BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa 20 orang responden dari Desa Kinam memiliki sebaran tingkatan umur 23-99 tahun, dan 35 didominasi
oleh pekerja tingkat umur 23-33 tahun dan 34-44 tahun. Sedangkan, 15 orang responden dari Desa Kriawaswas memiliki sebaran tingakatan umur 23-70 tahun,
dan 26,7 didominasi oleh pekerja tingkat umur 23-33 tahun dan 34-44 tahun sama seperti Desa Kinam. Hanya saja di Desa Kriawaswas, maksimal umur yang
masih bekerja adalah umur 70 tahun. Sedangkan, di Desa Kinam kisaran umur 78- 99 tahun masih ada yang bekerja.
Tabel 11 Karakteristik responden menurut umur
Umur responden tahun Desa Kinam
Desa Kriawaswas 23-33
35 26,7
34-44 35
26,7 45-55
15 20
56-66 5
13,3 67-77
13,3 78-88
5 89-99
5 Jumlah
100 100
Tabel 12 Rata-rata produksi pala di kedua desa pada tiap umur responden
Umur responden tahun Rata-rata produksi bijihatahun
Musim barat Musim timur
23-33 37.952
17.643 34-44
35.185 16.000
45-55 36.944
17.083 56-66
33.333 13.333
67-77 41.667
20.833 78-88
35.000 15.000
89-99 32.000
20.000
Pada Tabel 12 terlihat bahwa umur responden tidak berpengaruh terhadap produktivitas pala setiap hektarnya. Padahal secara umum semakin tua umur
responden akan berpengaruh terhadap kinerja masyarakat pada pengelolaan
kebun, sehingga produktivitas buah pala dipengaruhi oleh faktor luar dari karakteristik responden umur. Selain produktivitas pala, umur responden juga
mempengaruhi biaya. Semakin tua usia responden dapat membuat tingginya biaya dalam pengusahaan pala karena apabila mereka sudah tidak lagi dapat
mengerjakan kegiatan produksi, mereka harus menggunakan jasa upah tenaga kerja sehingga biaya yang dibutuhkan akan semakin besar.
Tingkat pendidikan akan berpengaruh dalam pemikiran dan juga tindakan dalam pengelolaan usaha yang mereka lakukan. Sebesar 10 masyarakat Desa
Kinam tidak bersekolah dan 26,7 masyarakat Desa Kriawaswas tidak bersekolah.
Tabel 13 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Desa Kinam
Desa Kriawaswas Tidak sekolah
10 26,7
SD 35
53,3 SMP
15 SMA
30 20
S1 10
Jumlah 100
100
Kurangnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat di kedua Desa mengelola kebun mereka dari persemaian, penanaman hanya menggunakan
pengalaman yang didapat dari nenek moyang, tidak ada pengetahuan khusus sehingga dalam produktivitas pun kurang maksimal. Tabel di atas menunjukkan
bahwa masyarakat Desa Kinam lebih tinggi tingkat pendidikannya daripada masyarakat Kriawaswas. Hal ini ditunjukkan dari pemeliharaan yang dilakukan
masyarakat Desa Kinam, dimana mereka tidak menebang pohon pelindung sampai tanaman pala tahan terhadap keadaan lapang sedangkan masyarakat Desa
Kriawaswas menebang semua pohon dan tidak ada pelindung pada tanaman pala. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Desa
Kinam adalah petani dan nelayan karena letak Desa Kinam yang berada di pesisir pantai sehingga nelayan adalah mata pencaharian utama di desa tersebut.
Masyarakat Desa Kriawaswas secara keseluruhan adalah petani karena letak tinggal mereka yang berada di perbukitan sehingga bertani menjadi pilihan utama
pekerjaan mereka. Perbedaan mata pencaharian utama di kedua desa
mengakibatkan perbedaan luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani disana. Meskipun luas lahan pala masyarakat Desa Kriawaswas lebih besar daripada
masyarakat Desa Kinam, hal ini tidak menyurutkan masyarakat Desa Kinam membuka lahan baru untuk pala karena pala adalah tanaman asli daerah mereka
dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
5.2 Analisis Proses Produksi