Kondisi umum perairan sungai
89
akarnya ada yang muncul dari tanah ke atas berbentuk pinsil atau kerucut dan berfungsi sebagai akar pernafasan pneumatophores disebut akar pasak. Ada pula
akar yang muncul ke atas tanah kemudian menekuk dan menancap lagi ke bawah, disebut akar lutut. Ada lagi yang berbentuk papan pipih disebut akar papan dan
yang bertipe akar tongkat tumbuh melengkung dari batang bagian bawah masuk ke tanah sebagai penyangga pohon maupun menggantung di udara sebagai akar
pernafasan. Bentuk daun bermacam-macam, ada yang oval, bulat lonjong, elips
runcing, ujung daun bulat atau melengkung. Ketebalan daun juga bervariasi, ada yang tebal kaku berlapis semacam lilin, adapula yang tipis, permukaan daun ada
yang mengeluarkan kristal garam atau ada yang berbintik-bintik. Buahnya berbiji dikotil dan vivipar untuk semua jenis bakau sejati. Bentuk dan ukuran bakal
pohon propagules ada yang kecil panjang, berbentuk cerutu dengan ujung melengkung runcing dan ada yang bulat pendek.
Bentuk bunga mangrove bervariasi dari yang berukuran kecil, bulat- bulat kecil sampai berbentuk kumpulan benang-benang berwarna putih. Warnanya
bermacam-macam, ada yang putih, kekuningan atau ada yang merah jambu dan merah.
2. Lamun Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi di lingkungan
bahari di zona intertidal antara air pasang dan air surut yaitu zone peralihan antara lautan dan daratan. Lamun, dalam bahasa daerah Tobati vasrak atau vas
dan bahasa Nafri sasaro, hidupnya di perairan dangkal yang agak berpasir dan atau di daerah terumbu karang membentuk padang lamun yang cukup luas.
Ekosistem ini merupakan ekosistem bahari yang produktif dan dapat mendukung kehidupan keanekaragam tumbuhan dan hewan yang menurut daerah setempat
digunakan sebagai tempat untuk menempel, bernaung dan menyediakan makanan bagi ikan
–ikan di sekitarnya. Luasan lamun Teluk Youtefa berdasarkan hasil analisis citra landsat ETM
tahun 2004 dan hasil verifikasi di lapangan adalah sekitar 59,7 Ha. Padang lamun di teluk Youtefa sangat kurang berasosiasi dengan terumbu karang karena banyak
90
terumbu karang yang sudah rusak. Padang lamun di daerah hulu kampung Tobati didominasi oleh Enhalus acoroides dengan luas tutupan 60 . Padang lamun di
daerah substrat pasir berlumpur dekat kampung enggros didominasi oleh Cymodocea rotundata, sedangkan di daerah substrat pasir terdapat jenis Halodule
pinifolia, Halophila ovalis, Halophila minor dan Enhalus acoroides. Sebelah timur kampung nafri didominasi oleh enhalus acoroides dengan luas tutupan 5
– 20. Berdasarkan luas tutupan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
2004 di atas maka padang lamun di Teluk Youtefa dikategorikan rendah sampai sedang atau dalam kondisi kurang sehat.
