Duduk Perkara ANALISIS HUKUM ISLAM DAN POSITIF TERHADAP PUTUSAN

bukan milik terdakwa seluruhnya senilai sekitar Rp. 4. 494. 000, 00 empat juta empat ratus sembilan puluh empat ribu rupiah. 2 Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi di bawah sumpah sesuai dengan agamanya masing- masing sebagai berikut : 1. Suyatno kaur pemerintahan Desa Gulon Kecamatan Salam Kabupaten Magelang sebagai Kaur Keuangan dan ditunjuk sebagai petugas mencatat semua bantuan yang diterima baik dari pemerintah maupun swasta. 2. Drs. Priyono bening Supangkat Kaur Pembangunan ditunjuk sebagai petugas pendata pengungsi. 3. Tarmidi bertugas membantu pak Yatno mencatat pengeluaran barang. 4. Kuswiranto sebagai kepala desa yang memberi tugas dalam penanganan pengungsi korban merapi. 5. Wirdoyo sebagai keamanan ditempat pengungsian. 6. Nasirudin sebagai pengungsi. 3 Bahwa berdasarkan keterangan para saksi, pelaku membenarkan dan tidak keberatan atas hal yang didakwakan kepadanya. Hakim menjatuhkan dakwaan Kesatu Subsidair berdasarkan tuntutan penuntut umum dengan berbagai pertimbangan. Diatur dan diancam dalam pasal 363 ayat 1 ke-2 KUHP dengan hukuman 7 tahun penjara.

B. Dasar Hukum Pemidanaan yang Digunakan Hakim dalam Menetapkan

Pencurian Pada Saat Bencana Alam 2 Surat putusan No. 34 Pid. B2011PN. MKD, h. 7 3 Surat putusan No. 34Pid. B2011PN. MKD, h. 9 Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pencurian ketika bencana alam tergolong kepada pencurian dengan pemberatan. Mengenai dasar hukum yang mengatur tentang pencurian tersebut di atur di dalam pasal 363 ayat 1 satu sampai 5 lima. Membahas tentang pencurian yang dilakukan terhadap binatang ternak, dan saat terjadinya atau dalam kondisi adanya kebakaran, letusan banjir, gempa bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru hara, pemberontakan atau bahaya perang, dan pencurian. Dilakukan diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya. Dilakukan oleh orang yang keberadaannya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh yang berhak, dan pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu. Pencuri masuk ke tempat penyimpan barang untuk mengambil sesuatu yang dia rencanakan dengan cara merusak, memotong, atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakai jabatan palsu. 4 Begitu halnya dengan kasus yang ditangani hakim Pengadilan Negeri Mungkid. Kasus tentang pencurian pada saat bencana alam. Dalam hal ini hakim mengunakan pasal 363 ayat 1 ke-2 dan ke-3 serta pasal 372 sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan perkara ini. Pencurian yang terjadi di Desa Gulon termasuk pencurian yang memberatkan, karena pencurian dilakukan pada saat bencana alam. Didalamnya terdapat keadaan yang memberatkan. Sehingga 4 Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, Jakarta : Bumi Aksara, Cet ke- 24, 2005, hal 128. Lihat juga Lamintanng dan C. Jisman Samosir, Dellik-delik Khusus, Kejahatan yang ditujukan terhadap Hak Milik dan lain-lain, Bandung : Tarsito, Ed ke-2, 1990, h. 70-71 . dalam hal ini hakim melihat pasal 363 KUHP sebagai dasar hukum untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwasanya setiap tindak pidana yang dilakukan pada saat terjadi bencana alam, hal ini tergolong kepada pemberatan pidana. Begitu halnya dengan kasus ini. Hakim melihat bahwasanya kasus ini, bisa diputuskan dengan pasal 363 KUHP tersebut. Selain itu hakim juga melihat dari pasal 372 sebagai bahan pertimbangan. Sebagaiman dalam kasus ini, yang menjadi terdakwanya adalah orang yang mengelola barang tersebut, berarti dalam hal ini juga tergolong penggelapan. Kalau dilihat dari orang yang terlibat didalamnya. Tetapi hakim melihat dari faktor dan keadaan yang terjadi pada saat pencurian. Faktor atau kondisi terjadi pencurian lebih cendrung kepada pasal 363, setelah diteliti dan ditelaah secara mendalam oleh hakim. Hakim memutuskan bahwasanya ini adalah pencurian dengan pemberatan. Pencurian yang terjadi di Desa Gulon juga disebabkan faktor-faktor yang penulis sebutkan di bab sebelumnya, bahwasanya dalam pencurian ketika seseorang sudah memiliki niat yang kuat cara dan kondisi apapun akan tetap dilakukan. Hal ini dibuktikan bahwasanya pelaku tetap mengambil barang bantuan yang diperuntukan untuk korban bencana dan pelaku melakukan aksinya pada malam hari. Pelaku sebagai petugas merasa memliki kesempatan untuk melakukan aksinya. Sehingga pelaku memanfaatkannya untuk mengambil barang yang diperuntukkan untuk dirinya. Selanjutnya dalam kasus ini, jaksa penuntut umum mendakwa terdakwa dengan alternatif subsidaritas. Hakim sebagai orang yang menyelesaikan perkara dipersidangan, tetap melihat permasalah ini dari dakwaan tertinggi, yaitu dakwaan kesatu primair. Hakim melihat semua unsur yang terdapat dalam dakwaan kesatu primair. Setelah melihat dan mempertimbang dakwaan kesatu primair, ada satu unsur yang tidak terpenuhi, maka dari itu dakwaan kesatu primair gugur. Hakim selanjutnya, memutuskan perkara ini sesuai dengan tuntutan penuntut umum yaitu alternatif subsidaritas. Dalam hal ini, hakim mlirik semua unsur yang terdapat di dalam pasal 363 ayat 1 ke-2 KUHP. Semua unsur yang terdapat dalam pasal tersebut terpenuhi, maka hakim memutuskan perkara ini dengan dakwaan alternatif subsidair. Sehingga majelis hakim berkesimpulan,bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melanggar pasal 363 ayat 1 ke-2 KUHP yang kualifikasinya sebagaimana dalam amar putusan. Hakim menetapkan atau menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama empat bulan dan tujuh hari, dan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Menurut hemat penulis, hukuman yang ditetapkan oleh hakim terlalu ringan. Sedangkan dalam hal ini, merupakan pencurian dengan pemberatan. Dalam pasal 363 ayat 1 ke-2 sudah jelas, bahwasanya hukuman buat pencurian yang terjadi pada saat bencana alam yaitu tujuh tahun penjara. Hal ini sangat jauh dari hukuman yang telah diatur atau ditetapkan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP.

Dokumen yang terkait

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN)

4 83 81

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Asas Ne Bis In Idem Dalam Hukum Pidana (Pendekatan Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1384 / Pid.B / Pn. Mdn / 2004 Jo Putusan Pengadilannegeri Medan No. 3259 / Pid.B / Pn. Mdn / 2008)

2 49 163

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

ANALlSlS YURIDIS SENGKETA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KECAMATAN PAMUKAN UTARA KABUPATEN KOTABARU PROPINSI KALIMANTAN SELATAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kotabaru No. 09 / Pdt.G / 1998 / PN.KTB)

0 8 125

KEKUATAN HUKUM PEJANJIAN JUAL-BELI DIBAWAH TANGAN ATAS TANAH HAK YASAN (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 7 k / Pdt / 1991)

0 6 93

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Perkara Nomor : 43 / Pid / Sus / 2011 / PN.TK)

1 11 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967

0 0 44