Uji antimalaria in vitro

f Ninhidrin Kandungan asam amino Larutan contoh sebanyak 2 mL ditambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1. Campuran dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit. Hasil uji positif contoh mengandung asam amino, yaitu terbentuknya larutan berwarna biru.

3.3.3 Uji antimalaria in vitro

Uji aktivitas antimalaria dilakukan secara in vitro dan berdasarkan metode Desjardins et al. 1979 dalam O’Neill et al. 1985. Sebelum dilakukan uji efektifitas ekstrak teripang, terlebih dahulu, dilakukan pengembangbiakan parasit secara berkesinambungan dengan metode candle jar yang dikembangkan oleh Trager dan Jensen. Kegiatan dimulai dengan pembuatan media media Roswell Park RP, NaHCO 3 5, media transport dan sorbitol untuk sinkronisasi, serum darah, eritrosit dari golongan darah O dan biakan stock Plasmodium falciparum Purwantiningsih 2003; WHO 2008 1 Kultur Plasmodium falciparum Purwantiningsih 2003 Tahapan kultur Plasmodium falciparum memerlukan media tumbuh yang dipersiapkan secara aseptis. Media tumbuh dibuat secara aseptis dalam ruang steril Laminar air flow dengan menggunaan alat-alat yang telah disterilisasi terlebih dahulu sesuai prosedur. Persiapan yang diperlukan adalah sebagai berikut. 1 Penyiapan media biakan a. Medium dasar Roswell Park Memorial Institute RPMI 1640 Media ini dibuat dengan melarutkan 10,4 gr RPMI 1640 yang mengandung L-glutamin dalam 960 mL akuabidestilata steril dalam gelas piala berukuran 1000 mL. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 5,94 gr asam N-2-hidroksi etil piperazin-N-2-etana sulfonat HEPES sambil diaduk dengan pengaduk magnet sampai larutan homogen. Larutan berubah warna dari jingga tua ke jingga. Setelah larutan homogen, ditambahkan antibiotik gentamisin sulfat sebanyak 50 mg dan larutan diaduk kembali. Larutan disterilkan dengan cara filtrasi melalui membran milipore yang berdiameter 0,22 μM. Media ini ditempatkan dalam botol-botol reagen steril berukuran 100 mL dan disimpan pada suhu 4 ⁰C. Media dapat digunakan selama satu bulan. b. Larutan NaHCO 3 5 bv Larutan dibuat dengan cara melarutkan 5 gram NaHCO 3 dalam 100 mL akuabidestilat. Larutan disterilisasi dengan cara filtrasi melalui membran milipore yang berdiameter 0,22 μm. Larutan ini ditempatkan dlaam botol reagen steril 100 mL dan disimpan pada suhu 4 ⁰C. c. Medium transpor Media ini dibuat dengan cara mencampurkan 100 mL larutan media dasar RPMI 1640 dengan 4,2 mL larutan NaHCO 3 5 bv. Larutan disterilisasi dengan cara filtrasi melalui membran milipore yang berdiameter 0,22 μm. Media ini ditempatkan dalam botol reagen steril 100 mL dan disimpan pada suhu 4 ⁰C. d. Serum segar Serum yang digunakan adalah serum manusia dari golongan darah A. Cara mendapatkan serum adalah sebagai berikut: darah diambil melalui pembuluh vena dengan alat suntik steril sebanyak 100 mL darah dimasukkan ke dalam tabung sentrifusi steril dan disimpan dengan cara dimiringkan pada incubator suhu 37 ⁰C selama 1 jam. Selanjutnya darah disimpan pada suhu 4⁰C semalam over night. Serum dipisahkan dari bekuan darah dengan cara sentrifugasi pada kecepatan putar 1500 rpm selama 15 menit. Serum dipisahkan dengan pipet Pasteur steril dan dimasukkan dalam tabung steril kemudian disimpan pada suhu -20 ⁰C. e. Medium lengkap Media ini dibuat dengan cara mencampurkan 100 mL larutan media dasar 100 mL larutan media dasar RPMI 1640 dengan 4,2 mL larutan NaHCO 3 5 bv dan 11,5 mL. Selanjutnya media disterilisasi dengan cara filtrasi melalui