Kondisi ekosistem padang lamun sudah banyak mengalami gangguan sehingga tidak utuh lagi, di daerah sebelah timur kampung nafri pun sudah
mengalami kerusakan fisik, di kampung tobati dan enggros rusak karena dilalui perahu-perahu untuk transportasi dan nelayan pada kondisi air surut. Padang
lamun di beberapa tempat di sekitar dermaga pasar abepura sudah habis, ini diduga akibat adanya kegiatan pembuangan limbah domestik terutama dari
pemukiman dan dari pasar youtefa yang dibuang ke saluran pembuangan yang bermuara ke Teluk Youtefa, serta banyaknya pasokan sedimen dari hulu akibat
pembukaan lahan pemukiman dan adanya lahan marginal. 4.6.2. Terestrial
Tabel 12. Produksi tanaman sayur di Kota Jayapura tahun 2008 dan 2009 ton
No Jenis sayuran
Tahun 2008
Tahun 2009
Jumlah
1 Bayam
272 11,10
392 10,24
664 2
Kangkung 472
19,25 528
13,80 1.000
3 Buncis
96 3,91
147 3,85
243 4
Kacang panjang 304
12,40 444
11,60 748
5 Tomat
150 6,12
264 6,90
414 6
Ketimun 252
10,28 300
7,85 552
7 Labu siam
--- ---
--- ---
--- 8
Lobak ---
--- ---
--- ---
9 Cabe
213 8,70
246 6,43
459 10
Bawang merah 92
3,76 96
2,50 188
11 Bawang daun
28 1,14
28 0,74
56 12
Sawi 448
18,28 616
16,11 1064
12 Wortel
--- ---
--- ---
--- 13
Lainnya 124
5,06 764
19,98 888
Jumlah 2451
100 3825
100 6276
Sumber: Kota Jayapura dalam angka, 2010
91
Data di atas tabel 12 menunjukkan bahwa produksi tanaman sayur tertinggi adalah jenis sayuran kangkung 19,25 . kemudian jenis sayuran sawi 18,28 .
Sedangka produksi terendah adalah jenis sayuran bawang daun 1,14 . Tabel 13. Produksi tanaman buah di Kota Jayapura tahun 2008 dan 2009 ton
No Jenis buah-buahan
Tahun 2008
Tahun 2009
Jumlah
1 Alpokat
396 10,70
396 10,37
792 2
Mangga 548
14,81 548
14,34 1.096
3 Rambutan
104 2,81
104 2,72
208 4
Langsat 96
2,60 96
2,51 192
5 Jeruk
220 5,94
220 5,76
440 6
Durian ---
--- ---
--- ---
7 Jambu
108 2,92
108 2,83
216 8
Sawo ---
--- ---
--- ---
9 Pepaya
596 16,10
608 15,91
1.204 10
Pisang 688
18,61 733,5
19,19 1.421,5
11 Salak
152 4,10
152 3,98
304 12
Nenas 136
3,68 160
4,19 296
12 Nangka
108 2,92
108 2,82
216 13
Semangka 548
14,81 588
15,38 1.136
Jumlah 3.700
100 3.821,5
100 7521,5
Sumber: Kota Jayapura dalam angka, 2010 Data di atas tabel 13 menunjukkan bahwa produksi tanaman buah tertinggi
adalah jenis buah pisang 18,61 atau 688 ton, kemudian jenis buah pepaya 16,10 atau 596 ton. Sedangka produksi terendah adalah jenis buah langsat 2,60 atau
96 ton pada tahun 2008. Produksi tanaman buah pada tahun 2009 tidak berbeda secara signifikan dibanding pada tahun 2008.
Gambar 24 menunjukkan bahwa produksi buah pisang memiliki produksi tertinggi dibanding produksi buah lainnya, diikuti dengan produksi buah pepaya,
Gambar 24. Diagram buah di Kota Jayapura tahun 2010
92
mangga, dan semangka. Hal tersebut dapat terlihat di lapangan seperti di beberapa pasar, dan swalayan. Buah-buahan tersebut mendominasi di pasaran. Produksi buah
terendah adalah langsat, nangka, dan jambu. Sedangkan produksi durian dan sawo tidak ada. Hal tersebut di duga bahwa tanaman tersebut tidak merupakan produksi
unggulan di Kota Jayapura atau tanaman tersebut tidak ada. Tanaman durian dan sawo hanya terdapat di Kabupaten Jayapura.
