Infeksi campuran terjadi paling banyak karena dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falciparum dengan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang dijumpai
tiga jenis parasit sekaligus meskipun hal ini jarang terjadi. Infeksi campuran ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Kasus malaria paling
banyak terjadi di Afrika dan yang kedua adalah Asia Tenggara. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Gejala klinis penyakit
malaria adalah khas, mudah dikenal, karena demamnya naik-turun teratur disertai menggigil. Namun, ketika itu belum diketahui penyebabnya. Baru pada abad ke
19, Laveran melihat bentuk pisang dalam darah seorang penderita malaria. Kemudian diketahui bahwa malaria ditularkan oleh nyamuk yang banyak terdapat
di rawa-rawa Gandahusada et al. 1998. Malaria di Indonesia menyebar hampir di seluruh pulau. Papua adalah daerah dengan angka kejadian malaria paling
tinggi. Penyebaran malaria di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta penyebaran malaria di Indonesia Sumber : WHO 2011
2.2.1 Vektor malaria
Nyamuk Anophelini dari genus Anopheles berperan sebagai vektor penyakit malaria. Genus Anopheles ini diketahui jumlahnya sekitar 2000 spesies di dunia,
60 spesies diantaranya diketahui sebagai vektor malaria. Ada sekitar 80 spesies Anophelini di Indonesia dan 16 spesies diantaranya telah dibuktikan berperan
sebagai vektor malaria Gandahusada et al. 1998.
Malaria di suatu daerah dapat berupa kasus impor atau kasus indegenous. Penularan terjadi pada manusia yang mengandung stadium gametosit, yang dapat
membentuk stadium infektif di dalam nyamuk. Keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan
malaria di suatu daerah. Di daerah yang kurang baik untuk biologi vektornya, kemungkinan adanya malaria lebih kecil. Tempat perindukan nyamuk Anophelini
terbagi menjadi tiga kawasan yaitu kawasan pantai, kawasan pedalaman serta kawasan kaki gunung dan gunung. Aktivitas nyamuk sangat dipengaruhi oleh
kelembaban udara dan suhu. Adapun pemberantasan malaria dilakukan dengan memutus rantai daur hidup parasit. Pemutusan dilakukan dengan memusnahkan
parasit dalam badan manusia melalui pengobatan serta memusnahkan nyamuk vektornya Gandahusada et al. 1998.
2.2.2 Siklus malaria
Siklus aseksual dari malaria dimulai dari masuknya sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles betina ke dalam darah manusia. Sporozoit
yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan
menjadi tropozoit hati yang akan berkembang menjadi skizon hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrosit yang berlangsung selama lebih kurang dua minggu.
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Merozoit selanjutnya akan berkembang di
dalam sel darah merah, dari stadium tropozoit sampai skizon. Proses ini disebut juga dengan skizogoni. Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi skizon pecah dan
merozoit yang keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositik Depkes 2008.
Siklus seksual Plasmodium terjadi dalam tubuh nyamuk. Gametosit yang terhisap pada saat nyamuk menghisap darah tidak dicerna oleh enzim yang ada di
dalam lambung nyamuk. Pada mikrogametosit jantan kromatin membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak ke pinggir parasit. Di pinggir ini beberapa filamen
dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif disebut mikrogamet jantan. Pembuahan terjadi karena masuknya microgamet ke dalam makrogamet untuk
membentuk zigot. Zigot berubah bentuk seperti cacing pendek disebut ookinet
yang dapat menembus lapisan epitel dan membran basal dinding lambung. Di tempat ini ookinet membesar dan disebut ookista. Di dalam ookista dibentuk
ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk menggigit manusia maka sporozoit masuk ke dalam darah dan mulailah
siklus pre eritrositik Zein et al. 2005.
2.2.3 Plasmodium falciparum