BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan analisa dan pembahasan data sesuai data yang diperoleh saat proses pengambilan data penelitian.
A.
ANALISA DATA 1.
Gambaran Responden Penelitian
Responden penelitian adalah karyawan dan karyawati PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan yang sudah mendekati masa pensiun, dengan
rentang usia 50 - 55 tahun yang keseluruhannya berjumlah 105 orang. Namun pada proses pengambilan data, peneliti hanya mendapatkan data dari 81 orang.
Kemudian dari 81 orang tersebut, hanya data dari 60 orang saja yang bisa dipakai untuk dilakukan analisis penelitian dengan alasan pertimbangan kelengkapan data
dan pengisian. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, bagian divisi di perusahaan, dan tingkat
pendidikan. a. Gambaran responden penelitian berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan 60 orang responden, 47 orang 78.3 berjenis kelamin laki- laki dan 13 orang 21.7 berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Lakilaki
47 78.3
78.3 78.3
Perempuan 13
21.7 21.7
100.0 Total
60 100.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
b. Gambaran responden penelitian berdasarkan bagian divisi di perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan memiliki 15 bagian
divisi yang diberi kode mulai dari 3.00 sampai 3.15. Sebaran responden berdasarkan bagian dipaparkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Sebaran responden berdasarkan bagian divisi di perusahaan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3.00
4 6.7
6.7 6.7
3.01 7
11.7 11.7
18.3 3.02
6 10.0
10.0 28.3
3.03 8
13.3 13.3
41.7 3.04
2 3.3
3.3 45.0
3.05 5
8.3 8.3
53.3 3.06
2 3.3
3.3 56.7
3.07 5
8.3 8.3
65.0 3.08
2 3.3
3.3 68.3
3.09 3
5.0 5.0
73.3 3.10
5 8.3
8.3 81.7
3.11 2
3.3 3.3
85.0 3.12
2 3.3
3.3 88.3
3.13 2
3.3 3.3
91.7 3.14
2 3.3
3.3 95.0
3.15 3
5.0 5.0
100.0 Total
60 100.0
100.0
c. Gambaran responden penelitian berdasarkan tingkat pendidikan Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dimulai dari rentang
SD sampai S1. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan tercantum dalam Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid S1
9 15.0
15.0 15.0
D3 5
8.3 8.3
23.3 SMA
44 73.3
73.3 96.7
SMP 1
1.7 1.7
98.3 SD
1 1.7
1.7 100.0
Total 60
100.0 100.0
2. Hasil Penelitian
a. Hasil uji asumsi i. Uji asumsi normalitas
Uji asumsi normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuai apakah data penelitian tersebar secara normal. Pengujian menggunakan
uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS version 17.0 for windows.
Tabel 7. Hasil uji asumsi normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test uji normalitas
N 60
Normal Parameters
a,,b
Mean 82.1167
Std. Deviation 8.74709
Most Extreme Differences Absolute
.079 Positive
.079 Negative
-.052 Kolmogorov-Smirnov Z
.611 Asymp. Sig. 2-tailed
.849 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebaran data dalam penelitian ini terdistribusi normal.
b. Hasil utama penelitian Berdasarkan fase-fase pensiun yang dikemukakan oleh Atchly 1983
dalam Hoyer Roodin 2009, responden penelitian dengan rentang usia 50 – 55
tahun berada pada fase yang berbeda, yakni fase remote usia 50 – 52 tahun dan
fase near 53 – 55 tahun. Oleh karena itu dalam melihat hasil penelitian ini
responden dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok A fase near berjumlah 27 orang, dan kelompok B fase remote berjumlah 33 orang.
