Waktu dan tempat penelitian

71 Tabel 7. Penentuan nilai skor derajat mutu air Jumlah contoh air Nilai Parameter Fisika Kimia Bakteriologi 10 Maksimum -1 -2 -3 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -9 ≥ 10 Maksimum -2 -4 -6 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18 Sumber: Center, 1977 dalam Kep-Men LH No. 115 tahun 2003. Pemahanan dari pembobotan metode tersebut adalah: 1. Bila standar bakteriologis tidak memenuhi, maka dianggap 3 kali lebih penting dibandingkan bila parameter kimia tidak terpenuhi. Bila standar kimia tidak terpenuhi, maka dianggap 2 kali lebih penting dibandingkan bila parameter fisika tidak terpenuhi. Dengan menggunakan nilai numerikal negatif, maka pembobotan tersebut dapat dihitung 2. Bila nilai rata-rata parameter tidak memenuhi standar, maka dianggap 3 kali lebih penting dibanding bila nilai maksimum atau minimum tidak memenuhi standar. Sehingga nilai negatif numerik rata-rata diberi 3 kali lebih tinggi dibanding nilai maksimum atau minimum 3. Titik stasiun sampling yang mempunyai data 10 titik atau lebih diberi bobot 2 kali lebih penting dibanding titik dengan data kurang dari 10. Dengan demikian nilai bobot negatif yang diberikan pada stasiun dengan 10 data atau lebih adalah 2 kali lebih tinggi dibanding stasiun dengan data yang kurang dari 10 3.5.1.3. Penentuan tingkat pencemaran. Penentuan tingkat pencemaran air di Teluk Youtefa terhadap parameter kualitas air yang diijinkan mengacu pada KepMen Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003, yaitu menggunakan metode indeks pencemaran IP. Metode ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat atau tidaknya air Teluk Youtefa dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter- parameter tertentu. Pada penelitan ini parameter kualitas air yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran adalah: pH, TSS, TDS, BOD, COD, N-NO 3 , PO 4 , NH 3. 72 Penentuan tingkat pencemaran dengan indeks pencemaran IP dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Memilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik, 2. Memilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang, 3. Menghitung nilai C i L ij tiap parameter pada setiap lokasi sampling, 4. a Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO, tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum C im misal untuk DO, maka C im merupakan nilai DO jenuh. Dalam kasus ini nilai C i L ij hasil pengukuran digantikan oleh nilai C i L ij hasil perhitungan yaitu b. Jika nilai baku L ij memiliki rentang, maka c. Jika dua nilai C i L ij berdekatan dengan nilai acuan 1,0, misal C 1 L 1j = 0,9 dan C 2 L 2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal C 3 L 3j = 5,0 dan C 4 L 4j = 10,0, maka tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah: 1 penggunaan nilai C i L ij hasil pengukuran kalau nilai ini 1,0 2 penggunaan nilai C i L ij baru jika nilai C i L ij hasil pengukuran 1,0 C i L ij baru = 1,0 + P. Log C i L ij hasil pengukuran P adalah konstanta biasanya digunakan 5 5. Menentukan nilai rata-rata C i L ij R dan nilai maksimum C i L ij M dari keseluruhan C i L ij 6. Menentukan harga indeks pencemaran IP menggunakan formula: [C i L ij rata-rata ] untuk C i L ij rata-rata C i L ij baru = {L ij max L ij rata-rata } C im C i hasil pengukuran C i L ij baru = C im L ij [C i L ij rata-rata ] untuk C i ≤ L ij rata-rata C i L ij baru = {L ij min L ij rata-rata } 73 Dengan: IP = indeks pencemaran C i = konsentrasi parameter kualitas air i L ij = baku mutu peruntukan air j C i L ij M = nilai maksimum C i L ij C i L ij R = nilai rata-rata C i L ij Evaluasi terhadap nilai indeks pencemaran IP Sumitomo dan Nemerow adalah: 0 ≤ IP ≤ 1,0 : memenuhi baku mutu kondisi baik 1,0 IP ≤ 5,0 : tercemar ringan 5,0 IP ≤ 10 : tercemar sedang IP 10 : tercemar berat 3.5.2. Pengukuran beban pencemaran, kapasitas asimilasi, dan flushing time 3.5.2.1. Beban pencemaran dan kapasitas asimilasi 1. Tujuan penelitian : Menganalisis beban dan kapasitas asimilasi 2. Metode pengumpulan data : In situ dan laboratorium 3. Variabel yang diamatai : Beban Pencemaran dengan paramater yang diukur adalah debit sungai Q dan konsentrasi limbah C 4. Metode analisa data : Analisis beban pencemaran dilakukan dengan perhitungan langsung debit di muara – muara sungai yang menuju Teluk Youtefa. Cara perhitungan beban pencemaran didasarkan pada pengukuran debit sungai dan konsentrasi limbah di muara sungai – sungai yang menuju Teluk Youtefa berdasarkan model berikut : BP = QC.......................................................................................................1a Chapra 1997 BP = ∑ Q i x C i x 3600 x 24 x 30 x 1 x 10 -6 ............................................1b BP = Beban pencemaran yang berasal dari sungai tonbulan Q i = Debit sungai ke-i m 3 detik C i = Konsentrasi limbah parameter ke-i mgl Nilai kapasitas asimilasi didapatkan dengan cara membuat grafik hubungan antara konsentrasi masing – masing parameter limbah di perairan teluk dengan total beban pencemaran parameter tersebut di muara sungai. Titik perpotongan dengan nilai C i L ij 2 M + CiL ij 2 R IP = √ 2 74 baku mutu Kepmen LH No.51 tahun 2004 untuk biota laut yang berlaku untuk setiap parameter disebut sebagai nilai kapsitas asimilasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pencemaran di muara sungai secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : y = fx ...................................................................................................... 2 Secara matematis persamaan regresi linier dapat dituliskan : y = a + bx ........................................................................................... ........... 3 dimana x = nilai parameter di sungai y = nilai parameter di perairan Teluk a = nilai tengahrataan umum b = koefisien regresi untuk parameter di sungai Peubah x merupakan jumlah nilai dari seluruh muara yang diamati untuk parameter tertentu dan y merupakan nilai parameter di perairan Teluk. 3.5.2.2. Flushing time waktu dirus Salah satu pendekatan pengelolaan daerah pesisir adalah menggunakan konsep flushing time waktu pembilasan. Metode tersebut sering digunakan untuk menentukan berapa besar potensi yang dapat membahayakan untuk suatu daerah estuarin yang dapat ditolerir sebelum suatu ekosistem itu terkena dampak. Waktu pembilasan flushing time dari massa air tawar oleh air laut merupakan salah satu aspek dari proses pencampuran yang penting untuk Kapasitas asimilasi B aku mutu Beban pencemaran di muara sungai y Persamaan regresi linier: Y = a + bx x = nilai parameter di sungai y = nilai parameter di laut Gambar 16. Kapasitas asimilasi Ko n se n tras i p o lu tan d i te lu k