4.7. Kondisi sosial ekonomi 4.7.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Jayapura pada tahun 2010 mencapai 242.267 orang terdiri atas 128.576 jiwa penduduk laki-laki 53,07 dan 113.691 jiwa penduduk
perempuan 46,93 dengan tingkat kepadatan 2,57 jiwaha dan pertumbuhan rata- rata 4,10 pertahun. Perkembangan pembangunan Kota Jayapura yang cukup pesat
menimbulkan daya tarik dari daerah sekitar maupun dari luar Papua, sehingga mengakibatkan jumlah penduduk Kota Jayapura menjadi semakin bertambah.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tiap kecamatan di Kota Jayapura pada tahun 2009 diperlihatkan pada tabel 14
Tabel 14 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan
No Distrik
Laki-Laki Perempuan
Jumlah 1
Abepura 34.574
29.866 64.440
2 Jayapura Selatan
34.592 29.844
64.436 3
Heram 18.682
16.906 35.588
4 Jayapura Utara
33.909 32.656
66.565 5
Muara Tami 6.819
4.419 11.238
Jumlah 128.576
113.691 242.267
Sumber: Kota Jayapura dalam angka 2010 Berdasarkan komposisi penduduk tiap distrik pada tahun 2009 bahwa jumlah
penduduk terbanyak terdapat di Jayapura Utara, Abepura, dan Jayapura Selatan. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di distrik Muara Tami.
4.7.2. Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk melihat perkembangan kota. Komposisi Kota Jayapura berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2010 terbanyak adalah pada tingkat SD sebanyak 31.873 jiwa
37,91 , kemudian tingkat pendidikan universitas sebanyak 18.699 jiwa 22,24 . Sedangkan tingkat pendidikan terendah adalah pada tingkat kejuruan 4.047
93
4,81 . Komposisi jumlah dan porsentase penduduk Kota Jayapura tahun 2010 berdasarkan tingkat pendidikan selengkapnya dapat diperlihatkan pada gambar 25.
4.7.3. Sebaran marga-marga suku asli Teluk Youtefa
a. Kampung tobati yaitu: Hamadi, Ireuw, Injama, Dawir, Assor, Mano, Haazi, Afaar, Habakuk, Itar, Sremsrem;
b. Kampung enggros yaitu: Sanyi, Drunyi, Merauje, Semra, Hanasbei, Iwo, Haai, Samai, Hamadi, Habakuk, Itar;
c. Kampung Nafri yaitu: Hamueki, Marahabia, Aulinero, Acali, Kay, Tamian, Awi, Fingkrew
4.7.4. Karakteristik budaya Teluk Youtefa memiliki 3 tiga suku asli yang hidup dalam suatu
perkampungandesa yaitu tobati, enggros dan nafri. Suku tobati termasuk dalam suku bangsa malanesia, mereka termasuk dalam kelompok suku yang terdapat di
Teluk Humbolt. Kelompok suku ini terdiri dari kelompok orang kayu pulau, nafri, skow dan tobati. Suku tobati memiliki dua kelompok masyarakat yaitu tobati
Tobatji yang artinya sudah jadi orang di sini atau kampung saya di sini dan enggros Injros terdiri dari dua kata yaitu inj tempat dan ros dua maka artinya
tempat tinggal kampung kedua, karena perkembangan dan jumlah penduduk pada akhirnya kedua kelompok masyarakat yang dulunya bersatu kini terpisah.
Orang tobati mengisahkan bahwa dahulu hanya ada satu kampung besar tobati, namun karena perkembangan jumlah penduduk sehingga dua klen yaitu
Drunyi dan Sanyi pindah ke tempat permukiman kedua Injros. Dalam sistem kekerabatan dikenal istilah Matarumah untuk menyebutkan beberapa keret yang
Gambar 25 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
94
merupakan satu sub-klen, disebut matarumah karena pada mulanya mereka bersama-sama menghuni satu rumah besar yang dibagi menjadi beberapa
kekerabatan. Bilik-bilik keluarga itulah yang kemudian terpecah dan disebut matarumah yang kemudian berkembang meliputi beberapa keret.
