N 85:15. Filtrat kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 535 nm Dianawati 2001.Total antosianin kemudian dihitung
dengan rumus :
g W
2 .
98 100
f i
Absorbans =
sampel g
mL100 antosianin
Total
sampel p
........ Persamaan 3 Dimana : f
p
= faktor pengenceran Faktor 98.2 =
nilai ε serapan molar dari pigmen antosianin dalam pelarut etanol 95 : HCl 1.5 N 85:15, yang merujuk
pada absorbansi antosianin dalam etanol asam yang di ukur dalam celah selebar 1 cm pada panjang gelombang
535 nm dalam konsentrasi 1 vv.
W
sampel
= berat sampel
3.3.2 Tahap 2 : Pembuatan dan karakterisasi film indikator warna
Tahap kedua ditujukan untuk pembuatan film dari campuran kitosan dan PVA dan penentuan konsentrasi dan cara aplikasi penambahan pewarna pada
matrik film diujicobakan sampai mendapatkan formulasi yang sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan pewarna sintesis adalah karmoisin CI 14720 juga
dicobakan pada penelitian ini untuk dibandingkan dengan pewarna alami daun erpa. Selanjutnya dilakukan karakterisasi film indikator dan juga pengukuran
stabilitas warna film yang dilakukan selama film tersebut disimpan dalam beberapa kondisi penyimpanan.
3.3.2.1 Pembuatan dan karakterisasi film indikator warna
Film indikator warna dibuat dengan menggunakan kitosan-asetat dan PVA, penggunaan bahan tersebut didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Apriyanto 2007 yang dimodifikasi. Komposisi larutan yang digunakan yaitu dengan kombinasi PVA 3 bv dan kitosan-asetat 3 bv sebanyak 400
mL dengan perbandingan0:100 20:80, 40:60, 60:40, 80:20, 100:0 dan gliserol sebagai plasticizer sebesar 1 vv dari volume larutan. Proses
percobaan aplikasi pewarna adalah sebanyak 5, 10, 15, 20, 25 mL pewarna 100 mL larutan film, pewarna yang digunakan adalah ekstrak daun erpa dan pewarna
sintetis karmoisin CI 14720 merah tua. Percobaan pertama adalah penambahan pewarna kemudian dilakukan homogenisasi pada suhu 80
o
C, dengan kecepatan 60 rpm selama 5 menit, setelah itu dilakukan pencetakan dengan cetakan kaca 20×30
cm, untuk selanjutnya dikeringkan pada suhu 50
o
C dan suhu ruang 25±3
o
C selama 24 jam. Metode lain aplikasi warna adalah dengan pengolesan pewarna
pada film, hingga didapatkan film indikator warna erpa dengan warna merata secara visual. Diagram alir proses pembuatan film indikator warna dapat dilihat
pada Gambar 5 dan 6.
Gambar 5 Diagram alir pembuatan film indikator warna metode 1
Gambar 6 Diagram alir pembuatan film indikator warna metode 2
Pengolesan pewarna Pewarna erpa
Film indikator Homogenisasi
Pencetakan dengan cetakan 20 x 30 cm Pengeringan suhu 50
o
C selama 24 jam
Lembaran film Larutan PVA 3 + larutan kitosan 3
0:100,20:80,40:60, 60:40,80:20,100:0 + 1 gliserol
Homogenisasi
Pencetakan dengan cetakan 20 x 30 cm
Pengeringan suhu 50
o
C dan suhu ruang 25±3
o
C selama 24 jam Film Indikator
Larutan PVA 3 + larutan kitosan 3 0:100,20:80,40:60,
60:40,80:20,100:0+1 gliserol 5, 10, 15, 20, 25
mL pewarna 100 mL larutan film