MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi | 118
15. Bagaimana proses penyusunan produk hukum desa?
Proses penyusunan produk hokum desa adalah rancangan peraturan yang sudah dibuat oleh pemeritah desa :
a. Wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa diutamakan kepada masyarakat
atau kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan;
b. Dikonsultasikan kepada Camat untuk mendapatkan masukan;
c. Kepala Desa menyampaikan rancangan peraturan tersebut kepada BPD untuk
dibahas dan disepakati bersama; d.
Penetapan dan penandatanganan peraturan yang sudah disepakati bersama; e.
Rancangan perauran desa yang telah dibubuhi tanda tangan Kepala desa disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan melalui lembaran desa;
f. Peraturan dinyatakan molai berlaku dan mempunyai kekuatan hokum yang
mengikat sejak diundangkannya di lembaran desa.
16. Apa saja jenis produk hukum desa menurut amanat UU Desa?
Jenis produk hukum desa, ada 3 yaitu :
a. Peraturan Desa Perdes;
Peraturan Desa yang merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama kepala desa. Perdes bersifat umum sehinga mengatur segala
hal yang menjadi kewenangan desa dan juga mengikat semua orang yang berada dalam lingkup desa. Perdes harus mengindahkan batasan ataupun
larangan yang ditentukan oleh peraturan yang lebih tinggi derajatnya berdasarkan hirarki peraturan.
b. Peraturan Kepala Desa;
Peraturan yang dikeluarkan oleh kepala desa yang mempunyai fungsi sebagai peraturan pelaksana dari Perdes ataupun pelaksanan dari peraturan yang lebih
tingg. Peraturan Kepala desa hanya dapat mengatur hal-hal yang diperintahkan secara konkret dalam Perdes. Karena itu, tidak boleh mengatur hal yag tidak
diperintahkan ataupun dilarang oleh Perdes. Ini merupakan salah satu bentuk pembatasan terhadap kekuasaan yang dimiliki oleh kepala desa. Sedangkan
pada posisinya sebagai pelaksana peraturan yang lebih tinggi, Perdes memuat materi yang mengaturkewenangannya atau materi yang diperintahkanatau
didelegasikan dari peraturan yang lebih tingi. Peraturan kepala Desa tetap saja dapat mengatur materi yang tidak ditentukan dalam Perdes, namun materi itu
harus tetap diperintahkan oleh peraturan yang lebih tinggi, misalnya diperintahkan oleh UU, PP atau Perda. Dengan demikian Peraturan Kepala Desa
merupakan salah satu peraturan yang
“lebih bebas” dalam menentukan
substansi yang akan diaturnya, namun tetap harus mempunyai dasar hokum dalam pengaturan materi tersebut.
c. Peraturan Bersama Kepala Desa :
Peraturan ini merupakan peraturan yang materi muatan merupakan kesepakatan bersama antara dua desa atau lebih
17. Apa azas utama yang harus mendasari Peraturan Desa?
Azas utama yang harus mendasari peraturan Desa adalah :
MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi | 119
a.
Rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal usul;
b.
Subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa;
c.
Keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan tetap mengindahkan sistem nilai
bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
d.
Kebersamaan, yaitu semangat untuk berperan aktif dan bekerja sama dengan prinsip saling menghargai antara kelembagaan di tingkat Desa dan unsur
masyarakat Desa dalam membangun Desa;
e.
Kegotongroyongan, yaitu kebiasaan saling tolong-menolong untuk membangun Desa;
f.
Kekeluargaan, yaitu kebiasaan warga masyarakat Desa sebagai bagian dari satu kesatuan keluarga besar masyarakat Desa;
g. Musyawarah, yaitu proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan masyarakat Desa melalui diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan;
h.
Demokrasi, yaitu sistem pengorganisasian masyarakat Desa dalam suatu sistem pemerintahan yang dilakukan oleh masyarakat Desa atau dengan
persetujuan masyarakat Desa serta keluhuran harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa diakui, ditata, dan dijamin;
i.
Kemandirian, yaitu suatu proses yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka memenuhi
kebutuhannya dengan kemampuan sendiri;
j.
Partisipasi, yaitu turut berperan aktif dalam suatu kegiatan;
k.
Kesetaraan, yaitu kesamaan dalam kedudukan dan peran;
l.
Pemberdayaan, yaitu upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa melalui penetapan kebijakan, program, dan kegiatan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa; dan
m.
Keberlanjutan, yaitu suatu proses yang dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan
program pembangunan Desa
18. Dimana letak kedudukan Peraturan Desa dalam susunan hirarki Peraturan