42
Pendidikan Agama Islam Kelas IX
e. Tidak M udah Putus Asa
Putus asa merupakan perilaku tercela yang dibenci oleh Allah swt. dan rasul-Nya. Betapa pun beratnya ujian yang
meni mpa, ki ta harus yaki n bahw a uji an tersebut sesuai dengan kemampuan. Al l ah swt. ti dak akan meni mpakan
m u si bah kepada seor an g h am ba y an g t i dak m am pu menanggungnya. Musibah yang ditimpakan sesuai dengan
kemampuan manusi a. Persoal an maupun musi bah yang ditimpakan pasti ada jalan keluarnya. Oleh karena itu, kita
ti dak bol eh berputus asa atas uji an dan cobaan yang menimpa. Putus asa tidak dapat menyelesaikan masalah. Kita
harus berusaha mencari jalan keluar masalah yang meng- hadang dengan tidak lupa memohon pertolongan Allah swt.
Sifat qanaah termasuk akhlak mahmudah yang harus kita terapkan dalam kehidupan. Penerapan
qanaah dalam kehidupan akan menimbulkan ketenteraman dan kedamaian. Manfaat sifat qanaah
harus dibuktikan. Oleh karena itu, lakukan wawancara dengan orang-orang yang telah menerapkan sifat
qanaah dalam kehidupannya. Dalam wawancara tersebut kamu dapat bertanya tentang hal-hal berikut.
1. Apa faktor-faktor yang dapat menumbuhkan sifat
qanaah? 2.
Apa manfaat penerapan sifat qanaah dalam kehidupannya?
Catatlah hasil wawancaramu dalam selembar kertas. Pada pertemuan selanjutnya serahkan hasil-
nya wawancaramu kepada guru untuk diperiksa. Jangan lupa untuk meminta tanda tangan orang yang
kamu wawancarai.
Sifat Tasamuh
A l l ah sw t. menci ptakan perbedaan dal am kehi dupan manusia. Perbedaan yang ada di antara manusia tidak hanya
dal am hal rezeki . Bahasa yang ki ta gunakan sehari -hari juga berbeda-beda antara satu dengan l ai nnya. Adat i sti adat yang
berbeda dengan saudara kita yang berada di daerah lain. Secara fisik kita juga memiliki perbedaan dengan orang lain. Misalnya,
kamu berkulit putih, sedangkan saudaramu yang ada di Papua berkulit hitam.
Walaupun berbeda suku, adat, dan budaya, tetapi kewajiban tolong-menolong dalam kebaikan harus dikedepankan. Kita harus
menyadari bahwa segala perbedaan bukan untuk dipertentang- kan, tetapi menjadi sarana untuk saling melengkapi. Demikianlah
kita diperingatkan Allah dalam firman-Nya yang berbunyi seperti berikut.
Ya- ayyuhan-na-su inna- khalaqna-kum min z .
akariw wa uns .
a- wa ja‘alna-kum syu‘u-baw wa qaba-’ila lita‘a-rafu- inna akramakum
‘indalla-hi atqa-kum innalla-ha ‘ali -
mun khabi -
run
Pendidikan Agama Islam Kelas IX
43
Artinya:
Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh,
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti. Q.S. al- .Hujura
-t [49]: 13 Sebagai sesama umat manusia kita dianjurkan untuk saling
menghargai dan menghormati serta tolong-menolong dalam hal kebajikan. Dalam Islam sikap ini diistilahkan dengan tasamuh.
Perhatikan firman Allah yang berbunyi seperti berikut.
. . . Wa ta‘a-wanu-u ‘alal-birri wat-taqwa- wa la- ta‘a-wanu- ‘alal-is .
mi wal-‘udwa-ni wattaqulla-ha, innalla-ha syadi
- dul-‘iqa-bi
Artinya:
. . . . Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerja- kan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.
Q.S. al-Ma-’idah [5]: 2
1. Pengertian Tasamuh
Tasamuh berasal dari bahasa Arab, semakna dengan kata ikhtima-l. Dalam istilah umum biasa disebut dengan ”toleransi”,
yaitu sikap tenggang rasa, menghargai, dan menghormati orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, prinsip dalam tasamuh
adalah memberikan kebebasan kepada orang lain untuk men- jalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya selama tidak ber-
tentangan dengan ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat seperti negara kita yang terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan budaya,
sifat tasamuh mutlak dimiliki setiap individu. Dengan sifat inilah persatuan dan kesatuan dapat di wujudkan, dal am mencapai
tujuan bersama.
Segal a perbedaan yang ada sesungguhnya merupakan sesuatu yang wajar dan lumrah karena manusia diciptakan Allah
dalam beragam suku, bangsa, serta adat budaya. Dari perbedaan itulah kita ditantang untuk mengesampingkan perbedaan dan
m en gedepan kan per sam aan dem i kepen t i n gan ber sam a. Perbedaan bukan untuk diperselisihkan, tetapi justru disatukan
dalam ikatan yang kukuh. Dalam ayat yang lain Allah berfirman seperti berikut.
Sumber: Tempo, 10 Maret 2002
▲ ▲
▲ ▲
▲ Gambar 4.3
Jika masing-masing diri kita memiliki sifat tasamuh, perselisihan seperti tergambar di atas
tidak akan pernah terjadi.