4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi dan Ekstrak Teripang
Teripang keling H. atra yang diperoleh dari kepulauan seribu memiliki penampang tubuh bulat panjang silindris, berwarna hitam pekat dengan bagian
dalam daging berwarna putih dan memiliki lubang anus yang bulat mengarah ke atas. Tentakel yang dapat dilihat pada teripang keling berjumlah 20. Permukaan
tubuh memiliki tonjolan papila duri lunak yang membesar. Papila kecil dan tidak teratur ini tersusun pada permukaan dorsal. Bentuk morfologi ini sesuai dengan
yang dideskripsikan oleh Rowe 1969. Sampel teripang yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ukuran panjang sekitar 25 cm dan dalam kondisi hidup
sewaktu didatangkan ke laboratorium. Preparasi sampel teripang keling menghasilkan serbuk teripang yang
berwarna hitam kecoklatan. Serbuk teripang tersebut adalah hasil dari pengeringan menggunakan freeze dryer dan penepungan dengan hammer mills.
Penampakan bahan baku teripang keling dan serbuk teripang dapat dilihat pada Gambar 11.
a b Gambar 11. Sampel a teripang keling H. atra; b Serbuk teripang
hasil freeze drying Perubahan warna dari hitam pekat menjadi kecokelatan diduga karena
adanya karotenoid yang merupakan golongan senyawa triterpenoid pada teripang. Penelitian yang dilakukan oleh Pranoto et al. 2012 juga
menunjukkan adanya kandungan karotenoid pada teripang. Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan metode maserasi,
yaitu dengan merendam sampel pada pelarut diikuti goncangan shake. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metode maserasi karena untuk
menghindari rusaknya komponen senyawa akibat panas. Maserasi dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi bertingkat dan tunggal. Ekstraksi bertingkat
menggunakan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda yaitu n- heksana nonpolar, etil asetat semipolar dan metanol polar. Adapun
ekstraksi tunggal hanya menggunakan metanol. Metode ini juga dilakukan dalam penelitian Pranoto et al. 2012. Ekstraksi menggunakan pelarut non
polar, semi polar dan polar bertujuan untuk mendapatkan target senyawa yang tepat.
Maserasi dengan jenis pelarut yang berbeda sesuai tingkat kepolarannya menghasilkan rendemen ekstrak yang berbeda pula. Komponen
yang terbawa pada proses ekstraksi bertingkat adalah komponen yang memiliki polaritas sesuai dengan pelarutnya. Sebelum diuapkan pelarutnya
ekstrak teripang berwarna coklat kekuningan. Diduga warna ini menunjukkan adanya kandungan karoten yang merupakan golongan senyawa triterpenoid.
Hasil ekstrak teripang dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Ekstrak teripang keling H. atra a sebelum evaporasi; b setelah evaporasi ekstrak kasar
Rendemen ekstrak teripang keling H. atra yang diperoleh berbeda untuk tiap pelarut. Pelarut metanol dengan maserasi tunggal menghasilkan ekstrak
paling banyak mencapai 14,60 gram atau sekitar 29,20 dari total sampel serbuk teripang sebesar 50 gram. Pelarut metanol dapat melarutkan senyawa polar
seperti fenolik dan gula, sehingga ekstrak dari pelarut metanol lebih banyak dibandingkan ekstrak dari pelarut heksana dan etil asetat Harborne 1987.
Rendemen ekstrak teripang dari masing-masing pelarut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rendemen ekstrak teripang keling H. atra dari 50 gram sampel
No. Jenis Pelarut
Bobot ekstrak gram
Persentase bb
1. n-Heksana
0,21 0,42
2. Etil asetat
0,28 0,57
3. Metanol bertingkat
5,50 11,00
4 Metanol tunggal
14,60 29,20
4.2 Kandungan Senyawa Aktif