4.3.3 Daya hambat
Persentase daya hambat dihitung untuk mengetahui efektivitas ekstrak teripang dalam menghambat infeksi P. falciparum pada sel eritrosit. Belum
diketahui secara spesifik bagaimana ekstrak ini dapat menghambat pertumbuhan P. falciparum. Persentase daya hambat ekstrak teripang pada konsentrasi yang
berbeda dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata persentase daya hambat ekstrak teripang keling H. atra
Konsentrasi μgmL
Inhibisi ekstrak Heksana
EA Met A
Met B 10
-4,02 0,27
3,13 4,92
20 3,84
10,28 7,42
12,78 40
30,29 10,99
4,20 8,49
80 34,23
15,64 11,35
13,49 160
40,30 6,34
13,49 12,42
320 45,67
10,28 28,15
16,35 640
54,60 15,28
45,31 15,28
1280 69,26
23,86 43,16
40,30 2560
73,55 30,29
49,24 49,96
Kontrol + Ar 76,95
Kontrol + Ku 75,82
Keterangan : A : ekstraksi bertingkat Ar : Arterakin
166,7 μgmL
B : ekstraksi tunggal Ku : Kuinin
28 μgmL
Tabel 8 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak teripang yang diberikan terhadap kultur P. falciparum, maka semakin tinggi aktivitas
penghambatannya. Daya hambat paling tinggi terjadi pada ekstrak teripang dengan pelarut heksana pada konsentrasi 2560
μgmL yaitu sebesar 73,55. Nilai ini masih dibawah daya hambat pada kontrol positif menggunakan arterakin dan
kuinin yang masing-masing sebesar 76,95 dan 75,82. Kontrol positif pada penelitian ini menggunakan kuinin dan arterakin.
Kuinin merupakan salah satu antimalaria yang memiliki struktur dasar kuinolin. Syamsudin 2002 menyebutkan bahwa mekanisme kuinin dalam menghambat
pertumbuhan parasit adalah melalui interaksi dengan DNA parasit dan menghambat DNA polimerase. Arterakin merupakan kombinasi 2 antimalaria
yang terdiri dari dehidroartemisinin dan piperakuin. Pandey et al. 1999 melaporkan bahwa artemisin dan derivatnya bekerja sebagai skizontosid darah.
Selama pertumbuhan dan penggandaannya dalam sel darah merah, parasit
memakan dan menghancurkan sampai 80 sel hemoglobin inang dalam bagian ruang yang dinamakan vakuola makanan. Proses Ini akan melepaskan Fe
2+
-hem, yang teroksidasi menjadi Fe
3+
-hematin, dan kemudian mengendap dalam vakuola makanan membentuk pigmen kristal disebut hemozoin.
Efek antimalaria dari artemisin disebabkan oleh masuknya molekul ini ke dalam vakuola makanan parasit dan kemudian berinteraksi dengan Fe
2+
-hem. Interaksi menghasilkan radikal bebas yang menghancurkan komponen vital
parasit sehingga mati. Adapun mekanisme ekstrak teripang keling dalam menghambat pertumbuhan P. falciparum belum diketahui secara spesifik.
Persentase penghambatan pada masing-masing konsentrasi ekstrak teripang dapat dilihat pada Gambar 16.
4.3.4 Inhibitory Concentration