Dimensi pembangunan berkelanjutan. TINJAUAN PUSTAKA

29 lingkungan di sekitar teluk adalah turunnya kualitas fisik-kimia, dan biologi dan dampak tidak langsung adalah turunnya kemampuan daya dukung ekosistim teluk untuk mendukung produktivitas perairan. Dampak akibat turunnya daya dukung perairan adalah: 1 berkurangnya produksi perikanan, 2 tercemarnya air dan 3 pendangkalan teluk yang mengakibatkan kendala transportasi air pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. Berbagai ancaman ini berdampak pada kegiatan ekonomi dan kelestarian sumberdaya alam. Dahuri 2005 mengemukakan bahwa faktor sumber pencemar perairan adalah limbah domestik perkotaan domestic –urban wastes, limbah cair perkotaan urban stormwater, limbah cair pemukiman sewage pertambangan, limbah industri industrial wastes, limbah pertanian agriculture wastes, limbah perikanan budidaya dan air limbah pelayaran shipping waste water. Buangan limbah industri ke tanah dan atau permukaan badan air mengakibatkan sumberdaya air air tanah dan air permukaan tidak stabil untuk dimanfaatkan. Karenanya perlu pengolahan kembali reuse air limbah agar dapat digunakan dalam berbagai hal seperti irigasi. 2.7.2. Fungsi ekosistim teluk bagi kehidupan manusia Teluk terjadi karena peristiwa alami untuk menampung dan menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, dan atau sungai. Atau teluk adalah badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan. Teluk bisa berupa cekungan yang terjadi karena peristiwa alam yang kemudian menampung dan menyimpan air yang berasal dari hujan, mata air, rembesan, dan atau air sungai. Teluk memilki fungsi sebagai transportasi air, sumber perikanan, juga merupakan tempat hidup berbagai biota air, pengatur tata air, dan pengendali banjir. Pendangkalan teluk, pencemaran, eutrofikasi, introduksi spesies asing, eksploitasi sumberdaya, dan terjadinya konflik pemanfaatan air teluk telah menjadi isu dan permasalahan teluk di Indonesia dan tempat lainnya. Teluk merupakan kawasan yang sangat penting bagi perekonomian masyarakat karena potensial untuk tujuan wisata, sarana transportasi, perikanan. Keberadaan teluk meski ditujukan untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyakarat, ternyata dapat menimbulkan persoalan ekologis dan sosial. Hal ini menyebabkan perlunya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan teluk. 30 Permasalahan utama yang dihadapi oleh ekosistem teluk adalah tekanan pencemaran dari kegiatan industri, pertanian, perikanan, pariwisata, rumah tangga, dan introduksi spesies asing. Banyak teluk mengalami eutrofikasi dan pendangkalan akibat erosi, serta kehilangan spesies endemik akibat masuknya spesies asing yang memangsa spesis lain. Bagi manusia kepentingan teluk jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Keberadaan ekosistem teluk memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia rumah tangga, industri, dan perikanan. Beberapa fungsi penting ekosistem ini, sebagai berikut: 1 sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis florafauna yang penting, 2 sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya perikanan; 3 sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah; 3 memelihara iklim mikro, dimana keberadaan ekosistem teluk dapat mempengaruhi kelembapan dan tingkat curah hujan setempat; 4 sebagai sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat lainnya; 5 sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata. Teluk juga digunakan manusia untuk berbagai keperluan, misalnya untuk rekreasi, perikanan, dan pengendalian air limbah. Sebagai sumber air paling praktis, teluk sudah menyediakannya melalui terkumpulnya air secara alami melalui aliran permukaan yang masuk ke teluk, aliran sungai-sungai yang menuju ke teluk dan melalui aliran di bawah tanah yang secara alami mengisi cekungan dimuka bumi ini. Bentuk fisik Teluk Youtefa pun memberikan daya tarik sebagai tempat membuang yang praktis. Jika kita membiarkan semua demikian, maka akan mengakibatkan Teluk Youtefa tak akan bertahan lama berada di muka bumi. Ekosistem teluk tidak dikelola sebagaimana mestinya, sebaliknya untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar, teluk diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup dan cara bermukim manusia. 31

