PENUTUP Pencurian Pada Saat Bencana Alam Perspektif Hukum Islam Dan Positif (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Mungkid : No. 34 / Pid / 2011 / Pn. Mkd)
Salam Kabupaten Magelang. Pencurian ini terjadi terhadap barang bantuan yang diperuntukan untuk pengungsi. Barang bantuan tersebut diambil di barak
pengungsian yang bertempat di Balai Desa Gulon Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Pencurian terjadi pada malam hari, pukul 23.30 tahun 2010. Tersangka
masuk ke dalam tempat penyimpanan barang, lalu tersangka mengeluarkan barang bantuan dari tempat penyimpanannya tanpa sepengetahuan pengelola barang.
Seharusnya setiap barang yang dikeluarkan harus sepengetahuan pencatat barang. Barang bantuan yang dicuri merupakan kebutuhan untuk para pengungsi,
seperti bed cover, kantong palstik beras, susu dancow, susu frisian flag, sikat gigi, teh bendera, biskuit, indomie, susu coklat, dan lain-lain. Selanjutnya dimasukkan
kedalam mobil untuk dibawa kerumahnya.
3
Islam menjelaskan mengenai pencurian dengan pemberatan. Tetapi tidak serinci yang dijelaskan oleh Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Islam
menjelaskan bahwasanya pencurian itu dilarang, apalagi pencurian yang dilakukan pada saat bencana alam, ini merupakan hal pemberatan. Allah SWT
menjelaskan tentang pencurian dalam surat Al-Maidah ayat 38:
Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
3
Direktori putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Ayat di atas menjelaskan bahwa, pencuri laki-laki dan perempuan potonglah tangan keduanya. Hal ini sangat jelas, setiap pencurian harus dihukum. Dalam
ayat di atas masih menjelaskan secara global atau secara umum tentang pencurian. Pencurian dalam Islam sangat dilarang, karena merupakan suatu yang merusak
jiwa dan harta. Pencurian merupakan tindakan mengambil atau mencuri harta milik
seseorang secara sembunyi-sembunyi dengan tipu daya. Pencurian juga bisa bermakna mengambil harta milik orang lain dari tempat penyimpanannya yang
biasa digunakan. Barang tersebut diambil dengan cara diam-diam dan tanpa diketahui oleh pemiliknya.
Pencurian bukan hal yang baru dalam kehidupan, tindak pidana ini sudah terjadi sejak zaman Rasulullah dan para sahabat. banyak pencurian yang terjadi,
tetapi tidak semua pencurian di potong tangan. Setiap pencurian harus memenuhi syarat dan kadar yang dicuri. Selain itu juga melihat dari kondisi dan keadaan
seseorang ketika mencuri. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh
mengenai pencurian, terutama pencurian pada saat bencana alam. Penulis ingin meneliti lebih jauh lagi kedalam bentuk penulisan skripsi dengan judul
“PENCURIAN PADA SAAT BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN POSITIF Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri
Mungkid : No. 34 pid. B 2011 PN. MKD”