Biaya ini meliputi untuk membeli kopi, sirih, dan pinang sebagai syarat sebelum dilakukan pembukaan lahan.
Biaya persiapan lahan dapat diliihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam mengeluarkan biaya sekitar Rp 2.046.000ha sedangkan di Desa Kriawaswas
mengeluarkan biaya sekitar Rp 6.333.000ha. Biaya persiapan di Desa Kriawaswas lebih besar karena masyarakat harus mengeluarkan kas gereja dan
untuk upah tenaga kerja mereka biasanya menggunakan upah borongan sedangkan masyarakat Desa Kinam menggunakan upah harian saja dan jumlah
tenaga kerjanya pun bergantung dari luas lahan mereka. b. Pembibitan
Sekitar 97,14 masyarakat dari Desa Kinam dan Desa Kriawaswas mendapatkan bibit dari kebun mereka sendiri atau dari saudara mereka,
sehingga tidak memerlukan biaya dalam pembibitan tapi perawatan saja. Sedangkan sisanya yaitu 2,86 mendapatkan bibit pala dengan cara membeli
seharga Rp 250.000 atau sekitar 500 biji dari masyarakat yang memperjualbelikan biji pala.
c. Penanaman Biaya penanaman dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam
mengeluarkan biaya rata-rata Rp 871.000ha sedangkan di Desa Kriawaswas adalah Rp 2.000.000ha. Biaya penanaman di Desa Kriawaswas lebih tinggi
dikarenakan upah yang dikeluarkan adalah upah borongan dihitung per hektar. Berbeda dengan Desa Kinam yang hanya meliputi biaya makan untuk
pekerjanya. d. Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam mengeluarkan biaya sekitar Rp 2.509.000ha sedangkan di Desa Kriawaswas
adalah Rp 511.000ha. Biaya dalam pemeliharaan di Desa Kriawaswas lebih kecil dikarenakan jarak dari kebun ke rumah mereka cukup dekat sehingga
dalam melakukan pemeliharaan mereka dapat mengerjakan sendiri. Sedangkan untuk Desa Kinam, mereka lebih banyak membutuhkan bantuan
orang dikarenakan jarak yang jauh dari kebun mereka dan membuat biaya pemeliharaan lebih besar.
e. Pemanenan Biaya pengusahaan pala paling besar adalah biaya pemanenan yang
meliputi upah tenaga kerja dan transportasi angkut untuk panen. Biaya pemanenan dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam adalah sebesar
Rp 8.199.000ha sedangkan di Desa Kriawaswas adalah sebesar Rp 6.989.000ha. Biaya panen di Desa Kriawaswas lebih kecil dibanding Desa
Kinam disebabkan masyarakat Desa Kriawaswas tidak mengeluarkan transportasi angkut dalam kegiatan panen. Sebagian masyarakat di Desa
Kinam memerlukan transportasi angkut dalam kegiatan panen karena jarak dari rumah ke kebun yang jauh.
f. Pemasaran Biaya pemasaran dapat yang dikeluarkan adalah biaya transportasi. Biaya
pemasaran dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa Kinam adalah Rp 576.000 sedangkan biaya pemasaran di Desa Kriawaswas adalah Rp
1.200.000. Biaya pemasaran di Desa Kriawaswas lebih besar disebabkan masyarakat desa tersebut menjual pala dengan jalur darat yaitu menyewa
mobil. Sedangkan hampir semua masyarakat Desa Kinam menjual pala menggunakan jalur laut yaitu dengan perahu motor dan ketinting. Penggunaan
perahu ini cenderung lebih murah disebabkan pengeluaran biaya hanya pada bahan bakar bensin.
