4.2.4. Ancaman
a. Tren ekonomi
Risiko tren ekonomi yang mungkin dihadapi oleh petani dapat diminimalisir juga melalui program kemitraan, karena risiko usaha
ditanggung secara bersama-sama.
b. Perubahan kultur masyarakat
Perubahan kultur masyarakat yang menyebabkan konflik sosial seperti ketidakharmonisan hubungan antara pekebun, masyarakat sekitar dan
instasi terkait. Masalah-masalah sosial tersebut dapat berlanjut menjadi masalah lainnya seperti okupasi lahan, masalah ketersediaan lahan dan
perizinan, serta tindakan kriminal seperti penjarahan produk.
c. Keberadaan LSM daerah
Secara umum, ancaman-ancaman yang mungkin muncul dari kondisi sebelum bermitra dapat diminimalisir melalui kerjasama kemitraan, yakni
keberadaan LSM daerah. Potensi ancaman dari keberadaan LSM daerah dapat diminimalisir karena program kerjasama kemitraan merangkul pihak
masyarakat petani setempat.
d. Situasi politik dan keamanan dunia
Kondisi politik dan keamanan dunia dinilai sebagai ancaman dalam kerjasama kemitraan. Kondisi tersebut tidak sepenuhnya dapat
dikendalikan, baik oleh perusahaan maupun oleh petani. Kemungkinan kondisi politik dan keamanan dunia yang buruk tidak stabil dan isu-isu
negatif seperti rencana pemberlakuan EU Directive on Renewable Energy and Fuel Quality
DREFQ, yaitu kebijakan baru Uni Eropa terkait dengan penggunaan energi terbarukan yang menilai minyak sawit CPO sebagai
bahan baku biodiesel tidak berkualitas dan tidak ramah lingkungan pada tahun 2010, dinilai sebagai ancaman yang perlu untuk diantisipasi.
4.3. Analisis IFE dan EFE
Analisis internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan kerjasama kemitraan dan faktor kelemahan kerjasama kemitraan yang yang
harus diperbaiki. Analisis eksternal dilakukan dengan tujuan menggabungkan
berbagai faktor peluang yang dapat menguntungkan kerjasama kemitraan dan faktor ancaman yang harus diwaspadai dalam pelaksanaan kerjasama
kemitraan. Hasil analisis eksternal dievaluasi dengan menggunakan matriks EFE dan hasil analisis internal dievaluasi dengan menggunakan matriks IFE.
4.3.1. Faktor Lingkungan Internal
Hasil analisis terhadap faktor internal menunjukkan bahwa faktor kekuatan internal yang dimiliki dalam kerjasama kemitraan ini terletak
pada lahan, pemasaran, keuangan, kredibilitas mendapat akses modal, hubungan pemerintah dan hubungan masyarakat. Sedangkan faktor yang
dinilai menjadi kelemahan adalah pengalaman dalam membangun kebun. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat rating yang tinggi untuk kekuatan
berdasarkan hasil olah data kuesioner yang diberikan terhadap responden, dan rating yang rendah untuk kelemahan. Hasil analisis matriks IFE
ditunjukkan dalam Tabel 14. Tabel 14. Analisis Faktor Internal
No Faktor Internal
Bobot a
Rating b
Skor a x b
Kekuatan 1 Kredibilitas mendapat akses
modal 0,070
4 0,28
2 Sarana dan prasarana 0,072
3 0,22
3 Hubungan pemerintahan 0,069
4 0,27
4 Organisasi dan manajemen 0,062
3 0,19
5 Visi dan misi kemitraan 0,065
3 0,19
6 Hubungan masyarakat 0,064
4 0,26
7 Budaya kerja perusahaan 0,060
3 0,18
8 SDM 0,065
3 0,19
9 Keuangan 0,071
4 0,29
10 Lahan 0,074
4 0,30
11 Pemasaran 0,073
4 0,29
12 Produksi dan operasi 0,074
3 0,22
Kelemahan 1 Pengalaman membangun kebun
0,072 1
0,07 2 Penelitian dan pengembangan
0,056 2
0,11 3 Sistem informasi manajemen
0,054 2
0,11
Total
1,00 3,17
4.3.2. Faktor Lingkungan Eksternal
