jumlahnya hanya sedikit. Berdasarkan Gambar 3, dapat disimpulkan secara umum bahwa nilai-nilai pencilan untuk nilai IP semester 1, nilai Matematika, dan nilai
NEM tidak begitu berpengaruh.
4 3
2 1
IP 1
Boxplot of IP1
800 700
600 500
400 300
200 100
N ila
i M
a t
Boxplot of Nilai Mat
10 8
6 4
2
N E
M
Boxplot of NEM
Gambar 3 Boxplot data nilai IP semester 1, nilai Matematika, nilai NEM
4.3. Karakteristik Mahasiswa POLBAN Berdasarkan Data Primer
Responden data primer adalah mahasiswa POLBAN angkatan 20052006 yang sudah lulus, dan angkatan 20062007 yang masih bertahan, semuanya
berjumlah 312 orang. Penyebaran kuesioner dilakukan pada awal bulan April sampai dengan bulan Juni 2009. Komponen utama yang dianalisis berdasarkan
kuesioner data primer dari responden mahasiswa yang masih bertahan berhasiltidak DO dinyatakan dalam Tabel 7. Pada saat penyebaran angket
terhadap mahasiswa yang tidak berhasil DO, penulis mengalami kesulitan dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan sulit dihubungi. Namun dari jumlah
mahasiswa yang tidak berhasil DO yakni 146 orang, penulis dapat memperoleh jawaban kuesioner sebanyak 15 orang ±10.
Tabel 15 menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendaftar ke POLBAN berdasarkan keinginan sendiri mencapai kurang dari 50. Dari pengamatan dan
wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa POLBAN, penyebabnya adalah informasi mengenai POLBAN tidak sampai kepada mereka. Dalam hal ini
informasi mengenai POLBAN masih dirasakan kurang, terutama ke daerah-daerah wilayah di luar Bandung. Sementara itu dari jawaban responden melalui kuesioner
diketahui bahwa sekitar 67 mahasiswa POLBAN menyatakan bahwa pilihan POLBAN bukanlah pilihan utama. Berdasarkan penelusuran melalui wawancara,
salah satu penyebabnya bahwa mereka lebih memilih S1 sarjana daripada diploma. Gelar sarjana masih menjadi pertimbangan mereka dalam menentukan
pilihan perguruan tinggi. Namun sebagian dari mereka yang memutuskan POLBAN sebagai pilihan utama, mengemukakan alasan bahwa memilih
POLBAN, karena lulusan yang dihasilkan lebih siap kerja. Dari sisi minat pada program studi, 98 mahasiswa yang masih bertahan merasa bahwa pilihan
program studi yang dipilihnya sudah sesuai dengan bakat dan minatnya. Dari informasi yang diperoleh melalui wawancara terhadap mahasiswa
yang berstatus gagal DO, terungkap bahwa pemilihan program studi yang kurang tepat, yang diakibatkan keterbatasan wawasan pengetahuan mengenai
program studi yang dipilihnya, merupakan salah satu penyebab mahasiswa DO tidak berhasil. Namun dari mahasiswa yang tidak berhasil DO ada diantaranya
yang mendaftar kembali sebagai mahasiswa POLBAN, dengan pilihan program studi berbeda yang dianggap sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain itu
berdasarkan pengamatan di program studi, faktor ketidakhadiran yang melebihi batas toleransi adalah salah satu pemicu nilai IP rendah. Kondisi ini merupakan
faktor lain penyebab mahasiswa gagal DO. Tabel 15 juga memperlihatkan bahwa sekitar 79.13 mahasiswa
POLBAN merasa kesulitan dalam belajar. Salah satu faktor penyebabnya adalah kesulitan dalam mengatur waktu belajar. Komposisi materi perkuliahan yang
terdiri dari 60 teori dan 40 praktek, mengharuskan mereka berusaha mengatur waktu semaksimal mungkin dalam belajar. Materi praktek terkadang menuntut
waktu yang lebih banyak, akibatnya waktu mempelajari materi teori berkurang.