46
2.8.4 Metode Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur
laju inflasi antara lain: a.
Consumer Price Index CPI Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga
dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup: CPI= Cost of marketbasket ingiven year : Cost of market basket in base year x 100.
b.
Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index Indeks yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga
bahan mentah raw material, bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
c.
GNP Deflator merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk
dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:
GNP Deflator = GNP Nominal : GNP Riil x 100
2.8.5 Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus 1998:587, ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:
a. Demand Pull Inflation: timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan agregat.
Universitas Sumatera Utara
47 b.
Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation: inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan
sumber daya yang kurang efektif. Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya
dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :
a. Domestic Inflation: tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh
kenaikan harga barang secaraumum di dalam negeri. b.
Imported Inflation: tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang
2.8.6 Efek Inflasi
1. Efek Terhadap Pendapatan Equity Effects
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Pihak-pihak yang
mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari
laju inflasi atau mereka yang mempunyai kekayaan dalam bentuk uang dimana nilainya naik dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi.
2. Efek Terhadap Efisiensi Efficiency Effects
Inflasi dapat merubah alokasi faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian
dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi berbagai barang tertentu. Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami
Universitas Sumatera Utara
48 kenaikan yang lebih besar dan barang lain, yang kemudian mendorong
produksi barang tersebut. Kenaikan produksi ini pada gilirannya akan merubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. Memang tidak ada
jaminan bahwa alokasi faktor produksi itu lebih efisien dalam keadaan tidak ada inflasi namun kebanyaan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi dapat
mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien. 3.
Efek Terhadap Output Output Effects Dalam menganalisa kedua efek diatas digunakan suatu anggapan bahwa
output tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu.
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang
mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaiakna produksi. Namun apabila laju
inflasi itu cukup tinggi Hyper Inflation dapat mempunyai akibat sebaliknya, yakni penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai
uang riil turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang biasanya diikuti dengan turunnya
produksi barang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan langsung antara inflasi dengan output. Inflasi dapat dibarengi
dengan penurunan output. Nopirin, 1987 Pengaruh terhadap perekonomian:
a. Mendorong penanam modal spekulatif
Universitas Sumatera Utara
49 Saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi spekulatif,
misalnya membeli rumah, tanah, menyimpan barang berharga. Daripada melakukan investasi yang produktif.
b. Mengurangi kegairahan penanaman modal untuk mengembangkan usaha-
usaha produktif. Perbankan atau lembaga keuangan lainnya akan menaikkan tingkat bunga pinjaman untuk menghindari kemerosotan nilai uang modal
yang mereka pinjamkan. c.
Menimbukan ketidakpastian ekonomi di masa depan Inflasi akan terus berkembang jika tidak ditangani.
• Gagal mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan arah perkembangan ekonomi susah untuk diramalkan.
d. Menimbulkan masalah neraca pembayaran
• Inflasi selalu menyebabkan harga barang impor selalu lebih murah dari barang produksi luar negeri.
• Dan arus modal keluar negeri akan lebih cepat daripada ke dalam negeri. • Sehingga mengakibatkan kemerosotan nilai mata uang dan defisit neraca
pembayaran. Akibat inflasi terhadap individu dan masyarakat
a. Kesenjangan Distribusi Pendapatan
Saat inflasi, nilai harga tetap seperti tanah, rumah, dan bangunan pabrik akan mengalami kenaikan. Dan kondisi ini sangat menguntungkan bagi para
pemilik modal. Sebaliknya nilai pendapatan riil penduduk akan merosot, dengan demikian inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
50 b.
Pendapatan Riil Merosot Saat Inflasi, harga naik mendahului kenaikan pendapatan. Sedangkan
sebagian tenaga kerja merupakan para pekerja berpenghasilan tetap. Dengan demikian inflasi mengakibatkan kemerosotan pendapatan riil masyarakat.
Berarti kemakmuran masyarakat menurun c
Nilai Riil Tabungan Merosot Saat inflasi, deposito akan menurun sehingga masyarakat yang memiliki
uang tunai tersebut akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya.
2.9 Ongkos Naik Haji ONH