2.8. Pemantauan kualitas air

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa kelas menurut peruntukannya. Menurut Mason 1993 yang diacu dalam Effendi 2003, pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut:1 Environmental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan ;2 Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel – variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air; 3 appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum. Pada hakekatnya, pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan sebagai berikut; 1 mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi; 2 membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan peruntukanya. 2.8.1. Air permukaan surface water Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan surface water dan air tanah groud water. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, teluk, waduk, rawa, dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Air tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basins. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan surface run off; dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai river run off. Sekitar 69 air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan essalju, dan sisanya berasal dari air tanah. Wilayah di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin. Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air tergenang standing waters atau lentik dan badan air mengalir flowing waters. 32 2.8.2. Perairan tergenang lentik Perairan tergenang meliputi, kolam, waduk reservoir, rawa wetland, dan sebagainya. Perairan tergenang lentik, biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air yang terjadi secara vertikal.

2.9. Estuari

2.9.1. Pengertian estuari Estuari adalah luasan badan air pantai setengah tertutup yang berhubungan langsung dengan laut terbuka, jadi sangat terpengaruh oleh gerakan pasang surut air laut yang bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan. Clark, 1974. Kemudian menurut Dahuri et al, 2008 Estuari adalah teluk di pesisir, tempat air tawar dan air laut bertemu dan bercampur. Kebanyakan estuari didominasi oleh substrat berlumpur. Substrat berlumpur ini merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Di antara partikel yang mengendap di estuari kebanyakan bersifat organik. Akibatnya substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan inilah yang menjadi cadangan makanan yang besar bagi organisme estuari. Clark 1974 mengemukakan bahwa ekosistem estuari bernilai ekonomis tinggi karena terdiri dari kombinasi bentuk dan fungsinya yang secara sendiri- sendiri maupun secara kombinasi memiliki fungsi sebagai berikut: 1 struktur fisik yang setengah tertutup: melindungi wilayah badan air dari gaya gelombang dan memberikan kesempatan pada tumbuhan unluk dapat berakar, tumbuh dan menjeratmenampung biota dan nutrient, 2 perairan yang dangkal: memungkinkan cahaya matahari untuk tembus ke dalam estuari sehingga mendukung tumbuhnya tumbuhan rawa dan biota rawa pasang surut, serta menghalangi predator laut yang biasanya menghindari perairan dangkal, 3 Salinitas: aliran air tawar dapat menimbulkan perbedaan salinitas yang lebih tinggi dan lebih berat sehingga menimbulkan aliran yang terstratifikasi, 4 sirkulasi: menjadi suatu transport system yang menguntungkan bagi kehidupan strata rendah, karena dengan aliran yang terstratifikasi tadi, aliran permukaan ke luar ke arah laut dan aliran dasar masuk ke wilayah estuari serta memungkinkan organisme berkumpul dalam suatu habitat melalui proses adaptasi. 5 arus 33 pasang surut: energi pasang surut menjadi tenaga pengubah yang kuat; aliran arus pasang surut memindahkan nutrient dan kehidupan, mengencerkan dan membuang limbah; irama pasang surut berfungsi sebagai regulator yang penting bagi penyediaan makanan dan perkembang biakan kehidupan. 