Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari berbagai segi sehingga dapat dibedakan menjadi: 1. Pengeluaran itu merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang. 2. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat. 3. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang. 4. Menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas. Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi, yaitu: a. pengeluaran rutin pemerintah, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda pemerintahan sehari-hari. Termasuk dalam pengeluaran tutin adalah belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom, bunga dan cicilan utang dan lain-lain. b. pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran untuk pembangunan, baik fisik, seperti jalan, jembatan, gedung-gedung dan pembelian kendaraan, maupun pembangunan non fisik spiritual seperti misalnya penataran, training dan sebagainya.

2.3.1 Pengeluaran Rutin

Anggaran belanja rutin memegang peranan yang penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas, yang pada gilirannya akan menunjang tercapainya sasaran dan tujuan Universitas Sumatera Utara setiap tahap pembangunan. Penghematan dan efisiensi pengeluaran rutin perlu dilakukan untuk menambah besarnya tabungan pemerintah yang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan nasional. Penghematan dan efisiensi tersebut antara lain dapat diupayakan melalui penajaman alokasi pengeluaran rutin, pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pembelian barang dan jasa kebutuhan departemenlembaga negara non-departemen. Dan pengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.

2.3.2 Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan, sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang direncanakan dalam Repelita. Dalam Pelita I, misalnya pembangunan dititikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung pertanian, dan dalam Pelita II tetap dititikberatkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, dan seterusnya. Selain membiayai pengeluaran sektoral melalui departemenlembaga, pengeluaran pembangunan juga membiayai proyek-proyek khusus daerah yang dikenal sebagai proyek Inpres Instruksi Presiden, baik yang dilaksanakan oleh pusat maupun masing- masing daerah. Proyek-proyek Inpres ini terdiri atas bantuan pembangunan desa, bantuan pembangunan Dati II, bantuan pembangunan Dati I, Inpres Sekolah Dasar, Inpres Kesehatan, Inpres Pemugaran Pasar, Inpres Penghijauan dan Inpres JalanJembatan. Selain itu dilaksanakan proyek-proyek yang dibiayai oleh hasil penerimaan Pajak Bumi Universitas Sumatera Utara dan Bangunan PBB yang penentuannya diserahkan kepada daerah. Besarnya alokasi anggaran untuk bantuan pembangunan daerah dipengaruhi oleh kemampuan keuangan negara serta beberapa faktor yang disesuaikan dengan masing-masing wilayah, seperti banyaknya penduduk dan luas wilayah. Dengan demikian proyek-proyek yang akan dibangun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah, sejalan dengan pembangunan di daerah lain. Sementara itu ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran, yaitu: a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa b. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai c. Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran transfer.

2.3.3 Teori Teori Pengeluaran Pemerintah A. Teori W.W. Rostow dan Musgrave