faktor-faktor internal yang ada. Analisis faktor-faktor internal perusahaan dilakukan berdasarkan kredibilitas mendapatkan modal,
pengalaman perusahaan dalam menangani proyek, sarana dan prasarana yang dimiliki, hubungan perusahaan dengan pemerintah
daerah, sistem organisasi dan manajemen, visi dan misi, hubungan masyarakat, budaya kerja perusahaan, SDM, keuangan, penelitian dan
pengembangan, dan lain-lain. Hal-hal di atas digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
kekuatan perusahaan yang harus dimaksimalkan dan faktor-faktor kelemahan perusahaan yang harus diatasi. Kekuatan perusahaan adalah
faktor-faktor yang mendukung penyelenggaraan program beradasarkan unsur internal perusahaan.
2.3.3. Aspek Eksternal Perusahaan
Analisis faktor eksternal digunakan untuk mendukung rencana strategik
pengembangan perusahaan.
Faktor-faktor eksternal
perusahaan dapat dianalisis berdasarkan dukungan pemerintah setempat, dukungan perbankan, prospek komoditi, budaya masyarakat,
situasi politik dan keamanan dunia, keberadaan LSM daerah, tren ekonomi dan perkembangan teknologi.
Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor berupa peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang harus
dihindari. Peluang disini adalah hal-hal dari luar perusahaan yang apabila dicermati dan dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi
keunggulan perusahaan.
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu tentang komoditas perkebunan kelapa sawit, karet antara lain dilakukan oleh Haryadi 2004, Alamsyah 1997 Adrizal
1995 dan Nasution 1997 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil penelitian terdahulu yang relevan
No Peneliti
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
1 Haryadi 2004 Evaluasi Kemitraan
Petani Sawit di Perkebunan Kelapa
Sawit PT. Citra Sarana di Kabupaten
Kuantan Singingi Propinsi Riau.
a. Melihat gambaran umum responden
baik itu petani mitra maupun non mitra,
b. Mengetahui dan menganalisa atribut-
atribut yang menjadi prioritas bagi petani mitra dalam mengikuti program
kemitraan,
c. Mengetahui dampak dari program
pelaksanaan kemitraan terhadap kemajuan petani mitra,
d. Mengetahui dan menganalisa atribut-
atribut yang harus diperbaiki kinerjanya.
a. Analisis Deskriptif,
b. Analisis Thurstone,
c. Uji Tanda,
d. Gross Margin,
e. Khi-kuadrat,
f. Analisis Kuadran.
Pelaku kemitraan sangat mengharapkan dampak
positif dari kerjasama tersebut. Bagi petani mitra,
umumnya telah merasakan dampak positif dari
kemitraan, yang ditandai dengan adanya peningkatan
pendapatan, tambahan modal, lapangan kerja baru,
bertambahnya ilmu pengetahuan dan adanya
kepastian pasar bagi produk yang dihasilkan.
2 Alamsyah
1997 Membandingkan
Perbedaan Pola Kemitraan dalam
Pengembangan Karet Rakyat : Suatu
Analisis Ekonomi Kelembagaan Studi
Kasus di Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatera Selatan a.
Mengetahui lingkup kerjasama dan kinerja masing-masing organisasi
petani, sehingga diketahui kekuatan dan kelemahannya,
b. Melihat aspek institusi kelembagaan
dan aspek pemasaran dalam pelaksana- an kemitraan yang saling mendukung
antara petani dan mitra usahanya,
c. Mempelajari dampak perbedaan kelem-
bagaan kemitraan terhadap tingkat pendapatan, pengembangan usaha, dan
potensi pembentukan modal petani. Analisis deskriptif
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kemitraan
utamanya menyangkut jual beli produk bahan olah karet
bokar petani dengan bentuk dan mutu yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan bersama, aspek kelembagaan
dalam kemitraan berlangsung kondusif dan
saling menguntungkan.
21
Lanjutan Tabel 4.
No Peneliti
Judul Tujuan
Metode Analisis Hasil
3 Adrizal 1995
Kajian Investasi Sistem Penunjang Keputusan
Untuk Investasi Agroindustri, Kasus
Industri Bikatein di Sumatera Barat.
merekayasa model sistem penunjang keputusan yang dapat
menjadi landasan pengambilan keputusan investasi dengan
mempertimbangkan harmonisasi antar unsur yang terkait dalam
sistem. a.
Analisis usaha ternak
b. Analisis kelayakan
finansial Data usaha ternak yang
digunakan sebagai masukan model pendapatan peternak
dan data usaha tani yang berguna sebagai masukan
model kelayakan industri.
4 Nasution 1997
Analisis Distribusi Laba antara Perusahaan Inti
Dengan Petani Plasma Dalam Proyek PIR-
TRANS Sawit XYZ a.
Mengetahui distribusi laba antara perusahaan inti dan petani plasma
sejak konversi dilaksanakan tahun 1995 sampai dengan semester
I1997
b. Mengetahui terwujud tidaknya
kondisi yang saling menguntungkan antara perusahaan
inti dan petani plasma a.
Studi pustaka data sekunder
b. Acak
Distratifikasi data primer
c. Analisis Finansial
Selama periode 2,5 tahun setelah konversi, ternyata
masih terdapat banyak petani plasma yang menghasilkan
penerimaan di bawah standar kebutuhan hidup minimum
yang pada saat itu menurut Biro Pusat Statistik 1995
Rp. 250.000 per bulan per petani, sementara hasil
penelitian menunjukkan angka penerimaan hanya
Rp. 90.841,- per bulan per petani untuk luasan 2 ha per
petani
22
III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian
Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan PT ATB dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha
pengembangan perkebunan kelapa sawit. Pelaksanakan kerjasama kemitraan antara perusahaan dan petani dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui
prospek kerjasama pola kemitraan secara umum, untuk itu dilakukan evaluasi berdasarkan analisa deskriptif analisis SWOT terhadap masing-masing pihak.
Melalui hasil analisis tersebut dapat diketahui apakah melalui kerajasma kemitraan akan dapat diperoleh manfaat yang lebih baik bagi petani maupun
bagi perusahaan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis kelayakan kemitraan
melalui analisis kelayakan usaha secara umum, yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan proyeksi hasil yang diterima secara keseluruhan dari
hasil kerjasama kemitraan, proyeksi hasil yang diterima oleh perusahaan dan proyeksi hasil yang akan diterima oleh petani. Untuk menilai apakah proyeksi
hasil yang diterima petani memiliki preferensi yang lebih baik, perlu dilakukan pembandingan dengan alternatif kemitraan lain. Alternatif yang
dipilih sebagai pembanding adalah pola kemitraan bagi hasil 80:20 yang telah lazim digunakan dalam usaha kemitraan Alamsyah, 1997.
Tahapan selanjutnya
adalah menentukan
strategi-strategi pengembangan kemitraan melalui analisis IFE dan EFE matriks kerjasama
kemitraan untuk menentukan faktor-faktor dalam SWOT. Kemudian alternatif strategi yang dipilih ditentukan melalui penilaian prioritas alternatif
strategi dengan menggunakan matriks QSPM. Tahapan dan alur kerangka pemikiran diilustrasikan dalam Gambar 5.