6 gudang nutrient: mekanisme penjerat di wilayah estuarin berfungsi sebagai penyimpan nutrisi, contohnya adalah rawa dan padang lamun menyimpan nutrient untuk dilepaskan secara perlahan-lahan sebagai detritus. Ada tiga komponen fauna di estuaria yaitu fauna lautan, air tawar dan payau atau estuari. Komponen fauna yang terbesar didominasi oleh fauna lautan, Jumlah organisme yang menghuni estuari lebih sedikit jika dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar atau laut. Sedikitnya jumlah spesies ini disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, terutama fluktuasi salinitas yang sangat besar sehingga hanya beberapa spesies saja yang mampu bertahan hidup di estuari. Selain miskin dalam jumlah organisme, estuari juga miskin akan flora. Perairan estuari sangat keruh sehingga tumbuhan mencuat saja yang dapat tumbuh. Parameter lingkungan utama untuk ekosistem estuari adalah 1 aliran sungai, seperti limbah, toksikan, sedimen dan nutrient; 2 sifat-sifat fisik air laut, seperti pasang, surut arus laut dan gelombang. 2.9.2. Kawasan estuari Sebagian besar daerah pesisir di Teluk Youtefa dipengaruhi oleh keberadaan estuari. Beberapa daerah yang memiliki kawasan estuari antara lain: kawasan estuari DAS kali acai, Siborghoni, Entrop, Hanyaan. Kawasan muara sungai rentan terhadap kerusakan dan perubahan baik alami maupun akibat kegiatan manusia. Muara yang terletak di daerah perkotaan, industri dan daerah pemukiman seringkali mendapat tekanan yang besar. Nybakken 1982, dan Clark 1974 melihat estuari dari tiga aspek, yaitu komposisi fauna, vegetasi estuari, dan plankton estuari. Ada tiga komponen fauna di estuari; komponen fauna laut, air tawar. dan air payau estuari. Menurut Koesoebiono 1991 , hewan air yang hidup di wilayah estuari terjadi atas: 1 spesies-spesies yang endemik tinggal di estuari sepanjang hidupnya 34 seperti berbagai macam kerang, kepiting, dan berbagai jenis ikan. 2 s pesies yang tinggal untuk sementara waktu di estuari, seperti larva beberapa jenis udang dan ikan yang setelah dewasa bermigrasi ke laut bebas. 3. beberapa spestes ikan yang menggunakan estuari sebagai jalur imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya seperti ikan sidat dan salmon. Lebih lanjut disebutkan bahwa tumbuhan estuari terdiri atas tumbuhan berakar seperti mangrove yang tumbuh di daerah pasang surut dan bermacam lamun sea grass, serta ganggang makro sea weed yang tumbuh di dasar perairan. Selain itu, terdapat pula ganggang yang berukuran mikroskopis yang hidup sebagai plankton nabati yang hidup melekat menyelimuti daratan-daratan lumpur yang tampak pada waktu air surut atau melekat pada daun-daun. Estuari mempunyai beberapa macam tipe dan defmisi. Hal ini disebabkan oleh beberapa bentuk geomorfologis garis pantai, yang bentuknya seperti estuari semi tertutup, estuari dataran pesisir atau rawa, estuari tipe tektonik, teluk dangkal yang sering dianggap sebagai estuari. Nybakken 1992 mendefinisikan bahwa estuari aestus, air pasang adalah lingkungan pantai berbentuk teluk yang sebagian tertutup atau semi tertutup, dan tejadi pertemuan dan percampuran antara air tawar dan air laut. Hutabarat dan Evans 2008 menyebutkan bahwa estuari merupakan daerah percampuran antara air sungai atau tawar dan air laut, daerah ini mempunyai salinitas rendah dibanding dengan laut terbuka. Jadi defmisi di atas memberi pengertian bahwa adanya hubungan bebas antara laut dengan sumber air tawar, paling sedikit selama setahun. proses percampuran sangat kompleks. Air tawar yang berasal dari sungai mempunyai densitas yang lebih kecil dibanding air laut dan cenderung mengapung di atas permukaan air laut. Di daerah estuari terdapat dinamika salinitas yang berlangsung secara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang surut. Massa air tawar yang masuk ke estuari pada waktu surut mengakibatkan salinitas rendah. Pada saat air pasang, massa air laut masuk ke dalam estuari dan bercampur dengan air tawar, akibatnya salinitas dalam estuari meningkat. Wilayah estuari dapat juga dibagi menjadi tiga bagian: 1 estuari bagian mulut sungai yang berhubungan dengan air tawar dan dipengaruhi oleh pasang