Karakteristik Komoditi Latar Belakang

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Karakteristik Komoditi

Komoditas kelapa sawit merupakan primadona perdagangan ekspor Indonesia sejak dekade lalu. Kelapa sawit kini menjadi tanaman perkebunan yang penting dan selalu menjadi sorotan utama dalam kinerja peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Minyak sawit sebagai hasil pengolahan buah kelapa sawit utama merupakan minyak nabati paling berpotensi dalam perdagangan minyak nabati dunia, karena memiliki potensi pasar besar yang masih dapat dikembangkan. Produksi minyak sawit dunia mencapai 43,22 juta Metric Ton MT atau 32,29 dari total produksi minyak nabati utama dunia pada tahun 2008 USDA, 2008, sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 1. Ton atau MT adalah satuan berat yang sama dengan 1.000 kg Wikipedia bahasa Indonesia, 2009. Gambar 1. Jumlah produksi minyak nabati utama dunia dalam juta metric ton USDA, 2008 Hingga akhir tahun 2008, total volume produksi minyak nabati dunia mencapai 133,87 juta MT. Produksi minyak nabati dunia masih didominasi oleh produksi minyak kelapa sawit, dengan jumlah produksi mencapai 43,22 juta MT dan diikuti kemudian oleh produksi minyak kedelai 37,55 juta MT. Produksi minyak sawit oleh perkebunan besar di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik 2007, produksi minyak sawit pada tahun 2007 mencapai angka 11,81 juta ton dengan rataan pertumbuhan per tahun mencapai 28. Produksi minyak kelapa sawit ditampilkan dalam Gambar 2. Gambar 2. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia dari tahun 2003- 2007 BPS, 2007 Ekspor minyak sawit Indonesia juga terus meningkat tahun 2007 adalah 4.661 Ton dengan nilai 7.036 ribu US Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009. Selain meningkatkan pendapat negara melalui ekspor, kelapa sawit juga menjadi sumber penerimaan pajak yang besar. Pajak bumi dan bangunan yang dapat diperoleh Rp. 26,263 miliar, dengan asumsi luas areal perkebunan kelapa sawit sekitar 5.247.171 hektar dan dengan tarif pajak Rp. 5.000 per hektar per tahun Darmosarkoro, 2006.

1.1.2. Potensi Industri Kelapa Sawit Indonesia