Cara pemasaran pala yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan mendatangi langsung pengumpul pala. Masyarakat di Desa Kinam biasanya
menjual pala mereka di dua tempat yaitu di Desa Kokas dan di Kota Fakfak sedangkan masyarakat di Desa Kriawaswas menjual pala di Kota Fakfak saja
karena areal tempat tinggal mereka yang tidak melewati laut, sehingga lebih memudahkan mereka untuk ke kota dibanding ke Desa Kokas.
g. Investasi Bangunan, Peralatan, dan Kendaraan Bangunan rumah kebun yang terlihat pada Gambar 6, dibangun
masyarakat sebagai tempat peristirahatan. Padahal tidak semua masyarakat membangun rumah kebun. Hal ini dilihat dari data yang diperoleh bahwa 20
masyarakat Desa Kinam dan 26,67 masyarakat Desa Kriawaswas yang membangun rumah kebun. Besarnya biaya bangunan rumah kebun diketahui
dari hasil wawancara responden, Biaya dalam pembangunan rumah kebun ini meliputi upah tenaga kerja dan bahan bakar untuk pembuatan rumah kebun
bagi masyarakat yang menggunakan chainsaw. Biaya maksimal dalam pembangunan rumah kebun adalah senilai Rp
2.100.000ha dan biaya minimal dalam pembuatan rumah kebun adalah sebesar Rp 505.000ha. Besarnya rata-rata biaya dalam pembangunan rumah
kebun untuk Desa Kinam adalah Rp 1.500.000ha sedangkan untuk Desa Kriawaswas adalah Rp 584.000ha yang dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel
22. Biaya pembuatan rumah kebun untuk Desa Kriawaswas lebih rendah karena masyarakat Desa Kriawaswas dalam membuat rumah kebun
menggunakan chainsaw untuk memotong kayu dan membuat rumah kebun sehingga biaya pembuatan rumah kebun meliputi bahan bakar chainsaw dan
sedikit tenaga kerja. Sedangkan untuk Desa Kinam membutuhkan lebih banyak tenaga kerja atau lebih banyak hari kerja yang dibutuhkan sehingga
membuat biaya semakin tinggi. Peralatan merupakan biaya investasi karena biaya ini dikeluarkan satu kali
selama umur proyek. Biaya peralatan dalam pengembangan usaha pala meliputi parang, kampak, linggis, pacul, cangkul, dan chainsaw yang terlihat
pada Gambar 7. Tabel 19 Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kinam
No Komponen
Jumlah buah Harga Rpbuah
Biaya Investasi Alat Rp 1
Parang 2
82.750 165.500
2 Kampak
1 93.684
93.684 3
Pacul 1
78.333 78.333
4 Linggis
2 117.778
235.556 5
Cangkul 1
59.000 59.000
6 Chainsaw
1 13.000.000
13.000.000 7
Batu Asah 1
25.000 25.000
Total 9
13.456.545 13.657.073
Tabel 20 Peralatan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas
No Komponen
Jumlah buah Harga Rpbuah
Biaya Investasi Alat Rp 1
Parang 4
93.667 374.667
2 Kampak
2 114.667
229.333 3
Pacul 2
37.500 75.000
4 Linggis
1 80.000
80.000 5
Chainsaw 1
13.000.000 13.000.000
6 Batu Asah
2 25.000
50.000 Total
12 13.350.833
13.809.000
Biaya investasi alat di Desa Kinam adalah Rp 13.657.000 dan di Desa Kriawaswas adalah 13.809.000. Biaya terbesar adalah chainsaw karena biaya
chainsaw meliputi 94-95 dari biaya total investasi alat. Padahal hanya 26,67 masyarakat Desa Kriawaswas yang memiliki chainsaw dalam
mengolah kebun mereka, dan di Desa Kinam hanya 5 yang menggunakan chainsaw. Penggunaan chainsaw ini pada dasarnya memudahkan bagi si
pemilik dan untuk beberapa kegiatan produksi dapat meminimalkan biaya, seperti pada kegiatan persiapan lahan, pemeliharaan, dan pembuatan rumah
kebun. Biaya kendaraan dalam pengusahaan pala tidak begitu besar karena hanya
17,14 saja masyarakat yang memiliki kendaraan. Besarnya pengaruh kendaraan dalam pengusahaan pala hanya sekitar 2-45. Biaya perawatan
kendaraan di Desa Kinam sekitar Rp 840.000th dan di Desa Kriawaswas sekitar Rp 1.000.000th. Besarnya biaya kendaraan ini juga dipengaruhi
penggunaan motor itu sendiri. Besarnya biaya investasi bangunan, kendaraan, dan juga peralatan ini digunakan untuk menghitung analisis kelayakan
finansial.
