Pemerintahan Listrik, Air Bersih, dan Drainase Listrik

Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 50 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo jumlah air yang tersedia. Pemanfaatan sumber air alam ini perlu dijaga keseimbangannya dengan tetap menjaga daerah peresapan disekitar sumber air. Drainase Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2004 terlihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan lingkungan semakin meningkat. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya persentase penduduk pengguna jamban yaitu sebesar 29,36 pada tahun 2001 meningkat menjadi 38,30 pada tahun 2004. Begitu juga rumah yang memiliki Saluran Pembuang Air Limbah SPAL dari 14,83 pada tahun 2001 meningkat menjadi 26,24 pada tahun 2004. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan drainase adalah 1 belum seluruh warga masyarakat terutama yang tinggal dipedesaan memiliki jamban sendiri; 2 pembangungan jamban yang dilakukan oleh pemerintah tidak semuanya dipergunakan warga; 3 kurangnya sosialisasi masalah kesehatan diri dan lingkungan kepada masyarakat berkaitan dengan kebersihan; dan 4 rendahnya tingkat pendidikan masyarakat desa.

2.1.6 Pemerintahan

Pembagian wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan, 1.380 Dusun, 1.593 Rukun Warga RW serta 5.863 Rukun Tetangga RT. Di lihat dari komposisi jumlah desa, Kecamatan Paiton memiliki jumlah desa terbanyak, yaitu 20 Desa, Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 51 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo sedangkan Kecamatan Kuripan memiliki jumlah Kecamatan paling sedikit, yaitu 7 Desa. Berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah, bahwa telah terjadi perubahan normatif. Di satu pihak, realokasi dan redistribusi aparatur perlu menggunakan pertimbangan manajerial, di lain pihak sulit mengabaikan pertimbangan non manajerial sosial, psikologis dan kemanusiaan. Bila semata menggunakan pertimbangan manajerial, maka akan terjadi rasionalisasi besar-besaran dan potensial yang dapat menimbulkan gejolak sosial. Bila dominan diwarnai pertimbangan non manajerial menimbulkan dampak inefisiensi serta ketidaksesuaian antara struktur organisasi, jumlah aparatur dan beban kerja. Kondisi dilematis tersebut semakin nampak ketika daerah diberi kebebasan untuk menentukan jenis dan jumlah unit organisasi berdasarkan kemampuan, kebutuhan dan beban kerja sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Secara faktual kombinasi pertimbangan manajerial dan non manajerial dalam penempatan aparatur sulit dielakkan. Hal ini semakin mencolok ketika muncul Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 sebagai revisi Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 yang di dalamnya memberi banyak pembatasan terhadap jumlah dan jenis unit organisasi, daerah mengalami kesulitan bahkan bereaksi melakukan protes, penundaan bahkan penolakan. Terjadinya perubahan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 ke Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 membuka harapan baru bagi daerah dalam mengatasi situasi dilematis. Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 52 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo Dalam usaha-usaha menuju pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab clean and good governance dibutuhkan sumberdaya manusia sebagai salah satu motor penggerak utama perubahan. Sumberdaya manusia yang dibutuhkan daerah Kabupaten Probolinggo dalam pembangunan terutama aparatur pelaksana yang mantap, baik secara kualitas dan kuantitas demi profesionalisme pelaksanaan pembangunan daerah dan pemanfaatan potensi secara efektif dan efisien telah mencukupi. Jumlah PNS di Kabupaten Probolinggo Tahun 2004 mengalami kenaikan 2,31 dari tahun sebelumnya. PNS Golongan III masih menduduki prosentase tertinggi 56 diikuti Golongan II sebesar 25 Golongan IV 16 dan Golongan I 2,45. Implikasi atas jumlah pegawai negeri Kabupaten Probolinggo yang meningkat, paling utama adalah semakin kompleksnya mekanisme pemerintahan. Pemimpin daerah dituntut untuk mampu mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan semua program yang akan dilaksanakan dengan baik dan dapat meningkatkan profesionalisme pelayanan kepada masyarakat sehingga keseluruhan kegiatan pemerintah dapat diimplementasikan. Hal ini di dukung oleh perolehan produk yang selama tahun anggaran 2005 DPRD Kabupaten Probolinggo telah menghasilkan sebanyak 32 produk yang terdiri dari 16 Perda, 13 Keputusan DPRD dan 3 Keputusan Pimpinan. Setelah era reformasi, penyelenggaraan pelayanan dasar semakin mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan lain-lain. Permasalahan utama yang Pemerintah Kabupaten Probolinggo II - 53 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo terkait dengan pelayanan publik adalah semakin meningkatnya tuntutan publik akan sistem manajemen pemerintahan yang menekankan pada kualitas pelayanan publik, yang memperhatikan pengutamaan hak-hak publik melalui optimalisasi penggunaan teknologi dan informasi. Oleh kareba itu perlu dilakukan penataan birokrasi berupa restrukturisasi organisasi di Kabupaten Probolinggo sesuai dengan fungsi dan kewenangan serta permasalahan yang dihadapi pada masa mendatang.

2.1.7 Tata Ruang dan Kewilayahan