Ruang Lingkup Penelitian Jenis Dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengolahan Data Pembentukan Model Penelitian

59

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dilakukan di Medan dengan mengamati dan menganalisa “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan haji di kota Medan 1985-2009”. Faktor-faktor itu adalah pendapatan per kapita kota Medan, jumlah penduduk muslim kota Medan, tingkat inflasi kota Medan, ongkos naik haji, dan kuota haji Medan.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk urut waktu time series yaitu berupa angka-angka kuantitatif. Sedangkan data diperoleh melalui Bank Sumut Syariah cabang Medan, Badan Pusat Statistik BPS Kota Medan, Bidang Hawzwa Kantor Wilayah Sumatera Utara dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan pencatatan langsung berupa data tahunan, selama kurun waktu 25 tahun yaitu dari tahun anggaran 1985-2009.

3.4 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan menggunakan program computer Eviews 5.1 dan Microsoft Excel 2007 sebagai program pembantu untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual. Universitas Sumatera Utara 60

3.5 Pembentukan Model Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pembentukan model penelitian yakni : 1. Pendapatan per kapita X1 t terhadap jumlah tabungan haji Y t . Pendapatan per kapita X1 t mempunyai pengaruh positif. Ini dikarenakan perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang dalam hal ini tabungan haji. Jika pendapatan per kapita naik maka keinginan seseorang untuk menabung juga tinggi. Ini didukung karena telah tercukupi kebutuhan pokok seseorang sehingga mampu menyalurkan pendapatannya sebahagian untuk tabungan haji. Banyak sekali orang yang berkeinginan untuk membuka tabungan haji tapi tidak didukung oleh pendapatannya. Sehingga ketika memenuhi syarat-syarat wajib haji yakni mampu secara finansial dan kesehatan maka seseorang tersebut dapat menjalankan niatnya untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini yang diwajibkan bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat tersebut. Jika pendapatan per kapita turun maka keinginan untuk mempunyai tabungan haji juga menurun. Ini disebabkan karena mereka lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu. Sehingga pendapatannya hanya dihabiskan untuk kebutuhan pokok. Tidak ada lagi sisa dari pendapatan yang dapat ditabungkan. Jadi salah satu keputusan seseorang untuk membuka tabungan haji karena tingkat pendapatan perkapita mereka yang tinggi. Berdasarkan hal ini kita dapat membuat hipotesis yakni jika terjadi kenaikan pada pendapatan per kapita Medan X1 t maka jumlah tabungan haji Y t mengalami kenaikan, cateris paribus. Universitas Sumatera Utara 61 2. Jumlah penduduk muslim X2 t terhadap jumlah tabungan haji Y t . Pertambahan penduduk muslim suatu daerah semakin meningkat maka jumlah tabungan haji suatu daerah juga meningkat. Ini dikarenakan permintaan akan tabungan haji bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk muslimnya. Sebagai contoh, jika Kota A sebelumnya mempunyai jumlah penduduk yang tidak begitu banyak tetapi ketika suatu daerah tersebut banyak orang muslim dari daerah kota B yang bertransmigrasi ke kota A maka jumlah tabungan haji kota A meningkat tetapi jumlah tabungan haji kota B menurun dan begitu juga sebaliknya. Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 t jumlah penduduk muslim maka Y t jumlah tabungan haji di Medan mengalami kenaikan, cateris paribus. 3. Tingkat inflasi X3 t terhadap jumlah tabungan haji Y t . Kenaikan inflasi ini disebabkan oleh permintaan agregat melebihi kemampuan perekonomian barang dan jasa. Dalam hal ini dapat memberikan efek jangka panjang pada kegiatan perekonomian. Inflasi dapat dibarengi dengan penurunan output. Jadi jika inflasi semakin tinggi maka keinginan masyarakat untuk menabung juga semakin rendah. Sebaliknya jika inflasi rendah maka keinginan untuk menabung juga tinggi. Artinya jika kenaikan pada X3 t tingkat inflasi maka Y t jumlah tabungan haji mengalami penurunan, cateris paribus. 4. Ongkos naik haji X4 t terhadap jumlah tabungan haji Y t . Kenaikan ongkos naik haji dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni, perubahan nilai mata uang rupiah terhadap dollar, jarak tempuh dari daerah masing-masing, atau jauh dekatnya jamaah ditempatkan di Mekah ataupun di Madinah untuk penginapan dan lain-lain. Jadi jika ONH dalam waktu tertentu itu naik maka permintaan akan tabungan haji menurun dan begitu juga sebaliknya Universitas Sumatera Utara 62 jika ongkos naik haji menurun maka permintaan akan tabungan haji meningkat. Artinya jika kenaikan pada ongkos naik haji X4 t maka jumlah tabungan haji Y t mengalami penurunan, cateris paribus. 5. Jumlah kuota haji Medan X5 t terhadap jumlah tabungan haji Y t Kuota haji daerah masing-masing disesuaikan dengan banyaknya antrian yang paling banyak. Sehingga antrian yang paling banyak akan lebih besar kuotanya dibandingakan dengan daerah lain yang antriannya masih sedikit. Jadi jika terjadi peningkatan jumlah kuota haji pada suatu daerah maka minat dalam menabung haji juga tinggi, dan juga sebaliknya jika jumlah kuota haji menurun maka jumlah tabungan haji daerah tersebut juga menurun. Kuota haji ditentukan juga oleh pemerintah Arab Saudi yang nantinya akan dibagi sesuai Negara-negara mana saja yang antusias beribadah hajinya besar maka Negara itulah yang banyak menerima kuota. Artinya jika kenaikan pada kuota haji X5 t maka jumlah tabungan haji Y t mengalami kenaikan, cateris paribus.

3.6 Model Analisis Data