dan Bangunan PBB yang penentuannya diserahkan kepada daerah. Besarnya alokasi anggaran untuk bantuan pembangunan daerah dipengaruhi oleh kemampuan keuangan
negara serta beberapa faktor yang disesuaikan dengan masing-masing wilayah, seperti banyaknya penduduk dan luas wilayah. Dengan demikian proyek-proyek yang akan
dibangun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah, sejalan dengan pembangunan di daerah lain.
Sementara itu ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran, yaitu: a.
Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa b.
Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai c.
Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran transfer.
2.3.3 Teori Teori Pengeluaran Pemerintah A. Teori W.W. Rostow dan Musgrave
W.W. Rostow dan Musgrave menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yaitu tahap awal, tahap menengah
dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total invetasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus
menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar tetap tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap
menengah, oleh karena peranan swasta semakin besar akan menimbulkan banyak
Universitas Sumatera Utara
kegagalan pasar dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu pada tahap ini perkembangan ekonomi
menyebabkan terjadinya hubungan antarsektor yang semakin kompleks. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor industri akan
menimbulkan semakin tingginya pencemaran atau polusi. Pemerintah harus turun tangan untuk mengatur dan mengurangi akibat negatif dari polusi itu terhadap masyarakat.
Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan
pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu tidak jelas apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi
dalam tahap demi tahap, ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara simultan.
B. Pandangan Adolp Wagner
Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan
pula pengamatan di negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke 19. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu hukum, akan tetapi dalam
pandangannya tersebut tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah pengertian dalam pertumbuhan secara relatif
ataukah secara absolute. Apabila yang dimaksud oleh Wagner adalah perkembangan pengeluaran pemerintah secara relatif sebagimana teori Musgrave, maka hukum Wagner
adalah sebagai berikut: dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Dasar dari hukum
Universitas Sumatera Utara
tersebut adalah pengamatan empiris dari negara-negara maju, tetapi hukum tersebut memberi dasar akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner menyadari
bahwa dengan bertumbuhnya perekonomian hubungan antara industri denagn industri, hubungan industri dengan masyarakat dan sebagainya menjadi semakin rumit dan
kompleks. Dalam hal ini Wagner menerangkan mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan
yang timbul dalam masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.
C. Pandangan Peacock dan Wiseman
Teori Peacock dan Wiseman didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka
membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu
teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh
pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka
mempunyai suatu tingkat kesediaanmasyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara
semena-mena. Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut: Perkembangan ekonomi
menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah
Universitas Sumatera Utara
juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan
pengeluaran pemerintah semakin besar. Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya
untuk membiayai perang. Karena itu, penerimaan pemerintah dari pajak juga meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya tersebut dengan cara menaikkan tarif pajak
sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas
swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Perang tidak bisa dibiayai dengan pajak, sehingga pemerintah juga harus meminjam dari negara lain untuk membiayai perang.
D. Pandangan Keynes
Keynes berpendapat tingkat kegiatan dalam perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat. Pada umumnya pembelanjaan agregat dalam suatu periode
tertentu adalah kurang dari pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat full employment. Keadaan ini disebabkan karena investasi yang dilakukan para
pengusaha biasanya lebih rendah dari tabungan yang akan dilakukan dalam perekonomian full employment. Keynes berpendapat sistem pasar bebas tidak akan dapat
membuat penyesuaian-penyesuaian yang akan menciptakan full employment. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan kebijakan pemerintah.
Tiga bentuk kebijakan pemerintah yaitu kebijakan fiskal, moneter, dan pengawasan langsung. Kebijakan fiskal melalui pengaturan anggaran pengeluaran dan
penerimaan pemerintah. Dalam masa inflasi biasanya kebijakan fiskal akan berbentuk
Universitas Sumatera Utara
mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak. Sebaliknya apabila pengangguran serius maka pemerintah berusaha menambah pengeluaran dan berusaha
mengurangi pajak. Kebijakan moneter dilakukan dengan mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Pengawasan langsung dilakukan dengan membuat
peraturan-peraturan.
2.4 Investasi Swasta 2.4.1 Pengertian Investasi