5.1.7 Status konservasi burung
Status konservasi jenis burung berhubungan dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan kelestarian jenis, diantaranya berkaitan dengan keendemikan,
perlindungan dan status kelangkaan. Dalam penelitian ini kategori status perlindungan burung yang digunakan adalah UU No. 5 tahun 1990, PP No. 7
tahun 1999, IUCN, dan Appendix CITES. Dalam penelitian ditemukan 12 jenis burung dari enam famili yang dilindungi menurut PP No. 7 tahun 1999 dan UU
No. 5 tahun 1990, serta tiga jenis dari dua suku termasuk dalam daftar CITES Appendix II Tabel 19 Lampiran 2.
Tabel 19 Status konservasi dan perlindungan jenis- jenis burung di Hutan Pendidikan Gunung Walat
No Suku dan
Nama lokal Nama ilmiah
Status Konservasi CITES
IUCN UU
No.5 PP
No.7 Accipitridae
1 Elangular Bido
Spilornis cheela II
LC √
√ 2
Elang Hitam Ictinaetus malayensis
II LC
√ √
Alcedinidae 3
Rajaudang Meninting Alcedo meninting
LC √
√ 4
Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris
LC √
√ 5
Cekakak Sungai Halcyon chloris
LC √
√ Pittidae
6 Paok Pancawarna
Pitta guajana II
LC √
√ Timaliidae
7 Tepus Pipi-perak
Stachyris melanothorax LC
√ √
Rhipiduridae 8
Kipasan Belang Rhipidura javanica
LC √
√ Nectariniidae
9 Burungmadu Belukar
Anthreptes singalensis LC
√ √
10 Burungmadu Sriganti
Cinnyris jugularis LC
√ √
11 Burungmadu Jawa
Aethopyga mystacalis LC
√ √
12 Pijantung Kecil
Arachnothera longirostra LC
√ √
Keterangan : CITES Appendix II Daftar Merah IUCN. LC = Least Concern
5.2 Pembahasan 5.2.1 Keanekaragaman jenis burung pada beberapa tipe tegakan di HPGW
Total jenis burung yang dijumpai selama penelitian pada empat tipe tegakan di HPGW adalah 49 jenis dari 24 suku. Jumlah jenis ini tidak berbeda jauh dengan
hasil penelitian-penelitian sebelumnya. HIMAKOVA 2007 melaporkan 55 jenis burung dari 21 suku di beberapa tipe habitat dintaranya tegakan pinus, agathis,
puspa, kebun tepi hutan, dan sawah tepi hutan. Mulyani dan Haneda 2010 mendapatkan 44 jenis burung dari 19 suku di tegakan puspa dan agathis,
sedangkan Rahmi 2012 mencatat 48 jenis burung dari 24 suku di sepuluh jalur interpretasi di HPGW. Data dari beberapa penelitian tersebut mungkin
mengindikasikan kapasitas habitat yang ada di HPGW bagi burung. Metode pengambilan data dengan daftar jenis MacKinnon dan metode IPA
mendapatkan jumlah jenis yang berbeda. Daftar jenis MacKinnon menghasilkan 49 jenis dan metode IPA 41 jenis. Perbedaan jenis burung yang didapatkan
dikarenakan pada metode IPA waktu pengamatan dilakukan terbatas pada pagi dan sore hari di empat tipe tegakan yaitu tegakan puspa, tegakan agathis, tegakan
pinus dan tegakan campuran sedangkan, pada metode daftar jenis MacKinnon waktu pengamatan dilakukan pada pagi, siang dan sore dan lokasi dalam tidak
terbatas pada empat tipe tegakan tetapi juga mencatat jenis burung yang ada di sekitar kawasan camp HPGW dan kawasan agroforestry dekat tegakan puspa.
Keanekaragaman burung tertinggi dijumpai di tegakan puspa. Soegianto 1994 menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai
keanekaragaman yang tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies jenis. Menurut Odum 1971 nilai indeks kemerataan dapat dikatakan tinggi jika
0.60. Nilai kemerataan E jenis burung tertinggi pada tegakan puspa sebesar 0.89. Hal ini menunjukkan bahwa kemerataan di kawasan tersebut seimbang,
dengan tidak adanya jenis yang sangat menonjol. Lebih tingginya jumlah jenis dan indeks keanekaragaman burung di tegakan puspa dibandingkan di ketiga tipe
tegakan lainnya diduga karena kondisi habitatnya yang lebih beragam. Terdapat sungai kecil yang mengalir di habitat ini. Selain itu, lokasi tiga plot pengamatan di
tegakan puspa berdekatan dengan areal agroforestry. Kondisi demikian menghadirkan habitat antara ecotone maupun rumpang gap sehingga