11 gelombang antara lain : 1940 nm dan 1200 nm untuk penyerapan kadar air, 100 nm dan
1180 nm untuk penyerapan kadar abu, 1440-1590 nm untuk penyerapan pH, dan 2280- 2320 nm untuk penyerapan kadar amilosa. Semakin besar komposisi kimia MOCAF,
maka penyerapan absorban NIR akan semakin besar dan puncak gelombang semakin tinggi.
2.6. PLS Partial Least Squares
Analisis data NIR dapat dimanfaatkan dengan mempelajari hubungannya dengan sifat bahan yang diukur. Beberapa metode kalibrasi yang dapat digunakan untuk memepelajari
hubungan tersebut diantaranya yaitu Stepwise multiple linear regression SMLR, principal component regression PCR, dan partial least squares PLS.
Metode regresi kuadrat terkecil parsial atau partial least squares PLS merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan serangkaian variabel tidak bebas respons dari variabel
bebas prediktor yang jumlahnya sangat banyak, memilki struktur sistematik linear atau nonlinear, dengan atau tanpa data yang hilang, dan memiliki kolinearitas yang tinggi. Metode
PLS hampir sama dengan metode PCR. Perbedaan kedua metode ini adalah pada proses penentuan komponen utama atau principal component PC. Pada PCR penentuan PC hanya
berdasarkan variasi maksimum data spektra sedangkan dalam PLS, PC ditentukan berdasarkan variasi maksimum data spektra dan data destruktif secara bersamaan.
Metode PLS telah banyak digunakan sebagai metode olah data spektra NIR. Uddin et al. 2006 memprediksi protein dan kadar air dalam surimi menggunakan spektra NIR pada panjang
gelombang 400-1100 nm dan metode PLS. Protein dan total padatan terlarut TPT dapat diprediksi dengan sangat baik. Model kalibrasi untuk protein memiliki nilai r = 0,98; residual
prediction deviations RPD =10,38 dan untuk kadar air memiliki r = 0,98; residual prediction deviations RPD = 7,63.
Penchaiya et al. 2009 memprediksi total padatan terlarut TPT dan kekerasan buah lada menggunakan reflektan NIR pada panjang gelombang 780-1690 nm dan metode PLS. Model
kalibrasi yang diperoleh untuk total padatan terlarut TPT memiliki nilai r = 0,92; standard error of prediction SEP = 0,70
o
Brix. Sedangkan kekerasan tidak dapat diprediksi dengan baik oleh NIR, model kalibrasi yang diperoleh memiliki nilai r = 0,60; standard error of prediction SEP =
4,49 N; dan bias = 5,59N. Novita DD 2011 memprediksi kadar air buah manggis yang disimpan pada suhu 8
o
C, 13
o
C, dan suhu ruang menggunakan reflektan NIR dan metode PLS. Model kalibrasi yang diperoleh pada suhu 8
o
C memiliki nilai r = 0,758; root mean square error of calibration RMSEC = 1,25 , suhu 13
o
C memiliki nilai r = 0,861; root ean square error of calibration RMSEC = 1,98 , dan pada suhu ruang memiliki nilai r = 0,882; root mean square error of calibration RMSEC =
1,73.
12
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai Februari 2011 hingga Juni 2011. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil
Pertanian TPPHP, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah buah belimbing manis Averrhoa carambola L. segar kualitas ekspor. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Spektrometer NIRFlex N-500 fiber optic solids dengan panjang gelombang 1000-2500 nm,
digunakan untuk mengambil data spektra buah belimbing 2.
Rheometer model CR-300, digunakan untuk mengukur kekerasan buah 3.
Refraktometer, digunakan untuk mengukur TPT yang terkandung dalam buah 4.
Kamera digital, digunakan untuk dokumentasi citra buah belimbing 5.
Penggaris, digunakan untuk mengukur ukuran buah 6.
Timbangan elektronik, digunakan untuk mengukur berat buah 7.
Electrical Conductivity EC meter, untuk mengukur ion leakage 8.
pH meter, untuk mengukur pH sari buah belimbing 9.
Oven untuk mengukur kadar air 10.
Refrigerator digunakan untuk menyimpan buah belimbing selama penelitian berlangsung
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
3.3.1. Persiapan Sampel
Sampel belimbing yang digunakan pada penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: berat yang seragam yaitu berkisar antara 200-250 gram, tingkat kematangan
indeks tiga yaitu buah berumur 30-35 hari setelah pembungkusan, memiliki warna hijau lebih banyak daripada warna kuning, bentuk normal, permukaan kulit buah bersih, bebas cacat dan
bercak jamur serta penyakit. Belimbing yang digunakan adalah belimbing varietas Dewi yang diambil dan dikumpulkan langsung dari kebun petani di daerah Sawangan
– Depok, serta dilakukan sortasi terhadap kriteria penyeragaman sampel seperti yang telah diuraikan diatas.
Buah belimbing diletakkan ke dalam keranjang bambu dan menggunakan irisan kertas koran sebagai pengisi untuk menghindari kerusakan mekanis akibat benturan selama
perjalanan menuju laboratorium. Setelah di laboratorium, buah belimbing dibersihkan dan direndam dalam larutan thiobendazole TBZ 10 ppm selama tiga menit, selanjutnya
belimbing dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Perendaman bertujuan membunuh kuman dan penyakit patogen. Setelah kering belimbing diletakkan ke dalam chamber dan
disimpan di dalam refrigerator dengan suhu 5
o
C, 10
o
C dan suhu ruang 28-30
o
C selama 30 hari. Sampel yang digunakan berjumlah 66 buah untuk masing-masing suhu 5
o
C dan 10
o
C,