Hasil analisis terhadap faktor eksternal perusahaan menunjukkan bahwa faktor peluang eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
adalah dukungan pemerintah daerah, ketersediaan lahan petani, dukungan perbankan dan prospek kelapa sawit. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
rating yang tinggi berdasarkan hasil olah data kuesioner yang diberikan terhadap responden. Sedangkan faktor yang dinilai sebagai ancaman dan
perlu diwaspadai adalah situasi politik dan keamanan dunia. Hasil analisis matriks EFE ditunjukkan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Analisis Faktor Eksternal
No Faktor Eksternal
Bobot a
Rating b
Skor a x b
Peluang 1 Dukungan pemerintah daerah
0,075 4
0,30 2 Ketersediaan lahan petani
0,085 4
0,34 3 Dukungan perbankan
0,086 4
0,34 4 Prospek kelapa sawit
0,073 4
0,29 5 Penerimaan masyarakat petani
0,078 3
0,23 6 Kebijakan kredit revitalisasi
0,086 3
0,26 7 Komoditas andalan daerah
0,067 3
0,20 8 Perkembangan teknologi
0,068 3
0,21 9 Budaya kebun petani
0,081 3
0,24 Ancaman
1 Tren ekonomi 0,069
3 0,21
2 Perubahan kultur masyarakat 0,073
2 0,15
3 Keberadaan LSM daerah 0,071
2 0,14
4 Situasi politik dan keamanan dunia
0,088 1
0,09
Total
1,00 2,91
4.4. Analisis SWOT Kemitraan
Hasil yang diperoleh dari analisis matriks IFE dan EFE, dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun strategi dengan analisis SWOT
pada umumnya dan khusus untuk hal spesifik. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dinilai berpengaruh besar berdasarkan matriks IFE akan
menjadi dasar dalam penyusunan analisis SW strengths and weaknesses
kemitraan. Faktor-faktor yang peluang dan ancaman yang dinilai berpengaruh besar berdasarkan matriks EFE dapat menjadi dasar dalam penyusunan
analisis OT opportunities and threats kemitraan Tabel 16. Tabel 16. Matriks SWOT
Kekuatan S Kelemahan W
Peluang O
• Melaksanakan kerjasama
kemitraan yang dapat memaksimalkan pemanfaatan
potensi lahan dan sumber daya masyarakat dalam
pengembangan usaha kelapa sawit
• Melakukan kerjasama dengan
pihak lain yang telah memiliki pengalaman dalam membangun,
serta mengembangkan kebun dan pabrik kelapa sawit
Ancaman T
• Melakukan pendekatan dan
sosialisasi yang baik terhadap mitra sebagai antisipasi
kemungkinan perubahan situasi eksternal
• Menciptakan peluang kerjasama
kemitraan baru dengan alternatif komoditas
perkebunan yang lain
Dari Hasil analisis SWOT dapat disusun alternatif strategi yang dapat diprioritaskan melalui analisis matriks perencanaan strategik kuantitatif QSPM
dengan melakukan analisis berdasarkan komponen-komponen kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.Semakin tinggi angka jumlah nilai daya tarik
total, maka alternatif strategi tersebut semakin menarik untuk diprioritaskan. Dari hasil pengolahan matriks QSP diperoleh hasil sebagaimana disajikan dalam Tabel
17. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa alternatif strategi berbasis
pada SO strengths and opportunities memiliki nilai total daya tarik yang paling tinggi, yaitu menunjukkan bahwa
alternatif strategi tersebut mendapat prioritas utama dilaksanakan, karena dinilai paling menarik untuk dilaksanakan. Faktor-
faktor utama yang mendukung strategi SO adalah kredibilitas mendapat akses modal, hubungan pemerintahan, hubungan masyarakat, keuangan, lahan,
pemasaran, prospek kelapa sawit, dukungan perbankan, ketersediaan lahan petani dan dukungan pemerintah daerah. Sebagai prioritas berikutnya dipilih strategi
berbasis pada ST strengths and threats.