4.7.5. Kondisi budaya Tahun 1858 orang Belanda pada awalnya datang dengan menggunakan
kapal laut ETNA yang dipimpin oleh H.D.A. Van Der Goes, kemudian mendirikan pos pertama Belanda di Teluk Youtefa tepatnya di pulau debi yang
kemudian pernah juga diduduki oleh orang Jepang sekitar tahun 1942. Penyebaran agama kristen pertama kali di Kota Jayapura dimulai dari pulau debi oleh seorang
penginjil dari Maluku yang bernama pendeta laurents tanamal pada tahun 1923. Suku tobati hanya mengenal dan menggunakan satu bahasa yaitu bahasa
Indonesia yang digunakan pada acara pertemuan-pertemuan resmi dan untuk berkomunikasi dengan kelompok luar yang bukan suku mereka. Mereka
menggunakan bahasa pidgin english untuk berkomunikasi dengan saudara-saudara mereka yang berada di Negara Papua New Guinea.
Orang tobati termasuk dalam rumpun suku melanesia, berkulit hitam dan berambut keriting, tinggi badan pria berkisar 165 - 175 cm. Orang-orang tobati
yang tinggal di kawasan tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan. 4.7.6. Struktur sosial
Penduduk kampung tobati dan Injros terdiri dari beberapa keret yang mengikuti garis keturunan ayah Patrilineal. Menurut struktur adat, pimpinan
masyarakat kedua kampung ondoafi besar adalah dari keret hamadi, namun dalam masing-masing keret terdapat pimpinan keret yang disebut kepala suku.
Selain kepala suku besar atau ondoafi besar, dalam kedua kampung ini masing- masing terdapat keret utama. Keret utama di kampung tobati adalah hamadi dan
ireuw. Keret lain yang dianggap golongan bawah antara lain haai, dawir, asor, hababuk, injama, afaar, mano, dan itar. Sedangkan di kampung injros dua keret
utama adalah sanyi dan drunyi. Sebagai lapisan bawah terdapat sembilan keret, yakni meraujwe, semra, hanasbei, iwo, haai, samai, hamadi, hababuk dan itar.
95
Terdapat pembagian peran antara keret utama maupun keret bawah menurut kedudukannya. Keret hamadi sebagai Ondoafi Besar berperan
mengawasi, mengatur dan memutuskan segala hal yang berhubungan dengan kepentingan bersama masyarakat kedua kampung. Keret Itar adalah kepala suku
bagian perburuan babi maksudnya dialah yang berhak mengatur perburuan babi hutan, atau membeli babi peliharaan kerabatnya untuk keperluan suatu pesta adat.
Drunyi adalah kepala suku Taring, yakni berhak meyimpan dan mengatur alat-alat penangkapan tradisional yang dibutuhkan untuk menangkap ikan.
4.7.7 Pola-pola pengalihan hak atas penguasaan lahan Teluk Youtefa yang letaknya relative berdekatan dengan Kota Jayapura
mempunyai beberapa permasalahan dan harus mendapat perhatian khusus dalam hal pengelolaan serta pengamanan kawasan tersebut demi kepentingan konservasi.
Salah satu permasalahan yang terjadi dalam Teluk Youtefa adalah pemanfaatan lahanjual beli lahan.
Selain keperluan lahan untuk berkebun dan pemukiman, banyak juga permintaan pemilikan tanah oleh kelompok masyarakat, sehingga pihak
masyarakat pemilik tanah menjualnya pada pihak ketiga. Hal ini terjadi seiring dengan dibukanya ruas jalan entrop kelapa dua sehingga memberi peluang
kepada masyarakat untuk berusaha memiliki tanah di sepanjang jalan tersebut. 4.7.8. Pola konsumsi
Masyarakat Teluk Youtefa sebagai masyarakat nelayan lebih banyak mengkonsumsi ikan sebagai lauk utama. Setelah akses ke pasar cukup lancar,
proporsi konsumsi semakin berkurang karena sebagian besar dari tangkapan dijual ke pasar. Selain itu, makanan pokok masyarakat juga mengalami banyak
perubahan dari sagu ke nasi. Jika di masa lalu masih ada interaksi sosial yang baik antara sesama keluarga untuk menokok sagu, sekarang fungsi sosial seperti itu
semakin jarang terjadi. Masyarakat youtefa sudah mengenal berbagai kebutuhan dapur seperti layaknya orang di kota. Mereka membeli semua keperluan dapur
dengan uang hasil menjual hasil buruan, ternak atau ikan. Budaya saling berbagi hasil tangkapan yang berlebih juga masih ditemukan di kampung youtefa.