m embran milipore yang berdiameter 0,45 μm. Media ini disimpan pada suhu 4 ⁰C. 2 Penyiapan sel darah merah a. Sel darah merah normal Darah golongan O diambil melalui pembuluh vena sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi yang telah berisi 1,4 mL larutan zat anti koagulan Citrat Phosphat Dextrose CPD. Larutan digoyang sampai homogen, selanjutnya larutan disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit pada suhu kamar. Supernatan plasma dibuang dengan menggunakan pipet Pasteur, endapan atau packed cell yang tertinggal dicuci dengan media transpor sebanyak dua kali. Sebelum disentrifugasi, packed cell dan media transpor dihomogenkan secara perlahan. Sentrifugasi dilakukan pada kecepatan 1500 rpm selamam 15 menit dan supernatan dibuang. Packed cell yang telah dicuci disuspensikan ke dalam media RPHS dengan perbandingan volume 1:1, sehingga didapatkan suspensi yang mengandung 50 eritrosit dan disebut dengan stock Red Blood Cell RBC 50. Suspensi ini disimpan pada suhu 4 ⁰C dan setiap seminggu sekali diperlukan penggantian media RPHS. b. Biakan P. falciparum Biakan P. falciparum diambil dari deep freezer dan dicairkan. Cairan dipindahkan ke dalam tabung sentrifusi, dicuci dengan larutan NaCl 3,5 dengan perbandingan volume 1:1 sambil diaduk perlahan. Selanjutnya larutan disentrifugasi dengan kecepatan putar 1500 rpm selama 15 menit dan pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Setelah supernatant dibuang dengan pipet Pasteur steril, packed cell dicuci dengan serum steril dengan perbandingan volume 1:1. Selanjutnya, packed cell dicuci sebanyak dua kali menggunakan media transpor dan siap untuk dibiakkan. 3 Pengembangbiakan parasit P. falciparum Biakan parasit disuspensikan dengan eritrosit normal dan diberi media lengkap RPHS Roswell Park Human Serum sehingga diperoleh angka 4 hematokrit. Susupensi ini dimasukkan ke dalam cawan petri berdiameter 50 mm masing-masing sebanyak 4 mL. Biakan dimasukkan ke dalam candle jar desikator dan diberi lilin bernyala sehingga didapatkan dengan kondisi gas O 2 3, CO 2 4, dan N 2 93. Untuk mendapatkan kondisi tersebut caranya, di dalam eksikator yang telah berisis cawan-cawan biakan diletakkan lilin yang menyala. Desikator ditutup dan bagian tepi dibiarkan sedikit terbuka. Bila nyala lilin hampir padam, desikator ditutup rapat sehingga desikator menjadi kedap udara dengan cara melapis mulut desikator dengan silika gel atau vaselin. Selanjutnya candle jar diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 ⁰C. Setiap 24 jam media RPHS diganti dengan media RPHS yang baru. Cara menggantikan media kultur adalah: cawan petri dikeluarkan dari candle jar, dimiringkan dalam ruang steril laminar air flow selama 10 menit. Cairan diambil dengan pipet Pasteur steril secara hati-hati agar sel parasit tidak terganggu. Sebelum ditambah media, packed cell diambil satu sampai dua tetes untuk membuat sediaan darah tipis dan tebal pada slide mikroskop. Pembuatan sediaan darah tebal berguna untuk melihat perkembangan parasit dan menghitung angka parasitemia. Kemuadian, cawan petri diletakkan mendatar dan ke dalammnya ditambahkan media RPHS baru sebanyak 3,5 mL. Cawan digoyang perlahan agar suspensi parasit menjadi homogen kambali. Cawan diletakkan dalam candle jar dan diinkubasi dalam inkubator. Penyiapan kultur P. falciparum untuk uji antimalaria dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Diagram alir kultur P. falciparum Pencampuran homogen Stock biakan P. falciparum diambil dari