Persepsi Terhadap Posisi Produk Minuman Teh dalam Kemasan

perbandingan antara kinerja atribut dari merek Teh Asyik dengan kedua pesaingnya yaitu Teh Gelas dan Mountea. Lebih jelas mengenai nilai rataan atribut minuman teh dalam kemasan cup dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rataan nilai atribut teh dalam kemasan cup Atribut Teh Asyik Teh Gelas Mountea Harga 4,07 3,80 3,80 Volume isi 3,90 3,72 3,95 Kemasan cup 3,47 4,32 3,68 Aroma yang dirasakan 3,50 4,30 3,49 Citarasa teh murni 3,44 4,29 2,92 Variasi rasa 1,71 2,43 4,33 Rasa manis 2,84 3,77 4,14 Merek 1,55 4,39 3,76 Tanggal kadaluarsa 4,47 4,37 3,91 Label halal 1,56 4,09 4,22 Kemudahan memperoleh 1,50 4,49 3,84 Kebersihan cup 3,92 4,22 3,91 Selanjutnya nilai rataan yang telah didapat disajikan kedalam skala likert. Pada analisis deskriptif dengan mengguanakan skala likert diperoleh atribut- atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan merek Teh Asyik yang dibandingkan dengan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Teh Gelas dan Mountea. Hasil pengolahan deskriptif dengan menggunakan skala likert dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pendekatan atribut dengan skala likert Berdasarkan persepsi konsumen yang ditampilkan dengan skala likert dapat diketahui atribut-atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan merek 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 N il ai R ataan Atribut Rataan Nilai Atribut Teh Asyik Teh Gelas Mountea Teh Asyik terhadap pesaingnya yaitu Teh Gelas dan Mountea. Penjelasan mengenai perbandingan antar atribut produk, sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis atribut kebersihan cup, diketahui bahwa Teh Gelas memiliki nilai rataan paling besar 4,22. Sedangkan Teh Asyik dan Mountea tidak terlalu berbeda jauh dengan nilai masing-masing 3,92 dan 3,91. Kecilnya perbedaan nilai kebersihan ini menunjukan bahwa ketiga merek ini dinilai memiliki kebersihan yang hampir sama. 2. Berdasarkan hasil analisis produk mudah didapatkan responden menilai Teh Gelas sebagai teh dalam kemasan cup yang paling mudah didapatakan bila dibandingkan dengan Mountea dan Teh Asyik. Hal ini dikarenakan produksi dan distribusi Teh Gelas lebih besar dibandingkan dua merek lainnya. 3. Berdasarkan hasil analisis atribut label halal, diketahui bahwa Mountea memiliki nilai paling rataan paling 4,22, diikuti oleh Teh Gelas dan Teh Asyik dengan nilai masing-masing 4,22 dan 1,56. Besarnya peberdaan nilai antara Teh Asyik dan kedua merek tersebut mengindikasikan bahwa Teh Asyik harus lebih memperlihatkanmenonjolkan simbol “halal” dalam kemasannya. 4. Berdasarkan hasil analisis atribut tanggal kadaluarsa, diketahui bahwa Teh Asyik memiliki nilai rataan paling besar 4,47, diikuti oleh Teh Gelas dan Mountea dengan nilai masing-masing 4,37 dan 3,91. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi tanggal kadaluarsa pada Teh Asyik mudah untuk dicari atau diketahui. 5. Berdasarkan hasil analisis atribut merek, diketahui bahwa Teh Gelas memiliki nilai rataan paling besar 4,39, diikuti oleh Mountea dan Teh Asyik dengan nilai masing-masing 3,76 dan 1,55. Hal ini mengindikasikan bahwa Teh Asyik belum begitu dikenal oleh konsumen. 