Tabel 8. Statistik deskriptif data penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation A
27 63.00
95.00 81.3333
7.33799 B
33 63.00
103.00 82.7576
9.81717 Valid N listwise
27
Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa data penelitian bahwa kelompok A
memiliki skor minimum 63.00, skor maksimum 95.00, mean 81.33, dan standar deviasi 7.34. Sedangkan kelompok B memiliki nilai skor minimum 63.00, skor
maksimum 103.00, mean 82.76, dan standar deviasi 9.82. Pengkategorisasian skor dapat diperoleh dengan menguji signifikansi
perbedaan antara mean skor hipotetik dengan mean skor empirik, yakni membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi
antara skor hipotetik dengan skor yang diperoleh dari skala penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Perbandingan data hipotetik dengan data empiric N
Hipotetik Kel
Empirik Min Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD
60 21
105 63
14 A
63 95
81.33 7.34
B 63
103 82.76
9.82 Selanjutnya dapat dilakukan penggolongan skor dengan interpretasi tinggi,
sedang, dan rendah, dengan rumusan :
Tabel 10. Kriteria pengkategorisasian skor
Variabel Kriteria kategorisasi
Kategori
Kesiapan pensiun
X ≤ µ-1.0σ X ≤ 49
Rendah µ-
1.0σ ≤ X µ+1.0σ 49 ≤ X 77
Sedang µ+1.0σ ≤ X
77 ≤ X Tinggi
Kategorisasi dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 10 menghasilkan
kategorisasi responden penelitian sebagai berikut:
Tabel 11. Kategorisasi data hasil penelitian Variabel
Kriteria kategorisasi
Kategori N
Kel A Kel B
Kesiapan pensiun
X ≤ 49 Rendah
49 ≤ X 77 Sedang
6 9
77 ≤ X Tinggi
21 24
Seperti yang telah tercantum pada Tabel 8, skor mean data empirik adalah
82.12, dan sesuai dengan kriteria kategorisasi yang tercantum pada Tabel 11 maka skor mean data empirik tersebuat berada pada kategori Tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata kesiapan pensiun karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan adalah tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga memberikan hasil berupa gambaran kondisi kesiapan pensiun karyawan yang dilihat dari aspek-aspeknya, yakni aspek kesiapan fisik,
finansial, dan mental emosional. Dari aspek kesiapan fisik, gambaran perbandingan antara dara hipotetik
dengan data empirik tercantum pada Tabel 12.
Tabel 12. Perbandingan data hipotetik dan empirik aspek kesiapan fisik N
Hipotetik Kel
Empirik Min Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD
60 8
49 24
5.33 A
25 40
32.18 3.48
B 24
40 33.30
4.40 Kategorisasi responden berdasarkan aspek fisik dipaparkan dalam Tabel
13 berikut ini:
Tabel 13. Kategorisasi berdasarkan aspek kesiapan fisik Variabel
Kriteria kategorisasi Kategori
N Kel A
Kel B
Kesiapan pensiun
X ≤ 18.67 Rendah
18.67 ≤ X 29.33 Sedang
5 5
29.33 ≤ X Tinggi
22 28
Seperti yang telah tercantum pada Tabel 12, skor mean data empirik
adalah 32.80, dan sesuai dengan kriteria kategorisasi yang tercantum pada Tabel 13 maka skor mean data empirik tersebuat berada pada kategori Tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata kesiapan pensiun karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan dalam aspek fisik adalah tinggi.
Untuk aspek kesiapan finansial, gambaran perbandingan antara data hipotetik dengan data empiris tercantum pada Tabel 14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Perbandingan data hipotetik dan empirik aspek kesiapan financial N
Hipotetik Kel
Empirik Min Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD
60 7
35 21
4.67 A
22 35
27.96 2.95
B 22
35 28.18
3.45 Kategorisasi responden berdasarkan aspek finansial dipaparkan dalam
Tabel 15.
Tabel 15. Kategorisasi berdasarkan aspek kesiapan financial Variabel
Kriteria kategorisasi Kategori
N Kel A
Kel B
Kesiapan pensiun
X ≤ 16.33 Rendah
16.33 ≤ X 25.67 Sedang
5 8
25.67 ≤ X Tinggi
22 25
Seperti yang telah tercantum pada Tabel 14, skor mean data empirik
adalah 28.08 dan sesuai dengan kriteria kategorisasi yang tercantum pada Tabel 15 maka skor mean data empirik tersebuat berada pada kategori Tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata kesiapan pensiun karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan dalam aspek finansial adalah tinggi.
