Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 10
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo
A. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan dengan jenis
peruntukan hutan 426,46 Km2, tegalan 513,80 Km2, serta persawahan 373,13 Km2. Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan
terbangun hanya meliputi 147,74 Km2 dari seluruh luas lahan. Pengaturan zoning kawasan budidaya diarahkan untuk mengendalikan perkembangan
pemanfaatan ruang yang cenderung dapat berpengaruh negatif terhadap lingkungan sekitar. Pengaturan zoning kawasan budidaya ini mencakup
pengembangan lokasikawasan industri, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan. Arah
pengembangan perindustrian direncanakan menyebar. Pengendalian untuk kawasan ini dilakukan secara ketat agar tidak menimbulkan masalah
lingkungan pencemaran. Pengembangan untuk kawasan ini hanya diizinkan untuk kegiatan penunjang industri. Antara industri dan kegiatan
penunjang diberi jalur hijau yang berfungsi sebagai pemisah barrier dan KDB maksimum sebesar 40 dari tanah yang dimiliki.
Pengaturan zoning kawasan pertanian yang terdiri pertanian basah dan pertanian kering adalah 1 untuk sawah pertanian basah perubahan
tidak boleh melebihi 50 dari tanah yang ada di setiap kecamatan; 2 untuk pertanian kering peralihan diijinkan untuk kegiatan yang memberi nilai
ekonomis tinggi dan tidak menimbulkan pencemaran, dan 3 untuk
Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 11
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo
perkebunan peralihan fungsinya diizinkan maksimum 5 dari luas wilayah perkebunan yang ada.
Pengaturan zoning kawasan pariwisata pada berbagai wilayah kecamatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan atas kondisi dan
keindahan wisata tanpa perubahan fungsi. Sementara itu pengaturan zoning kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan dikembangkan
sesuai dengan peran dan fungsinya yaitu konsep fleksibel zoning bagi kawasan yang rawan perubahan dan mempunyai fungsi yang sangat
penting, sedangkan pada kawasan lainnya menggunakan konsep fixed zoning.
B. Kawasan Lindung