Sejarah Serikat BuruhSerikat Pekerja

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Karena tujuan yang bersifat umum ini, di samping itu juga karena BBI ini terpengaruh oleh gerakan politik yang ada pada waktu itu, maka akibatnya timbul pro dan kontra di antara para anggotanya. Yang pro menghendaki BBI tetap menggabungkan diri dengan politik yang kontra ingin memisahkan dirinya dari pengaruh politik. Akibatnya, perpecahan tidak bisa dihindari. Dalam kongresnya di Solo tanggal 7 November 1945 BBI pecah menjadi 2 dua yaitu : 1. Mereka yang setuju gerakan buruh disatukan dengan gerakan politik mendirikan Partai Buruh Indonesia PBI. 2. Sedang yang lain, tanggal 21 Mei 1946 mendirikan GABSI Gabungan Serikat Buruh Indonesia yang hanya bergerak dibidang social ekonomi. Pada tanggal 29 November 1946 GABSI kemudian menggabungkan dirinya dengan GSBV Gabungan Serikat Buruh Vertikal dengan mengubah namanya menjadi Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia SOBSI. SOBSI pada konggresnya di Malang bulan Mei 1947 memastikan diri berkiblat ke kiri komunis samapai terlibatnya organisasi ini dalam pemberontakan PKI Muso tahun 1948, dan kemudian tahun 1965 di bawah pimpinan DN Aidit. 39 Setelah Pemberontakan G.30.SPKI tahun 1965 dapat dibubarkan memasuki era Orde Baru, sejalan dengan bermunculannya berbagai Partai Politik 9 Parpol bermunculan pula berates-ratus buruh yang bertujuan politik 39 H. Zainal Asikin, S.H., S.U. dkk, op. cit., hlm. 46 maupun social ekonomi. Berdasarkan catatan Departemen Perburuhan Tahun 1967 ada 244 Serikat Buruh yang tergabung dalam 17 induk organisasi buruh. 40 Deklarasi Persatuan Buruh Indonesia itu pada intinya berisikan kebulatan tekad kaum buruh Indonesia untuk mempersatukan diri dalam suatu wadah, yag kemudian wadah ini disebut dengan Federasi Buruh Seluruh Indonesia FBSI, FBSI dinyatakan berdiri pada tanggal 20 Februari 1973, diakui oleh Pemerintah tanggal 11 Maret 1974 dengan Surat Menteri Transkop Nomor 286aDDDphk1974 tentang Pengakuan Organisasi Buruh FBSI, didaftarkan Kemudian setelah Pemilihan Umum tahun 1971 Partai Politik yang sedemikian banyaknya itu difusikanmemfusikan menggabungkan diri menjadi 2 dua Parpol, yaitu PDI dan PPP. Akibatnya maka organisasi buruh yang tadinya berafiliasi atau bernaung di bawah partai-partai politik tersebut menjadi kehilangan pegangan, dan akibatnya tak berfungsi sama sekali. Saat-saat itulah dipergunakan oleh pemimpin-pemimpin Organisasi Buruh sebagai momentum atau tonggak awal yang baik untuk merealisasikan cita-cita Persatuan Organisasi Buruh yang telah lama diidam-idamkan, dan yang selalu terhambat oleh situasi politik yang tak menentu. Maka setelah konsepsi persatuan ini dikemukakan, baik kepada wakil-wakil masyarakat maupun pemerintah, dikeluarkanlah suatu Deklarasi yang disebut “Deklarasi Persatuan Buruh Indonesia” yang ditandatagani tanggal 20 Februari 1973. 40 Imam Soepomo, op. cit., hlm. 35 tanggal 27 November 1975 sesuai dengan SK.Mentranskop Nomor Kep. 2236DP1975 tentang Pendaftaran Federasi Buruh Seluruh Indonesia. Kemudian sejalan dengan digantinya istilah Buruh menjadi istilah Pekerja oleh Mantan Menteri Tenaga Kerja Seodomo, maka pada tahun 1985 FBSI diganti menjadi SPSI Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.

C. Tujuan Serikat BuruhSerikat Pekerja

Seperti yang dapat dilihat di atas, bahwa tujuan dari Organisasi Buruh itu antara lain adalah melindungi dan membela hak dan kepentingan kaum buruh. Dengan tujuan ini Imam Soepomo mengatakan : “Melindungi dan memperjuangkan kepentingan buruh hendaknya jangan diatikan semata-mata sebagai usaha keluar untuk melindungi kepentingan buruh dan memperjuangkan kepentingan buruh kepada majikan, tetapi harus pula diartikan sebagai usaha dalam bentuk meringankan kehidupa buruh dengan jalan mengadakan koperasi, memajukan pendidikan, kebudayaan, kesenian, dan sebagainya”. Melindungi dan memperjuangkan kepentingan buruh meliputi usaha-usaha terciptanya perundangan perburuhan yang menjamin kepentingan buruh. Selain tujuan yang tersebut dalam pengertian Organisasi Buruh menurut Dirjen Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja di atas. Organisasi Buruh FBSI juga mempunyai tujuanprogram umum sebagaimana tertuang dalam apa yang disebutkan sebagai Pancakarya, yaitu : 1. Mengembangkan serta mengadakan konsolidasi organisasi; 2. Meningkatkan partisipasi kaum buruh dalam memperbesar produksi dalam rangka menyukseskan pembangunan; 3. Membela hak-hak serta kepentingan kaum buruh sesuai dengan asas-asas keadilan; 4. Aktif dalam usaha-usaha untuk mengatasi masalah pengangguran serta usaha untuk memperluas lapangan kerja; 5. Meningkatkan kerja sama dengan organisasi-organisasi buruh Internasional sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif dari pemerintah. 41 Kelima tujuanprogram Organisasi BuruhFBSI tersebut di atas dirinci lagi menjadi delapan sasaran sebagai berikut : 1. Pembinaan Organisasi; 2. Pendidikan dan Latihan Buruh; 3. Peningkatan dan pembinaan hubungan perburuhan; 4. Kesejahteraan sosial ekonomi buruh; 5. Kesadaran hukum dan pembinaan perundang-undangan; 6. Partisipasi sosial dalam Pembangunan; 7. Perlindungan buruh remaja dan wanita; 8. Hubungan dan kerja sama Internasional. Demikianlah sasarantujuan dari FBSI sebagaimana telah diruangkan pula di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya. 41 Seokarno, MPA, op. cit., hlm. 127

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

8 99 104

Analisis Kinerja Mutu Teh Hitam di PTPN IV Kebun Bah Butong

16 129 72

Studi Pemeliharaan Mesin Genset PTPN III Kebun Rambutan

4 47 64

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 10

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 1

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 26

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja di PTPN-IV (Studi Kasus di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Atas Kecelakaan Kerja Di PTPN – IV (Studi Kasus Di PTPN – IV Unit Kebun Bah Jambi, Pematang Siantar)

0 0 24

TINJAUAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ATAS KECELAKAAN KERJA DI PTPN – IV (STUDI KASUS DI PTPN – IV UNIT KEBUN BAH JAMBI, PEMATANG SIANTAR) SKRIPSI

0 0 10