6. Berdasarkan hasil analisis atribut rasa manis yang pas, rasa manis yang pas Teh Asyik dirasa mempunyai nilai paling rendah 2,84, sedangkan yang paling tinggi adalah Mountea. Hal ini menunjukan bahwa rasa manis merek Teh Asyik masih kalah dengan rasa manis yang dimiliki oleh Teh Gelas dan Mountea. Rasa manis Teh Asyik dirasa lebih hambar dibandingkan Teh Gelas dan Mountea. 7. Berdasarkan hasil analisis atribut variasi rasa responden menilai Teh Asyik sebagai teh dalam kemasan cup yang kurang memiliki rasa beragam. Nilai rataan yang didapatkan Teh Asyik dari penilaan responden adalah 1,71 atau paling kecil jika dibandingkan Mountea dan Teh Gelas. Hal ini dikarenakan Teh Asyik hanya memiliki satu rasa yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Mountea yang memiliki enam varian rasa. 8. Berdasarkan hasil analisis atribut rasa teh murni, responden menilai Teh Asyik sebagai teh dalam kemasan cup yang kurang memiliki rasa teh murni atau hambar jika dibandingkan dengan Teh Gelas ditunjukkan dengan nilai rata-rata Teh Asyik 3,44, sedangkan Teh Gelas 4,29. Padahal Teh Asyik menggunakan seduhan teh asli tanpa menggunakan perisa, hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidak bisa membedakan antara teh asli dengan perisa. 9. Berdasarkan hasil analisis atribut aroma responden menilai Teh Asyik sebagai teh dalam kemasan cup yang kurang memiliki aroma teh jika dibandingkan dengan Teh Gelas. Nilai rataan yang didapatkan Teh Asyik dari penilaan para responden 3,50, sedangkan penilaian Teh Gelas 4,30. Namun jika dibandingkan Mountea, Teh Asyik dirasa lebih beraroma teh. 10. Berdasarkan hasil analisis atribut kemasan, Teh Asyik dinilai oleh para responden memiliki kemasan yang kurang menarik jika dibandingkan dengan Teh Gelas dan Mountea. Nilai rataan yang didapat Teh Asyik 3,47 lebih kecil dibandingkan Mountea dan Teh Gelas dengan nilai masing- masing 3,68 dan 4,32. Hal ini dikarenakan kemasan Teh Asyik dirasa menyerupai Teh Gelas yang menggunakan kombinasi warna hijau dan putih. 11. Berdasarkan hasil analisis atribut volume, diketahui bahwa Mountea memiliki volume paling pas menurut persepsi responden dengan nilai rataan 3,95, diikuti oleh Teh Asyik dan Teh Gelas. Hal ini mengindikasikan bahwa volume Teh Asyik dianggap dapat memenuhi kebutuhan para responden. 12. Berdasarkan hasil analisis atribut harga, Teh Asyik mendapatkan penilaiaan dari para responden sebagai teh dalam kemasan yang paling sesuai harganya dengan kemampuan membeli para konsumen jika dibandingkan dengan kedua pesaingnya. Nilai rataan yang didapatkan Teh Asyik pada atribut ini adalah sebesar 4,07. Analisis Biplot merupakan analisis data statistika deskriptif ganda yang menyajikan pengaruh obyek dan peubah dalam peta dua dimensi, sehingga data nudah dilihat dan diinterpretasikan. Analisis Biplot ini meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atibut produk dan jasa berdasarkan persepsi responden. Matriks rataan data merupakan matriks yang berisi