deep freezer -80 o C Thawing Sentrifugasi 1800 rpm, 10 menit Penambahan RBC stock PVC 50 Kultivasi dalam cawan kultur P.falciparum siap uji 2 Perencanaan konsentrasi Konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini merupakan konsentrasi dengan kelipatan dua dari 10-2560 μgmL. Rancangan konsentrasi senyawa uji dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perencanaan konsentrasi ekstrak teripang pada uji secara in vitro No Sampel K onsentrasi μgmL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Ekstrak n-heksana 10 20 40 80 160 320 640 1280 2560 2. Ekstrak etil asetat 10 20 40 80 160 320 640 1280 2560 3. Ekstrak metanol A 10 20 40 80 160 320 640 1280 2560 4. Ekstrak metanol B 10 20 40 80 160 320 640 1280 2560 Keterangan : A : ekstraksi bertingkat B : ekstraksi tunggal 3 Penyiapan micro plate 96 well WHO 2008 Micro plate 96 well steril dipersiapkan. Kolom 1 sebagai kontrol positif 1 diisi dengan larutan arterakin konsentrasi 167,804 μgmL. Kolom 2 sebagai kontrol positif 2 diisi dengan larutan kuinin konsentrasi 28 μgmL. Kolom 3 digunakan sebagai kontrol negatif. Larutan ekstrak teripang diisikan ke dalam sumur masing-masing 25 μL dengan rincian sebagai berikut: - Baris A dan B kolom 4 – 12 diisi dengan ekstrak heksana masing-masing dengan konsentrasi 1 - 9 - Baris C dan D kolom 4 – 12 diisi dengan ekstrak etil asetat masing-masing dengan konsentrasi 1 - 9 - Baris E dan F kolom 4 – 12 diisi dengan ekstrak metanol bertingkat masing-masing dengan konsentrasi 1 – 9 - Baris G dan H kolom 4 – 12 diisi dengan ekstrak metanol tunggal masing- masing dengan konsentrasi 1 - 9 Penyiapan mikrco plate 96 well dapat dilihat pada Gambar 9. Selanjutnya sebanyak 200 μL suspensi parasit dengan angka parasitemia 0,7 dimasukkan ke dalam tiap sumur. Micro plate ditutup dan digoyang perlahan supaya bahan uji menyatu dengan suspensi parasit. Selanjutnya micro plate dimasukkan deksikator berisi lilin candle jar dan diinkubasi pada suhu 37 ⁰C selama 24 jam. Gambar 9. Diagram alir penyiapan micro plate 96 well 4 Memeriksa hasil uji O’Neill 1986 Proses pengujian antimalaria dapat dilihat pada Gambar 10. Setelah inkubasi selama 24 jam, biakan P. falciparum dikeluarkan dan dibuat preparat hapusan darah. Pembuatan preparat darah dilakukan dengan meneteskan 1 tetes sampel ke atas gelas obyek, kemudian dibuat sediaan apus tipis dan tebal, sampel dibiarkan sampai kering selama satu malam. Sediaan darah tipis dilakukan fiksasi dengan metanol selama 1 detik, kemudian diwarnai dengan larutan Giemsa secara standar 3 selama 45 menit dan dibilas dengan menggunakan air mengalir. Gambar 10. Diagram alir uji aktivitas antimalaria Pemeriksaan hasil uji dibuat slide hapusan darah Micro plate 96 well yang sudah diisi ekstrak 200 μgmL sel parasit dimasukkan dalam micro plate 96 well Inkubasi 37 o C, 24 jam Micro plate siap uji Ekstrak teripang disiapkan dalam berbagai konsentrasi Ekstrak dimasukkan dalam micro plate dengan pipet Eppendorf Disimpan dalam refrigerator Sediaan darah diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali menggunakan minyak immersi. Pembacaan diawali pada sediaan darah tebal untuk melihat perkembangan pertumbuhan parasit secara keseluruhan. Persen penghambatan inhibisi senyawa uji terhadap pertumbuhan parasit dihitung dengan cara membandingkan dengan kontrol negatif dihitung menggunakan rumus: Parasitemia = Eritrosit yang terinfeksi x 100 5000 eritrosit Inhibisi = 100 - Parasitemia uji x 100 Parasitemia kontrol

3.3.4 Analisis Data