69
3.1.2. Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor Industri Manufaktur
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat menggerakkan atau mendorong sektor industri. Negara Indonesia dengan sumberdaya utamanya
berasal dari sektor pertanian, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kebutuhan industri, maupun untuk ekspor. Namun karena masih besarnya
sumberdaya impor, seperti bahan baku dan bahan penolong, sehingga manfaat sumberdaya domestik menjadi tidak optimal, pada hal sudah tersedia di sektor
pertanian. Gillis, et.al 1992 berpendapat, pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia melalui substitusi impor sejak 1970, ternyata telah gagal
memperkuat perekonomian domestik. Fasilitas subsidi dan proteksi, ternyata justru menciptakan kesenjangan antara level industri di berbagai sektor. Persoalan
lain yang terjadi adalah lemahnya keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri. Hal ini disebabkan oleh industri yang dibangun lebih banyak ke
arah penggunaaan komponen impor sehingga keterkaitan kedua sektor menjadi sangat lemah.
Penerapan strategi substitusi impor maupun promosi ekspor di Indonesia menurut Gillis, et.al 1992 memang telah memperlihatkan hasil pada
pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan yang tercipta lebih ke arah ukuran kuantitatif semata, tapi secara kualitatif kurang berhasil. Hal ini disebabkan oleh
strategi substitusi impor cenderung padat modal, sehingga proses industri yang terjadi tidak terintegrasi dengan sektor-sektor lain, terutama dengan sektor
pertanian. Akibatnya terjadilah kesenjangan dalam banyak hal, seperti antara ekspor dan impor, penggunaan input kapital dan tenaga kerja, pertumbuhan
70 industri dan pertanian, bahkan kesenjangan distribusi pendapatan Vogel, 1994,
Krugman dan Obstfeld, 2000. Dari pandangan tersebut dengan segala kekurangannya, maka muncul
strategi lain yang dikenal dengan strategi promosi ekspor yang berorientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh kekuatan ekspor
expor-led growth. Strategi ini telah diadopsi oleh berbagai negara berkembang dan secara empiris juga dapat menunjukkan hasil, misalnya terjadinya
pertumbuhan ekonomi, pengembangan industrialisasi, dan penyerapan tenaga kerja. Walaupun demikian strategi ini mengandung permasalahan, karena
pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai harus dibarengi dengan hutang luar negeri, peningkatan impor yang relatif cepat Krugman dan Obstfeld, 2000.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi di atas, yang jelas dari berbagai kekurangannya, meunculkan pemikiran baru untuk
sebagai strategi pembangunan dibidang ekonomi, yakni strategi pertumbuhan seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri Singer, 1979. Tujuannya
adalah untuk mengembangkan sektor pertanian yang didukung oleh sektor industri yang
menyediakan sarana dan prasarana pada sektor pertanian agar produktivitas pertanian meningkat, dan pendapatan di sektor pertanian akan
meningkat yag
pada gilirannya
pendapatan masyarakat
tersebut akan
meningkatkan konsumsi produk industri. Dengan demikian terjadi saling sinergi diantara kedua sektor tersebut Vogel, 1994.
Keberadaan strategi yang diajukan oleh Singer 1979 di atas, menurut Adelman 1984 cenderung padat modal dan kurang menyerap tenaga kerja di
kedua sektor tersebut. Oleh karena itu proses pembangunan hendaknya
71 dilaksanakan dengan menerapkan teknologi padat karya dengan sektor pertanian
sebagai fokus utama pembangunan, terutama pembangunan pada skala kecil dan menengah, sebab kalau di fokuskan pada skala besar, yang terjadi adalah padat
kapital dan relatif kurang penggunaan tenaga kerja. Strategi ini tidak menimbulkan konflik, karena proses pembangunan akan meningkatkan secara
bersamaan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja secara bersamaan, serta dapat memperbaiki distribusi pendapatan. Dengan demikian
akan tercipta distribusi pendapatan yang lebih baik dengan jumlah pekerja yang cukup besar baik pada sektor pertanian maupun pada sektor industri manufaktur.
Peningkatan pendapatan yang terjadi akan meningkatkan konsumsi dan investasi di kedua sektor tersebut. Di lain pihak keterkaitan pembangunan sektor
pertanian dan sektor industri akan terwujud apabila pembangunan industri dapat memanfaatkan sumberdaya lokal terutama bahan baku yang disediakan oleh
sektor pertanian. Sehingga sektor pertanian dapat mendorong peningkatan pada sektor industri manufaktur. Sebaliknya penigkatan pembangunan pada industri
manufaktur juga dapat menyediakan input teknologi dan peralatan yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Dari uraian di atas dapat tergambar bahwa, secara teoritis antara sektor pertanain dan sektor industri manufaktur memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Namun demikian setiap strategi pembangunan ekonomi yang muncul akan memiliki kekurangan akibat dari orientasi ke arah yang lebih maju di bidang
tertentu sehingga kontroversi selalu saja akan muncul dipermukaan.
72
3.1.3. Fungsi Produksi Agregat