Aspek yang terakhir yakni kesiapan mental dan emosional, gambaran perbandingan antara dara hipotetik dengan data empiris tercantum pada Tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan data hipotetik dan empirik aspek kesiapan mental dan emosional
N Hipotetik
Kel Empirik
Min Maks Mean SD
Min Maks
Mean SD
60 6
30 18
4 A
12 27
21.18 3.19
B 15
30 21.27
3.56 Kategorisasi responden berdasarkan aspek mental dan emosional
dipaparkan dalam Tabel 17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 17. Kategorisasi berdasarkan aspek kesiapan mental dan emosional Variabel
Kriteria kategorisasi Kategori
N Kel A
Kel B
Kesiapan pensiun
X ≤ 14 Rendah
1 14 ≤ X 22
Sedang 13
18 22 ≤ X
Tinggi 13
15 Seperti yang telah tercantum pada Tabel 16, skor mean data empirik adalah
17.43 dan sesuai dengan kriteria kategorisasi yang tercantum pada Tabel 17 maka skor mean data empirik tersebuat berada pada kategori Sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata kesiapan pensiun karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan dalam aspek mental dan emosional adalah
sedang.
B.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil utama penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata kesiapan pensiun karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan
berada pada kategori Tinggi. Dilihat dari aspek kesiapan fisik, rata-rata responden berada pada kategori
Tinggi. Kesiapan fisik menurut Sutarto dan IsmulCokro 2008 adalah melakukan pemeliharaan kesehatan semenjak masih berada di usia muda dengan menjalankan
pola hidup sehat. PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Direksi Medan memiliki jadwal rutin setiap minggu untuk para karyawan berolahraga. Ini merupakan salah
satu contoh program yang memperdulikan kesehatan fisik para karyawan. Dengan membiasakan diri karyawan untuk menjalankan pola hidup sehat
–salah satunya dengan berolahraga
–maka kesehatan karyawan juga akan terpelihara. Khusus
Universitas Sumatera Utara
untuk karyawan yang akan pensiun, kebiasaan berolahraga akan membuat mereka lebih siap secara fisik dalam menghadapi masa tua.
Dari aspek kesiapan finansial rata-rata responden berada pada kategori Tinggi. Kesiapan finansial menurut Sutarto dan IsmulCokro 2008 adalah
ketersediaan sejumlah bekal pendukung berupa tabungan, asuransi, simpanan asset, dan kegiatan usaha. Salah satu Program yang dimiliki PT. Perkebunan
Nusantara III dalam hal kesejahteraan finansial para karyawan yang akan pensiun adalah Dana Pensiun Perkebunan Dapenbun yang akan diberikan kepada
karyawan begitu ia memasuki masa pensiun. Setelah pensiun karyawan juga masih mendapatkan gaji dari perusahaan meskipun jumlahnya tidak sebesar yang
diterima saat masih bekerja. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kesiapan pensiun karyawan dalam aspek finansial termasuk dalam kategori tinggi.
Sementara itu dari aspek mental dan emosional, rata-rata responden berada dalam kategori Sedang. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Tarigan 2009, dimana pada dasarnya kesadaran para karyawan untuk siap pensiun masih sangat rendah sehingga persiapan pensiun belum dianggap penting
bagi sebagian besar karyawan. Berk 2007 menyebutkan bahwa pensiun sering menyebabkan stress pada individu. Newman 2006 mengemukakan bahwa
pensiun dianggap mengancam kesejahteraan psikologis individu, kemudian juga diungkapkan bahwa
melakukan persiapan secara psikologis –khususnya
menyesuaikan diri dan beradaptasi –sebenarnya sangat penting namun karyawan
belum memberikan perhatian yang mendalam pada aspek ini dan masih cukup sering melupakannya. Perusahaan juga belum memiliki program khusus yang
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan kesejahteraan psikologi karyawan yang akan pensiun. Sedangkan para karyawan secara umum menginginkan adanya suatu program kesiapan
pensiun yang lebih memperhatikan kesejahteraan psikologis mereka. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kesiapan pensiun karyawan dalam aspek mental
dan emosional termasuk dalam kategori sedang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN