Analisis Perbandingan proyeksi hasil kemitraan PT. ATB dengan sistem bagi hasil 80:20

4.7. Analisis Perbandingan proyeksi hasil kemitraan PT. ATB dengan sistem bagi hasil 80:20

Penilaian kelayakan kemitraaan PT. ATB juga dilakukan dengan membandingkan proyeksi hasil pola kemitraan yang dilaksanakan dengan pola kemitraan yang telah lazim dilakukan, yaitu pola kemitraan dengan bagi hasil 80:20. PT. ATB menerapkan pola kemitraan inti plasma 60:40. Dalam pola ini, lahan yang semula adalah milik petani, diserahkan kepada perusahaan melalui koperasi. Lahan tersebut akan dibangun menjadi areal kebun kelapa sawit dan disertifikasi dalam dua jenis yang berbeda, yaitu Hak Guna Usaha HGU dan Sertifikat hak Milik SHM. Seluas 60 lahan akan disertifikasi dalam bentuk HGU dan diperuntukkan bagi perusahaan inti, sedangkan 40 sisanya akan disertifikasi dalam bentuk SHM yang diperuntukkan bagi petani plasma. Perbedaan utama pola kemitraan 60:40 dengan pola bagi hasil 80:20 terletak pada status kepemilikan lahan, beban kredit investasi, dan pembagian hasil usaha. Tabel 23. Perbandingan pola kemitraan 80:20 dan pola kemitraan 60:40 secara umum No. Aspek Perbandingan Pola Kemitraan 80:20 Pola Kemitraan 60:40 1 Dasar kemitraan Bagi hasil yaitu 80 hasil bagi Inti, 20 hasil bagi petani Bagi lahan 60 menjadi lahan Inti HGU, 40 lahan petani SHM. Konsekuensi bagi hasil yang diterima 60 hasil bagi Inti dan 40 hasil bagi petani 2 Kepemilikan lahan Lahan asal milik petani, dengan kemitraan 100 HGU bagi Inti Lahan asal milik petani, dengan kemitraan 60 HGU bagi Inti dan 40 SHM milik petani 3 Andil para pihak Petani berinvestasi lahan, inti berinvestasi finansial, SDM dan teknologi Petani berinvestasi lahan dan 40 pembangunan kebun, inti berinvestasi 60 pembangunan kebun, avalis pendanaan, SDM dan teknologi Lanjutan Tabel 23. No. Aspek Perbandingan Pola Kemitraan 80:20 Pola Kemitraan 60:40 4 Pengelolaan Satu manajemen oleh Inti seterusnya Satu manajemen oleh Inti dengan opsi pengalihan pengelolaan sebagian kebun setelah kredit lunas 5 Penyerahan lahan Petani peserta secara tertulis menyerahkan lahannya kepada Koperasi, selanjutnya oleh koperasi diteruskan kepada Perusahaan untuk dibangun kebun kelapa sawit Petani peserta secara tertulis menyerahkan lahannya kepada Koperasi, selanjutnya oleh koperasi diteruskan kepada Perusahaan untuk dibangun kebun kelapa sawit 6 Beban kredit investasi pembangunan kebun Petani peserta TIDAK dibebani kredit investasi pembangunan kebun Petani peserta dibebani kredit investasi pembangunan 40 kebun 7 Pemilikan dan penguasaan lahan Lahan petani tetap utuh kecuali dipotong fasilitas infrastruktur, tetapi dikuasai perusahaan HGU bagi perusahaan Lahan setelah dipotong fasilitas infrastruktur, 40 akan dimiliki petani setelah kredit lunas sertifikat bagi petani 8 Proses kepemilikan Tidak ada proses konversi kepemilikan, sepanjang masa kemitraan lahan menjadi HGU yang dikuasai perusahaan Proses konversi menjadi hak milik dengan sertifikat dilaku- kan setelah kredit investasi pembangunan kebun lunas 9 Status lahan Lahan petani seluruhnya diubah statusnya menjadi HGU atas nama Perusahaan Seluas 60 lahan petani diubah statusnya menjadi HGU atas nama Perusahaan, sedangkan 