Gambar 6 Bangunan rumah kebun di Desa
Kinam. Gambar 7 Peralatan dalam
berkebun.
h. Biaya penyusutan investasi peralatan dan kendaraan Penyusutan adalah penurunan nilai aset yang digunakan dalam proses
produksi. Penurunan nilai tersebut dapat berupa penurunan terhadap nilai pasarnya maupun penurunan nilai bagi pemiliknya. Penyebab turunnya nilai
asset tersebut dapat bermacam-macam, seperti keausan aset atau aset tersebut telah ketinggalan jaman Nugroho 2010. Penyusutan alat ini dihitung tiap
tahun dan besarnya biaya penyusutan dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel 22. Biaya penyusutan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 23 yaitu di Desa
Kinam adalah sebesar Rp 395.000tahun sedangkan di Desa Kriawaswas adalah sebesar Rp 927.000tahun. Tingginya biaya penyusutan alat di Desa
Kriawaswas salah satunya dipengaruhi dari banyaknya penggunaan chainsaw oleh masyarakat Desa Kriawaswas khususnya.
Tabel 21 dan Tabel 22 adalah penyusutan dari rata-rata jumlah investasi peralatan yang lengkap sedangkan uraian penyusutan pada Tabel 23 adalah
penyusutan rata-rata investasi alat responden dari peralatan yang dimiliki masing-masing responden. Berdasarkan hasil wawancara responden, tidak
semua responden memiliki barang investasi seperti pada Tabel 21 dan Tabel 22 sehingga nilai pada kedua tabel ini jauh lebih kecil dibanding nilai
penyusutan pada uraian Tabel 23. Tabel 21 Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kinam
No Komponen
Jumlah buah
Harga Rpbuah
Total Biaya Rp
Umur pakai tahun
Penyusutan Rptahun
1 Bangunan
1 1.500,000
1.500.000 5
300.000 2
Parang 2
82.750 165.500
4 41.375
3 Kampak
1 93.684
93.684 5
18.737 4
Pacul 1
78.333 78.333
3 26.111
5 Linggis
2 117.778
235.556 6
39.259 6
Cangkul 1
59.000 59.000
3 19.667
7 Chainsaw
1 13.000.000
13.000.000 5
2.600.000 8
Batu Asah 1
25.000 25.000
1 25.000
9 Kendaraan
1 840.000
840.000 10
84.000 Total
11 15.796.545
15.997.073 3.154.149
Tabel 22 Penyusutan pengembangan usaha pala di Desa Kriawaswas
No Komponen
Jumlah buah
Harga Rpbuah
Total Biaya Rp
Umur pakai tahun
Penyusutan Rptahun
1 Bangunan
1 583.750
583.750 5
116.750 2
Parang 4
93.667 374.667
4 93.667
3 Kampak
2 114.667
229.333 5
45.867 4
Pacul 2
37.500 75.000
3 25.000
5 Linggis
1 80.000
80.000 6
13.333 6
Chainsaw 1 13.000.000
13.000.000 5
2.600.000 7
Batu Asah 2
25.000 50.000
1 50.000
8 Kendaraan
1 1.000.000
1.000.000 1
1.000.000 Total
14 14.934.583 15.392.750
3.944.617
Tabel 23 Analisis laba rugi pengusahaan pala
No Uraian komponen
Desa Rata-rata
Rphath Kinam
Kriawaswas I
Pendapatan Produksi biji kgha
450 462
456 Produksi bunga kgha
26 27
27 Harga pala kulit Rpkg
59.688 54.857
57.272 Harga bunga Rpkg
157.533 158.567
158.050 Pendapatan biji Rpha
26.829.576 25.334.857
26.082.216 Pendapatan bunga Rpha
4.165.374 4.307.728
4.236.551 Total Pendapatan
30.994.949 29.642.585
30.318.767 II
Biaya Produksi A. Persiapan Lahan
2.146.061 6.433.333
4.289.697 B. Pembibitan
250.000 250.000
C. Penanaman 871.111
2.000.000 1.435.556
D. Pemeliharaan 2.509.328
511.333 1.510.331
E. Pemanenan 8.198.983
6.989.333 7.594.158
F. Pemasaran 576.000
1.200.000 888.000
G. Penyusutan 395.383
927.044 661.214
Total Pengeluaran 14.946.866
18.061.044 16.628.955
III Keuntungan
13.689.812
5.4 Analisis Finansial