usaha pala mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan per tahunnya sebesar 18 dari seluruh investasi yang ditanamkan selama 100 tahun.
Tabel 26 Nilai Inflasi Provinsi Papua Barat
Tahun 2009-2010
Inflasi Tahun
2010-2011 Inflasi
Tahun 2011- 2012
Inflasi Agustus
0,71 Agustus
0,99 Agustus
0,73 September
0,34 September
0,18 September
0,76 Oktober
0,08 Oktober
0,47 Oktober
1,18 November
0,07 November
0,18 November
1,03 Desember
0,99 Desember
0,81 Desember
1,32 Januari
0,15 Januari
0,46 Januari
0,35 Februari
0,08 Februari
0,09 Februari
0,58 Maret
0,15 Maret
0,70 Maret
0,05 April
1,56 April
0,34 April
1,29 Mei
0,55 Mei
0,22 Mei
0,56 Juni
0,70 Juni
1,67 Juni
1,80 Juli
2,35 Juli
1,45 Juli
1,20 Jumlah
5,79 3,44
7,37 Sumber: BPS Provinsi Papua Barat 2012
5.4.3 Analisis Marginal
Analisis marginal adalah analisis dengan cara menguji hasil nilai tambah ketika suatu variabel meningkat akibat meningkatnya variabel lain. Pada metode
aliran kas dari rata-rata kedua desa dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7, NPV mulai bernilai positif pada tahun rata-rata ke 13. Artinya pohon pala yang
berumur 13 mulai memberi keuntungan karena manfaat marginal yang diterima lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan.
Pada tahun rata-rata ke 89 nilai tambahan NPV dengan bertambahnya satu satuan umur mulai menunjukkan nilai negatif. Grafik yang terlihat pada Gambar
10 di bawah ini kurang menunjukkan bahwa pada tahun 89, perubahan nilai NPV sudah menunjukkan nilai negatif. Data dari grafik pada Gambar 10 menunjukkan
bahwa pada umur pohon 89 tahun biaya marginal melebihi manfaat marginalnya. Dapat disimpulkan pengusahaan pala mencapai produksi optimal atau NPV
maksimal di Desa Kinam yaitu Rp 200.642.000ha dan di Desa Kriawaswas yaitu Rp 222.400.000ha dapat dilihat pada Tabel 27 saat umur pala mencapai rata-
rata 88 tahun. Pala yang berumur 89 tahun harus dilakukan peremajaan karena umur pohon 88 tahun adalah produksi optimal meskipun produksi pala dapat
mencapai ratusan tahun.
Gambar 10 Grafik hubungan rata-rata manfaat marginal terhadap tahun produksi pala.
Tabel 27 Kriteria kelayakan menurut waktu umur proyek
Kriteria Kelayakan
Desa Kinam
Kriawaswas 85 tahun
100 tahun 90 tahun
100 tahun NPV Rpha
200.642.335 200.528.155
222.400.167 222.328.372
BCR 2,694
2,690 3,219
3,216 IRR
16 18
18 18
5.4.4 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ini didasarkan apabila terjadi perubahan skenario yang mempengaruhi kelayakan usaha. Pada Tabel 28, dilakukan analisis sensitivitas
pada kenaikan biaya produksi secara maksimal yaitu sebesar 64. Nilai 64 ini didapat dari hasil rata-rata biaya produksi pala dari masyarakat di kedua desa.
Meskipun terjadi kenaikan biaya produksi pada kedua desa, usaha pala layak dijalankan. Kelayakan ini dilihat dari nilai NPV yang positif, BCR yang lebih
besar dari 1, IRR yang lebih besar dari tingkat inflasi yang digunakan. Tabel 28 Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi pala pada nilai
maksimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam
Desa Kriawaswas NPV Rpha
116.336.170 157.924.639
BCR 1,6
2,0 IRR
12 13
Tabel 29 memperlihatkan bahwa apabila terjadi perubahan skenario berupa penurunan harga jual pala kering dan bunga pala yang terjadi pada nilai
minimal. Nilai minimal harga ini didapatkan dari hasil wawancara pada masing- masing desa. Hasil NPV pada Desa Kinam dan Desa Kriawaswas berbeda cukup
jauh. Hal ini disebabkan harga minimal di Desa Kriawaswas yang lebih tinggi
10,000,000 5,000,000
5,000,000 10,000,000
15,000,000
20 40
60 80
100 120
NP V
R p
h a
Umur pohon th
∆ NPV
daripada harga minimal di Desa Kinam, tetapi baik dari kedua desa meskipun adanya penurunan harga jual analisis usaha pala layak dijalankan.
Tabel 29 Analisis Sensitivitas terhadap penurunan harga jual pala kering dan bunga pala pada nilai minimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam
Desa Kriawaswas NPV Rpha
91.199.885 183.582.790
BCR 1,7
2,8 IRR
13 16
Tabel 30 memperlihatkan bahwa apabila terjadi perubahan skenario berupa penurunan produksi buah pala yang terjadi pada nilai minimal. Nilai
minimal produksi ini didapatkan dari hasil wawancara pada masing-masing desa. Kedua desa meskipun adanya penurunan produksi buah pala usaha pala layak
dijalankan. Tabel 30 Analisis Sensitivitas terhadap penurunan produksi buah pala pada nilai
minimal
Kriteria Kelayakan Usaha Desa Kinam
Desa Kriawaswas NPV Rpha
Rp 163.766.929 Rp 194.588.967
BCR 2,3
2,9 IRR
15 17
Ketiga tabel di atas menunjukkan meskipun terjadi skenario terhadap proses usaha pala yaitu meningkatnya biaya, penurunan harga jual, dan penurunan
produksi usaha pala tetapi pengembangan pala masih layak untuk dijalankan.
5.5 Kelola Sosial