Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tinjauan Pustaka

f. Tidak ada pesanan ulang back order karena kehabisan persediaan storage. g. Tidak ada quantity discount. Berdasarkan pengamatan penulis, pembelian Bahan Bakar Minyak BBM yang dilakukan PT. Kereta Api Persero Medan hanya berdasarkan perkiraan kebutuhan untuk kegiatan operasional dan cenderung relatif tetap setiap periode pembeliannya. Pada kenyataannya, pemakaian BBM yang terjadi bersifat fluktuatif atau berubah-ubah setiap waktunya. Misalnya pemakaian BBM pada PT. Kereta Api Persero Medan pada hari Sabtu dan Minggu akan lebih besar dari hari biasa karena pada hari tersebut Kereta Api juga digunakan untuk pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi suatu perusahaan. Selain itu, pemakaian BBM saat hari libur juga akan lebih besar dari hari biasa karena terjadi lonjakan penumpang. Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa pemakaian bahan baku BBM pada PT. Kereta Api Persero Medan setiap periodenya masih berubah-ubah fluktuatif sehingga persediaan BBM belum efisien. Berdasarkan latar belakang di atas, maka model sangat tepat untuk diaplikasikan pada penentuan persediaan bahan bakar minyak BBM pada PT. Kereta Api Persero Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan dan meningkatkan efisiensi persediaan bahan baku BBM yang optimal dengan metode Economic Order Quantity pada PT.Kereta Api Persero Medan dari tahun 2008 sd 2010.

1.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki penulis, maka pada permasalahan tulisan ini dibatasi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Menentukan persediaan bahan baku BBM yang optimal pada PT. Kereta Api Persero Medan. b. Data atau informasi periode tahun 2008 sd 2010 dari PT. Kereta Api Persero Medan perihal: 1. Jumlah pemakaian BBM tiap bulan 2. Biaya dan lamanya tenggang waktu pemesanan BBM tiap tahun. 3. Besarnya biaya penyimpanan Carrying Cost tiap liter persediaan bahan baku BBM. c. Pada PT. Kereta Api Persero Medan yaitu: 1. Jumlah Kereta Api yang beroperasi tetap. 2. Tidak terjadi penambahan gerbong kereta api. 3. Tidak adanya penambahan jalur rel kereta api yang baru.

1.4 Tinjauan Pustaka

Pada berbagai perusahaan, persediaan bahan baku memegang peranan penting dalam menunjang operasi kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut. Menurut Matz 1994: 229 pengendalian persediaan yang efektif harus: a. Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang efisien dan lancar. b. Menyediakan cukup banyak persediaan dalam periode kekurangan persediaan musiman, siklus atau pemogokan, dan dapat mengantisipasi perubahan harga. c. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum serta melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebut ditangani d. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau yang rusak sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik, dimana perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan suku cadang. e. Menjamin kemandirian persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan. Universitas Sumatera Utara f. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen. Dua masalah yang dihadapi suatu sistem dalam mengelola persediaannya Nasution, 2008: 116 adalah sebagai berikut: a. Masalah Kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kebijaksanaan persediaan, antara lain: 1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat 2. Kapan pemesanan atau pembuatan barang harus dilakukan 3. Berapa jumlah persediaan pengamanannya 4. Metode pengendalian persediaan mana yang paling tepat b. Masalah Kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan sistem persediaan seperti: 1. Jenis barang apa yang dimiliki 2. Dimana barang tersebut berada 3. Berapa jumlah barang yang sedang dipesan 4. Siapa saja yang menjadi pemasok supplier masing-masing item. Tujuan pengendalian persediaan Assauri, 1998: 177 dapat diartikan sebagai usaha untuk: a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga menyebabkan proses produksi terhenti. b. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan. c. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian