MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi | 121
26. Apa yang dimaksud dengan Peraturan Desa yang pro masyarakat rakyat
desa?
Adalah peraturan Desa yang disusun melalui musyawarah Desa dan mengatur tentang hajat hidup kepentingan rakyat untuk menuju kesejahteraan.
Contoh : Perdes tentang jalan desa, Perdes tentang pemanfaatan sumber daya air, perdes tentang pasar desa, perdes tentang saluaran irigasi dan lain sebagainya.
27. Bagaimana caranya supaya Peraturan Desa menjamin kepentingan dan
melindungi hak masyarakat ?
Penyusunan Perdes harus disusun sebagai berikut : Sebagaimana dalam pasal 6 Permendagri No. 111 Tahun 2014 :
1 Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa; 2 Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada
masyarakat desa dan dapat dikonsultasikan kepada camat untuk mendapatkan masukan;
3 Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang
terkait langsung dengan substansi materi pengaturan; 4 Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud pada ayat
2 digunakan Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Desa;
5 Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan
disepakati bersama.
Sumber: Tim Penulis, 2015. Buku Saku Memahami Undang-Undang Desa: Tanya-Jawab Seputar
Undang-Undang Desa.
Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.
MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi | 122
PB
6
Bahan Bacaan
Penyusunan Peraturan di Desa
Bahan Bacaan 2
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA
1. Indonesia Sebagai Negara Hukum
Dalam rangka perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dalam Perubahan Keempat pada tahun 2002, konsepsi Negara Hukum atau
“Rechtsstaat” yang sebelumnya hanya tercantum dalam Penjelasan UUD 1945, dirumuskan dengan tegas dalam
Pasal 1 ayat 3 yang menyatakan, “Negara Indonesia adalah Negara Hukum.”
Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi.
Karena itu, jargon yang biasa digunakan dalam bahasa Inggeris untuk menyebut prinsip Negara Hukum adalah
„the rule of law, not of man‟. Yang disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan orang per orang yang hanya bertindak
sebagai „wayang‟ dari skenario sistem yang mengaturnya.
Gagasan Negara Hukum itu dibangun dengan mengembangkan perangkat hukum itu sendiri sebagai suatu sistem yang fungsional dan berkeadilan, dikembangkan dengan
menata supra struktur dan infra struktur kelembagaan politik, ekonomi dan sosial yang tertib dan teratur, serta dibina dengan membangun budaya dan kesadaran hukum
yang rasional dan impersonal dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, sistem hukum itu perlu dibangun law making dan ditegakkan
law enforcing sebagaimana mestinya, dimulai dengan konstitusi sebagai hukum yang paling tinggi kedudukannya.
Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum
MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING LOKAL DESA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi | 123
yang sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjangsatu
dengan yang lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pengertian dan Konsep Dasar Peraturan Perundang-undangan