Sosial Budaya dan Politik .1
Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 33
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo
tingkat kesadaran masyarakat masih rendah terhadap pelestarian fungsi laut dan pantai.
2.1.4 Sosial Budaya dan Politik 2.1.4.1
Sosial Budaya
Kehidupan masyarakat Kabupaten Probolinggo relatif rukun, toleran, dan terbuka merupakan modal dasar untuk melaksanakan pembangunan
dan merealisasikan tujuan reformasi. Sikap menghargai perbedaan pendapat secara kritis telah membudaya di masyarakat juga merupakan
modal dasar untuk mengembangkan pemerintahan yang baik dan bersih good and clean governance. Demikian pula karakateristik masyarakat
Kabupaten Probolinggo yang ulet, tegas, terbuka, dan lugas bila dikelola dan disalurkan dengan baik merupakan modal dasar yang cukup besar
peranannya dalam pembangunan. Masyarakat Probolinggo sebagai bagian dari Provinsi Jawa Timur
yang menghargai nilai-nilai adat dan budaya Jawa dan Madura serta terbuka terhadap nilai-nilai positif yang datang dari luar, merupakan kondisi
yang sangat kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan mewujudkan cita-cita reformasi. Meskipun masyarakat Probolinggo sebagian besar terdiri
dari Jawa dan Madura, kehidupan mereka relatif rukun dan damai dengan warga.
Perubahan sosial tidak dapat dielakkan di tengah masyarakat yang selalu dinamis. Nilai sosial yang yang ideal melekat pada masyarakat
Probolinggo tidak berbeda dengan nilai sosial ideal Jawa pada umumnya,
Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 34
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo
yaitu rasa kolektifitas menjadi sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari. Individu tidak bisa dengan leluasa berbuat tanpa ada kesepakatan kolektif
dalam mencapai tujuan hidupnya. Mereka tetap terikat dengan sebuah kesadaran kolektif baik ditingkat keluarga maupun masyarakat. Disamping
itu terdapat sebagian kecil masyarakat lainnya yang sosial budayanya masih diwarnai oleh sisa-sisa zaman kerajaan Majapahit, yaitu masyarakat
Tengger yang hidup di lereng gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Sumber dan sekitarnya dengan sebagian besar penduduknya beragama
Hindu. Sebagai
daerah pesisirpantai,
sosial budaya
masyarakat Probolinggo telah mulai mengalami akulturasi. Keragaman budaya itu
menjadi kekayaan
yang harus
dilestarikan dan
dikembangkan. Permasalahan budaya yang dihadapi adalah semakin besarnya pengaruh
globalisasi yang berdampak pada perubahan sosial budaya lokal, yang bila tidak diantisipasi dan dikendalikan tentunya akan berdampak pada nilai-nilai
sosial budaya lokal.