Perumusan Masalah Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Promosi Jabatan Karyawan PT X Bogor

kepadanya, sehingga perusahaan dapat menetapkan balas jasa yang sepantasnya atas prestasi kerja tersebut. Penilaian prestasi kerja dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui kekurangan dan potensi seorang karyawan. Dari hasil tersebut, perusahaan dapat mengembangkan suatu perencanaan SDM secara menyeluruh dalam menghadapi masa depan perusahaan. Perencanaan SDM secara menyeluruh tersebut berupa jalur karir atau promosi jabatan para karyawan. Penilaian prestasi kerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian prestasi kerja berupaya untuk menjaga kinerja, memperbaiki, dan mendorong karyawan agar dapat bekerja lebih baik lagi. Dengan mengadakan penilaian prestasi kerja tersebut, pihak manajemen dapat mengetahui sampai sejauhmana sikap dan perilaku kerja karyawan, keberhasilan pelaksanaan tugas karyawan prestasi kerja dan potensi pengembangan yang telah dilakukan. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja merupakan hal yang penting dilakukan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan dalam menentukan promosi jabatan karyawan. Promosi jabatan merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan. Dengan adanya target promosi, karyawan akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran output yang tinggi serta akan mempertinggi loyalitas kesetiaan pada perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

PT X merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bidang usahanya adalah yang kurang baik karena adanya unsur perlakuan politik didalamnya. Penilaian kinerja yang dilakukan pemerintahan BUMN kurang obyektif, artinya memberikan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Menurut Lingkaran Survei Indonesia LSI 2006, dalam perkembangannya kinerja pemerintahan BUMN semakin merosot. Pemerintahan BUMN memiliki kinerja masih terdapat unsur kesubyektifan dalam melakukan penilaian. Selama ini penilaian prestasi kerja karyawan lebih berorientasi pada hasil past performance dan prosedur penilaiannya masih banyak mengundang kontroversi karena kentalnya unsur subjektivitas yang didominasi oleh persepsi atasan dan tenggang rasa yang berlebihan, sehingga memunculkan nilai akhir yang kurang mencerminkan kinerja karyawan sesungguhnya. Selain itu, jumlah karyawan PT X per 31 Desember 2006 tercatat sebanyak 27.658 orang atau mengalami penurunan sebesar 26,6 dibandinkan dengan tahun 2000. Penurunan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan perusahaan dalam menjalankan program multiexit, terutama program pensiun dini. Dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2005, jumlah karyawan pada akhir 2006 mengalami penurunan 1,8 . Penurunan tersebut disebabkan oleh pensiun normal, meninggal dunia dan atas permintaan sendiri. Data di HR Centre Bogor sendiri menunjukkan jumlah karyawan per 30 April 2008 berjumlah 414 orang. Dari jumlah tersebut, 345 orang 83,33 adalah karyawan pria dan 69 16,67 wanita. Jumlah karyawan per 31 Januari 2007 sebanyak 451 orang, sedangkan posisi per 31 Desember 2007 menunjukkan angka 395 orang. Hal ini karena perusahaan berusaha mencapai efisiensi yang salah satunya dicapai melalui perampingan organisasi. Proses efisiensi melalui perampingan organisasi, maka akan terjadi perubahan kedudukan dalam suatu organisasi. Akan ada karyawan yang posisinya naik atau mengalami promosi jabatan dan ada pula karyawan yang masih pada posisi lama. Untuk itu, karyawan PT X harus mengetahui proses penilaian prestasi kerja yang diterapkan perusahaan, mencakup prosedur tata cara, faktor penilaian, makna faktor penilaian, standar penilaian, tujuan dan hasil penilaian prestasi kerja atas diri karyawan. Selain itu, penilaian prestasi kerja yang dilakukan harus objektif dan berkesinambungan oleh pihak penilai yang mencakup seluruh komponen jabatan, sehingga cukup dapat terhindar dari bias penilaian. Sehingga mampu membedakan karyawan yang produktif dan tidak produktif. Selain itu, karyawan akan merasakan bahwa penilaian prestasi kerja sudah dilakukan sesuai unit kerja karyawan, serta dapat menilai seluruh lapisan karyawan, sehingga sistem tersebut dapat diterima dan mudah dilaksanakan. Pengembangan SDM merupakan cara perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensinya dalam persaingan telekomunikasi. Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja PT X menggunakan metode kinerja individu. Dimana dalam ruang lingkup organisasi, performansi atau kinerja dapat diklasifikasikan ke dalam dua pengertian yaitu dalam arti luas berarti mencakup kinerja organisasi atau perusahaan dan dalam arti sempit yang berarti kinerja unit atau individu. Performa individu mencakup bagaimana kinerja karyawan jika diselaraskan dengan nilai kerja unit NKU. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah : a. Bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh PT X Bogor ? b. Bagaimana pelaksanaan promosi jabatan karyawan yang dilakukan oleh PT X Bogor ? c. Bagaimana pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap promosi jabatan karyawan PT X Bogor ?

1.3. Tujuan Penelitian