Kultur P. falciparum Aktivitas Antimalaria

4.3 Aktivitas Antimalaria

Ekstrak teripang keling H. atra dari pelarut heksana, etil asetat, metanol bertingkat dan metanol tunggal diuji aktivitas antimalarianya untuk mengetahui ekstrak mana yang memberikan aktivitas antimalaria yang paling besar. Pengujian dilakukan dengan cara in vitro dengan tahapan persiapan sebagai berikut :

4.3.1 Kultur P. falciparum

Sebelum melakukan uji daya hambat pertumbuhan P. falciparum, parasit yang telah dikultur disiapkan. Selanjutnya keempat ekstrak teripang yang konsentrasinya telah ditentukan dimasukkan ke dalam micro plate menggunakan pipet Ependorf dan ditambahkan 200 μL suspensi sel parasit. Inkubasi dilakukan pada suhu 37 o C selama 24 jam. Kultur P. falciparum pada cawan dan pengujian pada micro plate 96 well dapat dilihat pada Gambar 13. a b Gambar 13. a Kultur P. falciparum dalam cawan kultur, b Pengujian aktivitas antimalaria pada micro plate 96 well. Setelah diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37 o C selama 24 jam, selanjutnya kultur dipanen, dibuat slide apusan darah tebal dan tipis. Setelah kering diberi pewarnaan giemsa 3 selama 45 menit lalu dihitung jumlah eritrosit yang terinfeksi P. falciparum di bawah mikroskop. Persentase penghambatan dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah eritrosit terinfeksi terhadap 5000 eritrosit yang diamati. Pengamatan dilakukan pada mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 14. Hasil pengamatan pada kultur, terlihat P. falciparum tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. P. falciparum yang menginfeksi sel darah merah terlihat jelas berada pada stadium tropozoit seperti terlihat pada Gambar 12. Pengujian antimalaria dilakukan ketika kultur di dominasi parasit pada stadium tropozoit untuk mencegah terbentuknya skizon. Gambar 14. Penampakan eritrosit terinfeksi P. falciparum dilihat pada mikroskop perbesaran 10 x 100 Evaluasi pertumbuhan parasit pada pengujian aktivitas antimalaria dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis selanjutnya diamati di bawah mikroskop perbesaran 1000 kali. Pertumbuhan parasit yang terlebih dahulu diamati adalah pada kelompok kontrol, untuk melihat pertumbuhan tanpa adanya perlakuan penggunaan antimalaria. Hasil pengamatan menunjukkan parasit pada kelompok kontrol negatif tumbuh. Pertumbuhan terlihat dengan semakin banyaknya eritrosit yang terinfeksi P. falciparum. Pengamatan dilanjutkan dengan melihat pertumbuhan P. falciparum pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan dengan penambahan ekstrak teripang. Perhitungan jumlah parasit terinfeksi digunakan untuk menghitung angka parasitemia dan persen penghambatan pertumbuhan P. falciparum ekstrak teripang.

4.3.2 Angka parasitemia