• Data Tanah Data tanah yang diperoleh digunakan sebagai salah satu faktor dalam analisis
pergerakan sungai. • Peta Wilayah Manajemen Air
Peta Wilayah Manajemen Air WMA yang dihasilkan berdasarkan kajian Tim P4W 2009 digunakan untuk menentukan batas unit tempat dalam Kota
Banjarmasin yang di dalamnya terdapat nilai-nilai intrinsik berupa kualitas air, sebaran kantung air, dan tingkat kepadatan permukiman kawasan terbangun
yang menjadi ciri khas pada tiap-tiap unit tempat tersebut. • Peta Hidrologi
Peta hidrologi digunakan untuk menjadi acuan dalam menentukan pergerakan sungai utama pembentuk Kota Banjarmasin Alalak, Barito, dan Martapura.
• Peta Tata Guna Lahan Peta ini digunakan sebagai salah satu informasi dalam penyusunan peta
penutupan. • Peta Penutupan Lahan
Peta ini dihasilakan berdasarkan interpretasi visual citra Ikonos 2006. Interpretasi visual dilakukan berdasarkan kunci identifikasi yang telah disiapkan
dan rujukan Peta Tata Guna Lahan. Delineasi kelas penutupan lahan dilakukan pada layar monitor komputer secara backdrop image digitation dengan
menggunakan program ArcView 3.2.
3.4.2. Analisis
3.4.2.1. Analisis Unit Bioregion
Tahapan analisis ini dilakukan pada tiap peta tematik untuk menyusun peta bioregion yang terdiri dari unit bioregion, sub region, unit lanskap, dan unit
tempat Jones et al, 1998. Batasan pembentuk ruang bioregion berupa DAS dan sub DAS, serta berdasarkan Wilayah Manajemen Air WMA.
Unit Bioregion
Unit Bioregion diperoleh dari peta topografi Kalimantan Selatan yang dihasilkan oleh Tim P4W 2009. Deliniasi batas daerah aliran sungai DAS
diperoleh berdasarkan batas punggung bukit dan titik puncak-puncak bukit.
Unit Lanskap
Unit lanskap ditentukan berdasarkan delineasi sub DAS pada unit bioregion. Peta unit lanskap ini dibatasi hanya pada sub DAS yang membentuk
Kota Banjarmasin, yaitu Sub DAS Barito Hilir dan sub DAS Martapura.
Unit Tempat
Unit tempat ditentukan berdasarkan Wilayah Manajemen Air WMA yang dihasilkan dari kajian Tim P4W 2009. Wilayah Manajemen Air merupakan
wilayah yang dibentuk oleh batas-batas tanggul atau jalan sehingga ketika semua air hujan ataupun pasang akan tertampung dalam wilayah ini. Di dalam setiap
WMA terdapat kantung-kantung air, yaitu suatu cekungan yang mengandung lapisan tanah gambut dan merupakan tempat menampung air
. Peta kantung air
diperoleh melalui survei dengan membuat jalur transek untuk menentukan kedalaman tanah gambut di setiap WMA.
Wilayah Manajemen Air ini menjadi inisiasi dalam penyusunan unit tempat. Tiap unit tempat mempunyai nilai intrinsik. Nilai intrinsik unit tempat
disusun berdasarkan kualitas air, sebaran kantung air, dan tingkat kepadatan permukiman kawasan terbangun. Data kualitas air, sebaran kantung air, dan
tingkat kepadatan permukiman kawasan terbangun ini diperoleh berdasarkan kajian dari Tim P4W 2009.
Selain itu nilai intrinsik unit tempat ditentukan juga berdasarkan nilai lindung. Analisis kawasan lindung ini dilakukan berdasarkan analisis pola
pergerakan Sungai Alalak, Barito, dan Martapura menurut Leopold dalam Maryono, 2008. Sehingga berdasarkan nilai intrinsik yang terdiri atas kualitas
air, sebaran kantung air, tingkat kepadatan permukiman kawasan terbangun dan nilai lindung dapat disusun unit tempat.
a. Analisis Nilai Intrinsik Unit Tempat