Preparasi dan ekstraksi Analisis fitokimia

j. Amil alkohol k. Etanol 70 l. FeCl 3 5 m. Pereaksi Molisch n. Pereaksi Benedict o. Pereaksi Biuret p. Ninhidrin 0,1 3. Uji aktivitas antimalaria secara invitro a. Inkubator BINDER b. Membran milipore corning c. Tabung sentrifugasi corning ukuran 10 mL,15 mL dan 50 mL d. Ruang LAF ESCO e. Alat Sentrifugasi Digisystem Lab. Instruments, Inc. f. Cawan diameter 50 mm g. Piper Pasteur h. Pipet micro i. Esikator j. Kompresor k. Magnetic stirrer Cimarec l. Erlenmeyer m. Gelas piala n. Mikroskop o. Slide mikroskop a. Ekstrak teripang b. Arterakin c. Kuinin d. P. falcifarum e. RPMI 1640 f. HEPES g. NaHCO 3 5 h. Antibiotik gentamisin sulfat injeksi i. NaCl 3,5 j. Sorbitol 5 k. Serum dan sel darah merah manusia l. Antikoagulan sitrat fosfat dektrosa CPD m. Pewarna giemsa n. Akuabidestilata o. Larutan buffer fosfat pH 7,2 p. Alkohol 70 q. Metanol

3.3 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu preparasi dan ekstraksi, analisis fitokimia, dan pengujian aktivitas antimalaria in vitro. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

3.3.1 Preparasi dan ekstraksi

Penelitian ini diawali dengan pengambilan dan preparasi sampel serta persiapan bahan dan alat untuk ekstraksi senyawa aktif. Sampel teripang keling Holothuria atra diambil di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Preparasi teripang dilakukan dengan cara memisahkan jeroan dengan daging. Daging yang didapatkan dipotong-potong menjadi bagian kecil untuk memudahkan proses selanjutnya. Sebelum dilakukan ekstraksi, bahan baku teripang terlebih dahulu dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan freeze dryer bersuhu -50 o C. Pengeringan dengan suhu rendah digunakan untuk mempertahankan komponen aktif yang terdapat dalam teripang. Yuan et. al 2011 menjelaskan bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan komponen bioaktif. Setelah kering, teripang dihaluskan dengan hammer mills. Gambar 5. Diagram alir penelitian Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan shaker selama 24 jam. Maserasi dilakukan secara bertingkat dan tunggal. Pelarut yang digunakan dalam maserasi bertingkat adalah metanol, etil asetat dan heksana. Preparasi sampel Ekstraksi maserasi Ekstraksi tunggal dengan metanol Ekstraksi bertingkat n-heksana, etil asetat, metanol Uji fitokimia Uji aktivitas antimalaria in vitro Freeze drying Penepungan Thawing Pembekuan Pengambilan sampel Ekstrak kasar Gambar 6. Diagram alir ekstraksi bertingkat Serbuk teripang Penimbangan 50 gr Maserasi 24 jam x 3 dengan n-heksana Penyaringan kertas Whatman 42 Maserasi 24 jam x 3 dengan etil asetat Penyaringan kertas Whatman 42 Maserasi 24 jam x 3 dengan metanol Penyaringan kertas Whatman 42 Filtrat 1 Residu Residu Residu Evaporasi Ekstrak n-heksana Filtrat 2 Evaporasi Ekstrak etil asetat Filtrat 3 Evaporasi Ekstrak metanol Gambar 7. Diagram alir ekstraksi tunggal

3.3.2 Analisis fitokimia

Analisis fitokimia dilakukan untuk menentukan komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar teripang keling. Uji fitokimia dapat mendeteksi komponen bioaktif pada metabolit primer yang memberikan aktivitas biologis fungsional seperti protein dan peptida Kannan et al. 2009. Identifikasi senyawa yang terkandung dalam teripang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a Senyawa Alkaloid Ekstrak kasar dari masing-masing pelarut diambil sebanyak 1 mg dengan ujung sudip, selanjutnya dilarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan tiga pereaksi alkaloid, yaitu pereaksi Dragendorff, Meyer dan Wagner. Hasil uji dinyatakan positif bila dengan pereaksi Meyer terbentuk endapan putih kekuningan, dengan pereaksi Wagner membentuk endapan coklat dan dengan pereaksi Dragendorff membentuk endapan merah sampai jingga. Serbuk teripang Penimbangan 50 gr Maserasi 24 jam x 3 dengan metanol Penyaringan kertas Whatman 42 Filtrat Residu Evaporasi Ekstrak metanol tunggal Pereaksi Meyer dibuat dengan cara menambahkan 1,36 HgCl 2 dengan 0,5 gram kalium iodida lalu dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 100 mL dalam labu takar. Pereaksi Wagner dibuat dengan cara 10 mL akuades dipipet kemudian ditambahkan 2,5 gram iodin dan 2 gram kalium iodida, kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan akuades menjadi 200 mL dalam labu takar. Pereaksi ini berwarna coklat. Pereaksi Dragendorff dibuat dengan cara 0,8 gram bismut subnitrat ditambahkan dengan 10 mL asam asetat dan 40 mL air. Larutan ini dicampur dengan larutan yang dibuat dari 8 gram kalium iodida dalam 20 mL air. Sebelum digunakan, 1 volume campuran ini diencerkan dengan 2,3 volume campuran 20 mL asam asetat glasial dan 100 mL air. b Senyawa Steroid Ekstrak kasar dari masing-masing pelarut diambil sebanyak 1 mg. Kemudian dilarutkan dalam 2 mL kloroform dalam tabung reaksi. Anhidrida asetat sebanyak 10 tetes dan asam sulfat pekat sebanyak 3 tetes ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Hasil uji positif contoh mengandung steroid yaitu terbentuknya larutan berwarna merah untuk pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau. c Senyawa Saponin Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil selama 30 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan contoh mengandung saponin. d Flavonoid Ekstrak kasar dari masing-masing pelarut diambil sebanyak 1 mg. Kemudian ditambah serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 mL amil alkohol campuran asam klorida 37 dan etanol 95 dengan volume sama dan 4 mL alkohol, kemudian campuran dikocok. Hasil uji positif contoh mengandung flavonoid, yaitu terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol. e Fenol hidrokuinon Sebanyak 1 mg contoh diekstrak dengan 20 mL etanol 70. Larutan yang dihasilkan diambil sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl 3 5. Hasil uji positif contoh mengandung senyawa fenol, yaitu terbentukya larutan berwarna hijau atau hijau biru. f Ninhidrin Kandungan asam amino Larutan contoh sebanyak 2 mL ditambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1. Campuran dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Hasil uji positif contoh mengandung asam amino, yaitu terbentuknya larutan berwarna biru.

3.3.3 Uji antimalaria in vitro