rataan setiap peubah pada masing-masing obyek. Analisis Biplot menggambarkan keragaman peubah, korelasi antar peubah, kemiringan relatif antar obyek kedekatan antar obyek dan nilai peubah pada suatu obyek. Obyek pada penelitian kali ini adalah tiga merek minuman teh dalam kemasan cup yaitu Teh Gelas, Mountea dan Teh Asyik. Hasil pemetaan Analisis Biplot pada Gambar 13, untuk atribut minuman teh dalam kemasan cup dari tiga merek yang diteliti, yaitu masing-masing merek memiliki ciri khas sendiri atau dalam kata lain terbentuk tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah: 1. Kelompok satu merek Teh Asyik dipersepsikan memiliki keunggulan dalam harga, 2. Kelompok dua merek Teh Gelas yang dipersepsikan memiliki keunggulan pada atribut aroma, kebersihan cup dan rasa teh, dan 3. Kelompok tiga merek Mountea yang dipersepsikan memiliki keunggulan variasi rasa yang beragam dan memiliki rasa manis pas. Keragaman atribut produk teh ditunjukkan oleh panjang pendeknya vektor untuk masing-masing atribut pada Gambar 13. Pada atribut kebersihan cup dan aroma, serta volume memiliki panjang vektor terkecil hal ini mengindikasikan bahwa atribut tersebut realitif lebih homogen dibandingkan nilai pada atribut yang lainnya. Hubungan atau korelasi antar atribut diperlihatkan dengan besarnya sudut yang dibentuk antar dua vektor peubah yang diamati. Pada atribut label halal dan harga membentuk sudut hampir 180 o . Hal ini menunjukan bahwa kedua atribut itu memiliki korelasi negatif. Hal ini memberikan makna bahwa harga berhubungan negatif dengan label, yaitu jika harga ditingkatkan maka keberadaan label halal dirasa semakin berkurang, demikian sebaliknya. Lain halnya dengan atribut variasi rasa dan kemasan, kedua peubah ini berkorelasi lemah, karena terlihat dalam Gambar 13 sudut yang dibentuk kedua atribut lebih mendekati 90 o . Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunnya nilai salah satu atribut tidak berhubungan dengan naik turunnya nilai atribut lainnya. Gambar 13. Biplot persepsi responden terhadap atribut Teh Asyik 4.8. Strategi Pengembangan Produk Merek Teh Asyik Analisis Produk Teh Merek Teh Asyik Berdasarkan hasil analisis terhadap produk Teh Asyik, diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. 1. Identifikasi Kekuatan Kekuatan menggambarkan sesuatu yang dimiliki produk Teh Asyik yang memberikan keunggulan kompetitif bagi produk. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki oleh Teh Asyik, yaitu: a. Ditribusi cepat di wilayah Bogor Pabrik yang terletak di wilayah Ciampea Kabupaten Bogor membuat distribusi cepat untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. b. Tanggal kadaluarsa yang relatif lama Hasil dari studi persepsi menyebutkan bahwa tanggal kadaluarsa merek Teh Asyik lebih lama jika dibandingkan dua merek saingan. c. Menggunakan teh asli Rasa teh pada merek Teh Asyik menggunakan teh asli bukan menggunakan perisa atau perasa buatan, walaupun konsumen masih mempunyai penilaian rasa teh masih kurang. d. Fasilitas atau teknologi produksi yang sesuai standar e. Harga paling murah di tingkat pemasok

