Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

8

1.2. Perumusan Masalah

Menemukan sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan didalam pengusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan, dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Bagaimana prospek kemitraan dapat dilakukan dalam kegiatan pengusahaan perkebunan kelapa sawit ? b. Bagaimana kelayakan usaha PT ATB dan petani pola kemitraan ? c. Bagaimana mengidentifikasikan dan merumuskan strategi di dalam pengusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan ?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Mengevaluasi prospek kemitraan antara PT Anugerah Tani Bersama PT ATB dengan petani ‘pemilik’ lahan. b. Menganalisis kelayakan pengusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan bagi PT ATB dan petani. c. Menentukan prioritas strategik pengembangan kemitraan pengusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan antara PT ATB dengan petani.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Teoritis Kemitraan

Kemitraan pada dasarnya mengacu pada hubungan kerjasama antar pengusaha yang terbentuk antara usaha kecil menengah UKM dengan usaha besar. Kemitraan yang baik dilaksanakan dengan pembinaan dan pengembangan dalam salah satu atau lebih bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia SDM dan teknologi. Kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan diartikan sebagai hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, kemitraan didefinisikan sebagai ”kerjasama antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”. Dengan rumusan seperti itu, para pelaku bisnis berada dalam posisi yang setara, mitra sejajar sekalipun secara ekonomis, mereka bekerja pada skala usaha yang berbeda. Linton 1997 mendefinisikan kemitraan sebagai suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya dan tiadanya kedudukan ”pembeli dan penjual” tradisional. Hafsah 1999 mendefinisikan kemitraan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Seperti bisnis pada umumnya, dalam pola kemitraan, pelaku bisnis haruslah memiliki dasar-dasar etika bisnis yang dipahami bersama dan dianut sebagai landasan dalam menjalankan kemitraan.