4.7.9. Produksi perikanan, pengolahan dan pemasaran
96
4.7.9.1. Tingkat produksi berdasarkan alat tangkap Setiap alat tangkap memiliki produktifitas yang berbeda dimana
kelompok alat tangkap jaring pukat pantai, jaring angkat mempunyai produktivitas yang tinggi. Alat tangkap pancing dan alat tangkap lain memiliki
produktifitas sedang, kemudian penangkapan hasil laut tanpa alat atau memungut memiliki produktivitas yang rendah. Produktivitas alat tangkap ini juga
dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan atau biota laut lainnya. Hasil tangkapan nelayan pada musim ikan normal dengan alat tangkap
jaring dapat mencapai 20 – 30 ekor atau 3 – 4,5 kgtrip. Puncak musim ikan hasil
tangkapan dapat berkisar dari 1,5 – 2 termos 1 termos dapat berisi 200 ekor ikan
ukuran sedang atau sekitar 45 - 60 kg untuk ikan kembung, belanak dan ikan layur.
Hasil tangkapan cumi-cumi, biasanya berkisar dari 50-60 ekortrip 10-20 kgtrip pada musim terang dan 10 ekortrip 1,6-2 kgtrip pada musim gelap.
Pukat pantai masyarakat menyebutnya jaring dampar dalam semalam dapat menghasilkan 60 keranjang ikan hasil tangkapan. Bagan perahu ataupun bagan
rakit dengan bantuan lampu petromaks atau lampu neon dapat menangkap ikan 5- 50 coolbox atau 25
– 250 kgtrip. Satu coolbox dapat mencapai 100 – 200 ekor ikan ukuran kecil atau bila masyarakat menjualnya bernilai Rp 300.000,-cool
box. Alat tangkap pancing berupa pancing tenda maupun pancing dasar serta
alat tangkap lain kelawai, tombak dan lain-lain biasanya memiliki hasil tangkapan yang tidak terlalu banyak. Pada keadaan normal hasil tangkapan alat
pancing tidak sebanyak hasil tangkapan alat tangkap jaring meskipun alat tangkap pancing telah dimodifikasi dengan memberi kail yang banyak.
4.7.9.2. Tingkat produksi per komoditi Hasil tangkapan setiap jenis komoditas bervariasi antar kampung. Hasil
tangkapan tersebut merupakan rata-rata hasil tangkapan nelayan per orang atau per kepala keluarga dengan variasi alat tangkap. Rata-rata waktu operasi
penangkapan 4 hari dalam seminggu atau 16 hari dalam sebulan. Hasil tangkapan
97
tertinggi berasal dari komoditas ikan, disusul kerang-kerangan, cumi-cumi dan teripang seperti disajikan pada Tabel 15
Tabel 15. Tingkat produksi per komoditi per kampung Nama
Kampung Jenis, produksi kgbln, dan rata-rata
Cumi- cumi
Rata- rata
Ikan segar
Rata- rata
Kerang Rata- rata
Teripang Rata- rata
Abepantai ---
50-100 75
--- --
9-10 9,5
Tobati 20-100
60 504
35-400 217,5
8-9 8,5
Enggros 24-120
82 50-100
75 48-480
204 16-18
264 Nafri
--- ---
45 45
--- ---
4-6 5
Sumber : Kota Jayapura dalam angka 2010 Keterangan: Ikan campuran; termasuk cangkang kerang
Tabel 15 di atas memperlihatkan bahwa tangkapan ikan segar bervariasi antar kampung. Hasil tangkapan ikan tertinggi dihasilkan oleh nelayan kampung
enggros dan abe pantai, sedangkan hasil tangkapan ikan terendah berasal dari nelayan kampung tobati dan nafri. Nelayan tobati, enggros dan abe pantai dapat
menangkap ikan dalam kisaran 3 – 60 kgtrip dalam musim biasa dan musim
puncak ikan, sedangkan nelayan di kampung nafri hasil tangkapannya di bawah produksi tersebut
Hasil tangkapan cumi-cumi terbanyak di kawasan teluk dihasilkan oleh nelayan di kampung tobati dan enggros. Nelayan kampung enggros pada musim
bulan terang dapat menangkap 50 – 60 ekortrip atau 10 kgtrip dan saat musim
gelap hanya dapat menangkap cumi sebanyak 10 ekortrip atau 2 kgtrip diperkirakan setiap ekor cumi memiliki berat 200 gr.