2. Identifikasi Kelemahan

Kelemahan mencerminkan hal yang tidak dimiliki produk Teh Asyik, tetapi produk saingan memilikinya. Kelemahan juga dapat berupa kendala internal produk. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kelemahan yang terdapat pada Teh Asyik, yaitu: a. Rasa hambar Rasa Teh Asyik masih dirasakan hambar atau tidak terlalu manis oleh konsumen. b. Merek belum banyak dikenal Merek Teh Asyik merupakan pemain baru dalam industri minuman teh dalam kemasan cup, oleh karena itu merek masih belum banyak dikenal masyarakat. c. Modal terbatas Terbatasnya modal masih merupakan kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan produk yang sesuai keinginan masyarakat. d. Pemasaran produk belum luas Dalam pemasarannya, merek Teh Asyik saat ini hanya di wilayah Bogor dan sekitarnya.

3. Identifikasi Peluang

Peluang menggambarkan faktor yang berasal dari lingkungan eksternal yang memungkinkan Teh Asyik dapat menggambil keuntungan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan adalah: a. Potensi pasar yang besar Jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang mencapai lebih dari lima juta jiwa merupakan pasar potensial bagi penjualan produk merek Teh Asyik. b. Akses pasar dekat Dengan lokasi pabrik di wilayah Kabupaten Bogor menjadikan produk merek teh asyik memiliki peluang besar terkait akses pasar. c. Perubahan selera masyarakat Perubahan gaya hidup masyarakat yang tradisional menjadi instan, menyebabkan peluang bagi produk teh dalam kemasan cup merek Teh Asyik. 4. Identifikasi Ancaman Ancaman adalah faktor yang berasal dari luar Teh Asyik yang harus dihadapi untuk mengurangi dampak yang merugikan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa ancaman yang dihadapi, yaitu: a. Persaingan dengan merek lain Banyaknya produk teh dalam kemasan membuat persaingan dalam industri ini menjadi ketat, hal ini merupakan ancaman bagi merek Teh Asyik yang merupakan pemain baru dalam bisnis minuman teh dalam kemasan cup. b. Persaingan dengan produk minuman lain Produk subtitusi seperti air mineral, juice, minuman isotonik dan minuman bersoda merupakan barang subtitusi dari produk teh dalam kemasan yang dapat menggantikan fungsi minuman teh itu sendiri. Hal ini dapat mencadi ancaman karena apabila produk teh tidak ada, maka konsumen dapat beralih pada produk subtitusinya. c. Kondisi cuaca Berdasarkan pengalaman para pelaku bisnis minuman teh dalam kemasan, saat kondisi cuaca hujan penjualan mengalami penurunan. Hal ini merupakan ancaman karena akan memengaruhi penjualan produk.

4.8.2. Analisis Matriks IFE

Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan produk merek Teh Asyik, faktor strategik dari lingkungan internal yang diperoleh dirangkum dalam sebuah tabel IFE. Berdasarkan Tabel 16, Teh Asyik memiliki kekuatan utama, yaitu memiliki fasilitas atau teknologi produksi yang sesuai standar dengan skor 0, 484. Kekuatan utama ini harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan demi mendukung kemampuan perusahaan mengelola pengembangan usaha. Kekuatan lainnya, yaitu tanggal kadaluarsa yang relatif lama dengan skor 0,443, distribusi cepat di wilayah Bogor dengan skor 0,403, menggunakan teh asli dengan skor 0,366 dan harga paling murah di tingkat pemasok dengan skor 0,330. Tabel 16. Matriks IFE No Faktor Internal Rating a Bobot b Skor ax b Kekuatan 1 Distribusi cepat di wilayah Bogor 3,67 0,11 0,403 2 Tanggal Kadaluarsa relatif lama 4,00 0,12 0,484 3 Menggunakan teh asli 3,67 0,11 0,403 4 Fasilitas atau teknologi produksi menurut standar 4,00 0,12 0,484 5 Harga paling murah ditingkat pemasok 4,00 0,10 0,396 Kelemahan 1 Rasa hambar 2,00 0,12 0,242 2 Merek belum banyak dikenal 1,67 0,10 0,165 3 Modal terbatas 2,00 0,11 0,220 4 Pemasaran produk belum luas 2,00 0,11 0,220 Total 1,00 3,015 Sumber : Data diolah 201 5 Berdasarkan data pada Tabel 16, didapat total skor 3,015 yang menunjukkan produk minuman teh dalam kemasan cup merek Teh Asyik mampu merespon faktor internal dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kelemahan. Faktor yang menjadi kelemahan berdasarkan urutan dari yang paling kecil adalah merek belum banyak dikenal dengan skor 0, 165. Untuk itu, perlu promosi yang optimal untuk mengenalkan produk merek Teh Asyik agar masyarakat mengetahui dan tertarik membeli produk teh dalam kemasan merek Teh Asyik. Faktor kelemahan selanjutnya adalah keterbatasan modal dan pemasaran produk yang belum luas dengan nilai 0,220. Hal ini saling berkaitan,