Pilihan Variabel Penelitian Identifikasi dan Pilihan Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

95

4.2.2. Pilihan Variabel Penelitian

Sebagaimana telah dijlaskan sebelumnya, bahwa penelitian tentang hubungan antara Ekspor dan pertumbuhan ekonomi atau Export-Led Growth ELG, tidak hanya terdiri dari variabel GDP dan Ekspor saja, tapi juga disertai dengan variabel-variabel makroeonomi lainnya. Dalam penelitian tentang ELG, biasanya model yang dibangun diturunkan dari fungsi produksi. Awal pembentukan model adalah fungsi produksi Neo Klasik yang biasanya dilakukan dalam penelitian mikroekonomi yang diaplikasikan pada perusahaan. Akan tetapi, karena yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada level makroeonomi, maka variabel-variabel yang digunakan adalah variabel makro yang bersifat agregatif. Dengan demikian fungsi produksi yang digunakan harus melalui modifikasi, baik terhadap jenis maupun jumlah variabel dalam sistem persamaan sub. bab. 2.7. Dalam penelitian ini akan menggunakan 7 tujuh variabel makroekonomi yakni, GDP, net ekspor BOT, inflasi INF, nilai tukar rupiah per dolar Amerika ER, ekspor produk pertanian XPT, ekspor nonagro industri XNAI, dan ekspor agro industri XAI. Alasan menggunakan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut. 1. Alasan menggunakan variabel ekspor dalam penelitian ini adalah, karena ekspor merupakan bagian dari input variabel dalam fungsi produksi negara yang meng impor Hachicha, 2003. Sebenarnya secara teoritis, variabel ekspor dan juga impor merupakan bagian dari variabel yang menentukan besaran GDP di samping konsusmsi rumah tangga, investasi, dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, variabel ekspor adalah merupakan bagian dari variabel penelitian. 96 2. Alasan memasukkan variabel net ekspor. Variabel net ekspor, masuknya variabel net ekspor dalam sistem persamaan karena impor juga merupakan input variabel, sehingga selisih ekspor dan impor juga merupakan bagian dari variabel penelitian. Dalam hal ini juga dilakukan oleh Abow F. Stait 2005. 3. Alasan memasukkan variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Selain ekspor dan net ekspor, juga dimasukkan variabel exchange rate, seperti yang dilakukan oleh Doraisami 2001, Yusop, et.al 2001, dan Anoruo bersama Ramchander 2002, kesemuanya menyertakan variabel nilai tukar ke dalam penelitian masing-masing. Perubahan nilai tukar sangat terkait dengan perubahan ekspor dan impor atau net ekspor. Jika perubahan ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor, maka akan meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan akan terjadi sebaliknya jika perubahan ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor, oleh karena itu variabel exchange rate merupakan salah satu variabel penting dalam penelitian ini. 4. Alasan memasukkan variabel inflasi. Selain variabel nilai tukar yang terkait dengan perubahan ekspor, juga terdapat kaitannya dengan perubahan tingkat inflasi domestik. Apabila terjadinya peningkatan ekspor lebih besar dibandingkan impor , maka net ekspor akan positip, sehingga dapat meningkatkan jumlah uang beredar, dan dapat berpotensi meningkatkan kontribusinya terhadap inflasi, demikian sebaliknya tingkat inflasi juga dapat mempengaruhi ekspor melalui perubahan biaya produksi, baik yang bersumber dari luar maupun dari dalam negeri. 5. Variabel ekspor produk pertanian, ekspor nonagro dan agro. Sebagaimana diketahui bahwa ekspor Indonesia terdiri dari ekspor pertanian, ekspor 97 industri, dan pertambangan. Dalam penelitian ini, variabel ekspor yang dimasukkan dalam sistem persamaan adalah variabel ekspor pertanian dan manufaktur. Dipilihnya kedua variabel tersebut karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat baik ke depan dan ke belakang. Misalnya industri agro memerlukan bahan baku dari produksi sektor pertanian. Sementara ekspor industri manufaktur juga dibagi dalam nonagro industri dan agro. Pemilahan keduanya perlu dilakukan karena keberadaan industri nonagro sangat berperan dalam mendukung peningkatan produksi baik pertanian primer maupun produksi industri agro. Oleh sebab itu penelitian ini akan menggunakan 7 tujuh variabel makroekonomi yang saling terkait satu dengan lainnya. Hal ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel makroekonomi yang saling terkait, akan lebih sesuai jika menggunakan metode analisis Vector Autoregresif Riezman at.al 1996, Doraisami 2001, Anoruo dan Ramchander 2002, Hachicha 2003. 6. Pemecahan variabel ekspor menjadi tiga variabel, bertujuan untuk melihat variabel mana diantara ketiganya yang lebih dominan dalam menentukan kinerja makroekonomi Indonesia. 7. Penggunaan tujuh variabel dalam penelitian. Walaupun model yang digunakan diturunkan dari fungsi produksi, namun karena keberadaan data untuk varabel investasi dan tenaga kerja dalam triwulanan tidak tersedia, yang tersedia hanya data tahunan, sehingga variabel kapital dan tenaga kerja di drop dari sistem persamaan yang digunakan, sedangkan tujuh variabel lainnya data triwulannya tersedia dengan lengkap. 98

4.3. Model Analisis VAR