40 sisanya menjadi hak milik bersertifikat bagi petani 10 Pengelolaan kebun Kebun kelapa sawit dikelola oleh perusahaan sejak pembibitan, TBM, TM sampai peremajaan kembali Kebun kelapa sawit dikelola oleh perusahaan sejak pembibitan, TBM, TM sampai peremajaan kembali, kecuali bila petani mengambil opsi pengalihan pengelolaan setelah kredit lunas Lanjutan Tabel 23. No. Aspek Perbandingan Pola Kemitraan 80:20 Pola Kemitraan 60:40 11 Penerimaan bagi hasil Petani mulai memperoleh pembagian hasil 20 setelah dipotong biaya pemupukan, perawatan, panen dan transportasi TBS dari kebun ke pabrik pada saat tanaman di lapangan berumur 49 bulan Petani mulai memperoleh pembagian hasil 40 setelah dipotong biaya pemupukan, perawatan, panen dan transportasi TBS dari kebun ke pabrik pada saat tanaman di lapangan berumur 49 bulan 12 Status lahan setelah kemitraan selesai HGU dapat diperpanjang untuk dua kali siklus pertanaman produktif. Setelah kemitraan selesai, lahan HGU kembali menjadi milik petani HGU dapat diperpanjang untuk dua kali siklus pertanaman produktif. Setelah kemitraan selesai, lahan HGU kembali menjadi milik petani Petani dalam kedua pola kerjasama tersebut menanggung beban biaya operasional, yaitu meliputi biaya pemupukan, perawatan, panen dan transportasi TBS sebelum menerima bagi hasil yang ditentukan. Berdasarkan hasil proyeksi yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan pendapatan rataan petani dengan pola kemitraan 60:40 lebih besar daripada pendapatan rataan petani dengan sistem bagi hasil 80:20. Pendapatan rataan petani dengan pola kemitraan 60:40 sebesar Rp. 6,629,298 per tahunhektar, sedangkan dengan pola bagi hasil 80:20 Rp. 3,531,028 per tahunhektar. Tabel 24. Proyeksi perbandingan hasil kemitraan inti plasma 60:40 dan bagi hasil 80:20 TBS Tahun ke- Produksi tonHa Harga RpKg Pendapatan Rp Biaya kebun Rp Pendapatan petani inti plasma 60:40 Rp Pendapatan bersih bagi hasil petani 80:20 a B c = a+b d e f = c-d x 20 - 1,101 - - - - 1 - 1,142 - - - - 2 - 1,183 - - - - 3 - 1,224 - - - - 4 7 1,264 3,538,642 1,762,000 1,154,817 888,321 5 11 1,304 5,475,079 2,092,200 2,198,872 1,691,440 6 11 1,343 6,103,690 2,343,220 2,444,305 1,880,235 7 13 1,381 7,148,665 2,661,335 2,916,765 2,243,665 8 13 1,419 7,569,231 2,227,384 3,472,201 2,670,923 9 17 1,456 9,902,681 2,686,331 4,690,628 3,608,175 10 19 1,492 11,342,629 3,096,689 8,245,940 4,122,970 11 21 1,528 12,832,574 3,562,255 9,270,319 4,635,160 12 23 1,562 14,213,493 4,068,532 10,144,962 5,072,481 13 24 1,595 15,472,441 4,616,862 10,855,580 5,427,790 14 25 1,627 16,325,806 5,165,006 11,160,800 5,580,400 15 26 1,658 16,912,121 5,729,058 11,183,062 5,591,531 16 25 1,688 16,933,597 6,249,657 10,683,940 5,341,970 17 24 1,716 16,761,199 6,782,562 9,978,636 4,989,318 18 24 1,743 16,387,050 7,321,577 9,065,473 4,532,737 19 23 1,769 16,157,960 7,942,341 8,215,619 4,107,809 20 22 1,794 15,903,119 8,614,043 7,289,076 3,644,538 21 21 1,817 15,138,954 9,205,875 5,933,079 2,966,540 22 20 1,838 14,829,510 9,978,198 4,851,312 2,425,656 23 19 1,859 14,001,852 10,649,836 3,352,015 1,676,008 24 18 1,878 13,643,272 11,535,420 2,107,852 1,053,926 rataan 6,629,298 3,531,028 59

4.8. Implikasi Manajerial