Dasar Hukum Serikat BuruhSerikat Pekerja

2 Melindungi Buruh terhadap campur tangan majikan dalam hal ini; 3 Melindungi Serikat Buruh terhadap campur tangan majikan dalam mendirikan, cara bekerja serta cara mengurus organisasinya; 4 Menjamin penghargaan hak berorganisasi; 5 Menjamin perkembangan serta penggunaan badan perundingan sukarela untuk mengatur syarat-syarat dan keadaan-keadaan kerja dengan perjanjian perburuhan. 42 d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Kerja Pasal 11 yang bunyinya : 1 Tiap tenaga kerja berhak mendirikan dan menjadi anggota Perserikatan Tenaga Kerja; 2 Pembentukan Tenaga Kerja dilakukan secara demokratis. e. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh Pasal 5 yang bunyinya: 1 Setiap pekerja buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh. 2 Serikat pekerjaserikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 sepuluh orang pekerjaburuh. f. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor 8Edrn1974 tentang pembentukanFBSI pada perusahaan-perusahaan; g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor 01Men1975 tentang Pendaftaran Organisasi Buruh. 42 Sofyan Effendi, Hukum Perburuhan di Indonesia, Kumpulan Lengkap Undang-undang dan Peraturan-peraturan, Cet. I, Jilid 3, Ghalia- Indonesia, 1984, hlm. 1089 Menurut Peraturan di atas yang harus didaftarkan adalah Gabungan Serikat Buruh. Pendaftarannya itu harus dilakukan dengan mengirim surat permohonan, dengan melampirkan : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang menunjukkan bahwa Gabungan Serikat Buruh itu : a Bersifat demokratis dan bebas; b Berdasarkan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undag-Undang Dasar 1945; c Bertujuan antara lain mengamalkan Pancasila serta terlaksananya bangsa dan Negara menuju terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, materiil maupun spiritual dan ikut serta mensukseskan pembangunan; d Dan memuat ketentuan-ketentuan antara lain hak dan kewajiban anggota-anggota, syarat-syarat menjadi anggota, cara pertanggungjawaban keuangan kepada para anggota dan cara pembubarannya.

E. Peran dan Fungsi Serikat BuruhSerikat Pekerja dalam Suatu

Perusahaan Serikat pekerja Serikat Buruh di perusahaan adalah Serikat Pekerja Serikat Buruh yang didirikan oleh para pekerja buruh di perusahaan atau di beberapa perusahaan, sedang di luar perusahaan adalah serikat pekerja serikat buruh yang didirikan oleh pekerja buruh yang tidak bekerja di perusahaan, Misalnya serikat pekerja buruh yang pengemudi angkutan kota atau pembantu rumah tangga. 43 a Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial; Sebagai organisasi, Serikat Pekerja Serikat Buruh bersifat bebas berarti organisasi dalam melaksanakan hak dan kewajiban tidak di bawah pengaruh atau tekanan dari pihak lain. Terbuka berarti dalam menerima anggota dan atau memperjuangkan kepentingan pekerja buruh tidak membedakan aliran politik, agama, suku bangsa dan jenis kelamin. Bersifat mandiri maksudnya dalam menjalankan dan mengembagkan organisasi ditentukan oleh kekuatan sendiri, tidak ditentukan oleh pihak lain di luar organisasi. Demokratis yaitu bahwa dalam pembentukan organisasi, pemilihan pengurus, memperjuangkan dan melaksanakan hak dan kewajiban organisasi dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip demokrasi. Bertanggung jawab berarti bahwa dalam mencapai tujuan dan melaksanakan hak dan kewajibannya, Serikat Pekerja Serikat Buruh bertanggung jawab kepada anggota, masyarakat dan Negara. Tujuan didirikannya Serikat Pekerja Serikat Buruh adalah untuk memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja buruh dan keluarganya. Guna mencapai tujuan tersebut, Serikat Pekerja Serikat Buruh mempunyai fungsi : 43 Maimun, op. cit., hal. 23

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Analisis Kinerja Mutu Teh Hitam di PTPN IV Kebun Bah Butong

16 129 72

Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

4 47 64

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10