Hasil tangkapan teripang bervariasi dari 5 kgbulan di kampung nafri sampai tertinggi 17 kgbulan di kampung enggros. Nelayan bila beruntung dapat
menangkap sampai 5 ember berukuran sekitar 30 liter dan sebaliknya hanya dapat 1 sampai 2 ember. Hasil tangkapan kerang terbanyak berasal dari kampung
enggros disusul nelayan kampung tobati dengan produksi masing-masing 217,5 kgbulan dan 264 kgbulan.
Perbedaan hasil tangkapan terutama disebabkan oleh penggunaan jenis alat tangkap dan orientasi penangkapan nelayan setiap kampung. Hasil tangkapan
didominasi oleh komoditas ikan karena orientasi penangkapan lebih ditujukan pada berbagai jenis ikan. Hal ini didukung oleh banyaknya alat tangkap jaring dan
98
armada penangkapan yang dominan digunakan untuk menangkap ikan. Sementara komoditas lain merupakan prioritas berikutnya.
Perbedaan hasil tangkapan juga disebabkan oleh perbedaan kondisi kampung. Kampung enggros mengungguli semua kampung dalam produksi
semua jenis komoditas karena letak kampungnya berada di tengah-tengah perairan Teluk Youtefa. Selain itu warga kampung enggros memiliki sedikit pilihan dalam
menentukan jenis pekerjaan tambahan lain sehingga pada umumnya masyarakat di kampung ini lebih fokus pada pekerjaan sebagai nelayan. Sebaliknya nelayan di
kampung nafri, ada banyak pilihan pekerjaan yang mempengaruhi motivasi melaut mereka.
4.7.9.3. Pengolahan Usaha pengolahan ikan di kawasan Teluk Youtefa dilakukan secara
sederhana dan skala kecil. Jenis pengolahan yang dilakukan umumnya dalam bentuk pengeringan dan pengasapan. Jenis hasil perikanan yang pengolahannya
dilakukan melalui pengeringan umumnya adalah teripang yakni dengan cara menjemur di bawah terik matahari. Pengolahan dengan cara pengasapan
dilakukan terhadap komoditi kerang bia. 4.7.9.4. Pemasaran
Pemasaran hasil perikanan yang dilakukan oleh pelaku perikanan dilakukan di kawasan Teluk Youtefa. Hasil tangkapan dari kampung tobati,
enggros, dan pantai abe dipasarkan di pasar hamadi dan pasar youtefa. Hasil tangkapan dari nafri dipasarkan di pasar youtefa. Harga jual kerang olahan Rp
3.000tusuk 1 tusuk berisi 15 kerang. Kerang segar berharga Rp 5.000- 7.500kg, cumi-cumi segar Rp 30.000 per tumpuk satu tumpuk 5 ekor cumi-cumi
berukuran sedang atau Rp 5.000-10.000ekor cumi ukuran besar. Harga jual ikan samandar satu tumpuk 5 ekor ukuran besar Rp 10.000 sedangkan 5 ekor ikan
berukuran sedang berharga Rp 7.000tumpuk. Harga Ikan belanak ukuran besar seukuran telapak tangan adalah sekitar Rp 15.000ekor.
99