Tabel 17. Analisis Matriks QSP
Alternatif strategi 1
SO Alternatif
strategi2 WO
Alternatif strategi 3
ST Alternatif
strategi 4 WT
No Faktor Kunci
Bobot AS
TAS AS
TAS AS
TAS AS
TAS Faktor Internal
a b
axb c
axc d
axd e
Axe 1 Kredibilitas mendapat
akses modal 0,070
4 0,279 2 0,139 4 0,279 2 0,139 2 Sarana dan prasarana
0,072 2 0,144 3 0,216 2 0,144 3 0,216
3 Hubungan pemerintahan 0,069
4 0,274 3 0,206 4 0,274 3 0,206 4 Organisasi dan manajemen
0,062 3 0,185 2 0,123 2 0,123 2 0,123
5 Visi dan misi kemitraan 0,065
3 0,194 2 0,130 2 0,130 2 0,130 6 Hubungan masyarakat
0,064 4 0,256 3 0,192 4 0,256 2 0,128
7 Budaya kerja perusahaan 0,060
2 0,120 2 0,120 2 0,120 2 0,120 8 SDM
0,065 2 0,130 3 0,194 3 0,194 3 0,194
9 Keuangan 0,071
4 0,285 2 0,143 4 0,285 3 0,214 10 Lahan
0,074 4 0,296 2 0,148 4 0,296 3 0,222
11 Pemasaran 0,073
4 0,258 2 0,146 4 0,291 2 0,146 12 Produksi dan operasi
0,074 3 0,222 3 0,222 3 0,222 3 0,222
13 Pengalaman membangun kebun
0,072 1 0,072 4 0,288 2 0,144 4 0,288
14 Penelitian dan pengembangan
0,056 2 0,112 2 0,112 1 0,056 3 0,168
15 Sistem informasi manajemen
0,054 2 0,109 1 0,054 1 0,054 2 0,109
Total
1,00 2,94
2,43 2,87
2,62
Faktor Eksternal
1 Dukungan pemerintah daerah
0,075 4 0,301 4 0,301 2 0,150 3 0,225
2 Ketersediaan lahan petani 0,085
4 0,341 4 0,341 3 0,256 2 0,170 3 Dukungan perbankan
0,086 4 0,343 4 0,343 3 0,257 2 0,171
4 Prospek kelapa sawit 0,073
4 0,292 4 0,292 2 0,146 2 0,146 5 Penerimaan masyarakat
petani 0,078
3 0,233 3 0,233 2 0,155 2 0,155 6 Kebijakan kredit
revitalisasi 0,086
3 0,259 3 0,259 2 0,173 2 0,173 7 Komoditas andalan daerah
0,067 3 0,202 2 0,134 3 0,202 2 0,134
8 Perkembangan teknologi 0,068
2 0,137 3 0,205 3 0,205 3 0,205 9 Budaya kebun petani
0,081 3 0,244 3 0,244 2 0,163 3 0,244
10 Tren ekonomi 0,069
3 0,207 1 0,069 3 0,207 3 0,207 11 Perubahan kultur
masyarakat 0,073
2 0,166 2 0,145 2 0,145 3 0,218 12 Keberadaan LSM daerah
0,071 2 0,141 3 0,212 3 0,212 2 0,141
13 Situasi politik dan keamanan dunia
0,088 1 0,088 2 0,175 4 0,351 4 0,351
Total
1,00 2,95
2,95 2,62
2,54
Total Nilai Daya Tarik 1,92
5,89 5,39
5,49 5,17
4.5. Alternatif Usulan Strategi