Kondisi umum Teluk Youtefa

87 4.5. Tata Guna Lahan Penggunaan lahan di Kota Jayapura saat ini didominasi permukiman yang berkembang sangat pesat terutama di Abepura Tabel 10. Penggunaan lahan Kota Jayapura No Penggunaan Luas lahan ha Persentase 1 Permukiman 4.095,15 2,14 2 Perkantoran 126,25 0,06 3 Pariwisata 1.927,90 1,00 4 Perdagangan dan jasa 252,490 0,132 5 Pemakaman 20 0,010 6 Pertambangan 92.849,87 48,52 7 Tanaman pangan 10.983,47 5,74 8 Hutan produksi terbatas 27.016,19 14,12 9 Perkebunan 4.292,39 2,24 10 Tambak 1.641,21 0,86 11 Resapan air 10.884,15 5,69 12 Kawasan lindung 37.279,87 19,48 Jumlah 191.367,945 Sumber: Kota Jayapura, 2010 Gambar 23. Contoh tempat pembuangan sampah di Sungai Acai 88 Berdasarkan tabel 10 di atas bahwa penggunaan lahan didominasi untuk lahan pertambangan 42,52 , lahan untuk kawasan lindung 19,48 , dan lahan hutan produksi terbatas 14,12 . Kemudian penggunaan lahan berikutnya adalah untuk perkantoran 0,06 , dan permukiman penduduk 2,14 . 4.6. Biologi Teluk Youtefa memiliki banyak sumberdaya alam yang biasa dimanfatkan oleh masyarakat dan perlu dilestarikan. Komponen biologi disekitar Teluk Youtefa terdiri dari dua kelompok yaitu akuatik dan terestrial. 4.6.1. Akuatik Tabel 11. Jenis biota air di Teluk Youtefa No Nama Latin Nama lokal Tobati dan Enggros Nafri 1 Bandeng Chanos chanos Rumeng Tamuanta 2 Samandar sejati Siganus vulpinus Menin Mnina 3 Lolosi biru Caesio caerulaunea ---- Osaokanane 4 Belanak Mugil cephalus Rar Hoyouw 5 Bawal hitam Parastromateus niger Soui ---- 6 Kembung Rastrelinger brachysoma Usau Osao 7 BubaraKwe Caranx cexfaciatus Orou Ebefrou 8 Bubara hijau Caranx melampygus Bokrorik --- 9 Bubara ekor kuning Gnathanodon Speciosus Mor --- 10 Bubara lebar Alectis ciliaris Obecoui --- 11 Kerong-kerong Terapon jarbua JobKambraw Hambirao 12 Japuh Dussumieria acuta --- Make 13 Kapasan Gerres kapas Hemos Homosi 14 Pari Dasyatis spp Sinyer Harao 15 Kerapu lumpur Epinephelius tauvina MefTramp Foru 16 Samandar papan Siganus gutatus Menin Frefre 17 Alu-alu Sphyaena barracuda SowoWes --- 18 Julung Hemirhampus spp Mu --- 19 Tenggiri Scomberomorus commoerson Forbor --- 20 Kepiting Scylia serrata Yapruki Harang 21 Cumi-cumi Loligo spp --- Miso 22 Udang Sumber: Data primer dan sekunder 1. Mangrove Mangrove adalah jenis tanaman berbiji berbelah dua dikotil yang hidup di habitat payau. Kelompok pohon di daerah mangrove terdiri atas jenis pohon tertentu saja atau sekumpulan komunitas pepohonan yang dapat hidup di air asin. Hutan mangrove biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan sub tropis, antara 320 Lintang Utara dan 380 Lintang Selatan. Apabila dilihat dari bentuk 89 akarnya ada yang muncul dari tanah ke atas berbentuk pinsil atau kerucut dan berfungsi sebagai akar pernafasan pneumatophores disebut akar pasak. Ada pula akar yang muncul ke atas tanah kemudian menekuk dan menancap lagi ke bawah, disebut akar lutut. Ada lagi yang berbentuk papan pipih disebut akar papan dan yang bertipe akar tongkat tumbuh melengkung dari batang bagian bawah masuk ke tanah sebagai penyangga pohon maupun menggantung di udara sebagai akar pernafasan. Bentuk daun bermacam-macam, ada yang oval, bulat lonjong, elips runcing, ujung daun bulat atau melengkung. Ketebalan daun juga bervariasi, ada yang tebal kaku berlapis semacam lilin, adapula yang tipis, permukaan daun ada yang mengeluarkan kristal garam atau ada yang berbintik-bintik. Buahnya berbiji dikotil dan vivipar untuk semua jenis bakau sejati. Bentuk dan ukuran bakal pohon propagules ada yang kecil panjang, berbentuk cerutu dengan ujung melengkung runcing dan ada yang bulat pendek. Bentuk bunga mangrove bervariasi dari yang berukuran kecil, bulat- bulat kecil sampai berbentuk kumpulan benang-benang berwarna putih. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, kekuningan atau ada yang merah jambu dan merah. 2. Lamun Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi di lingkungan bahari di zona intertidal antara air pasang dan air surut yaitu zone peralihan antara lautan dan daratan. Lamun, dalam bahasa daerah Tobati vasrak atau vas dan bahasa Nafri sasaro, hidupnya di perairan dangkal yang agak berpasir dan atau di daerah terumbu karang membentuk padang lamun yang cukup luas. Ekosistem ini merupakan ekosistem bahari yang produktif dan dapat mendukung kehidupan keanekaragam tumbuhan dan hewan yang menurut daerah setempat digunakan sebagai tempat untuk menempel, bernaung dan menyediakan makanan bagi ikan –ikan di sekitarnya. Luasan lamun Teluk Youtefa berdasarkan hasil analisis citra landsat ETM tahun 2004 dan hasil verifikasi di lapangan adalah sekitar 59,7 Ha. Padang lamun di teluk Youtefa sangat kurang berasosiasi dengan terumbu karang karena banyak