Hasil Pengujian Eksperimental OD

77

4.3 Hasil Pengujian Eksperimental

4.3.1. Hasil pengukuran dimensi Hasil pengukuran dimensi dibandingkan dengan tabel penyimpangan toleransi yang diizinkan. Ukuran tube superheater SA 213 T11 adalah OD Ø44,5 mm, ID Ø36,5 mm, t=4 mm. Nilai penyimpangan toleransi yang diizinkan menurut standar ASTM A 213A 213M - 06a, seperti ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Toleransi ukuran SA 213 T11 [48, 55] Tolerance in Outside Diameter mm S - H OD of Tubes Tolerance ≤ 101.6 +0.4, -0.8 101.6 ≤ 190.5 +0.4, -1.2 190.56 ≤ 228.6 +0.4, -1.6 Tolerance in Wall Thickness mm WT of ubes S - H S - C E OD ≤ 101.6 OD 101.6 OD ≤

38.1 OD

38.1 ≤ 2.4 +40 - +20 +22 +18 -0 2.4 ≤ 13.8 +35 +35 -0 3.8.4 ≤ 4.6 +33 +33 -0 -0 -0 -0 2.4 ≤ 13.8 +28 +28 -0 -0 S-H Seamless Hot-Finished Hasil pengukuran diameter luar rata-rata pada sisi 1, seperti pada tabel 4.2 adalah 45,775 mm selisih 1,275 mm dan 45,175 mm pada sisi 2 selisih 0,675 mm. Toleransi yang diizinkan untuk diameter luar adalah +0,4; -0,8 mm Tabel 4.1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 78 Tabel 4.2. Hasil pengukuran diameter Hasil pengukuran tebal dinding rata-rata pada sisi 1 adalah 4,7125 mm selisih 0,7125 mm dan 4,5125 mm pada sisi 2 selisih 0,5125. Toleransi tebal adalah +33; -0. Hasil pengukuran pada dinding tube yang gagal ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil pengukuran tebal dinding 4.3.2. Hasil pengujian kekerasan Pada titik-titik pengujian Gambar 4.6 menunjukkan terjadinya penurunan harga kekerasan dibanding kekerasan standar SA 213 T11 maksimum 163 HB170V85HRB. Akan tetapi justru terjadi peningkatan kekerasan yang signifikan pada titik 4 dan 5. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 79 Gambar 4.6. Titik pengujian kekerasan Hasil pengujian kekerasan dengan metode Leeb pada sampel tube superheater ditunjukkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil pengujian kekerasan Titik Uji Load Cell HB Titik Uji Load Cell HB Titik Uji Load Cell HB Titik Uji Load Cell HB grf grf grf grf 1 408 109 3 432 124 5 408 109 7 412 112 1 434 125 3 460 143 5 780 496 7 416 114 1 409 110 3 423 118 5 704 383 7 440 129 2 435 126 4 613 274 6 453 138 8 411 111 2 439 128 4 668 336 6 457 140 8 412 112 2 404 107 4 685 358 6 423 118 8 427 121 Plot distribusi kekerasan pada titik-titik pengujian Gambar 4.7 menggunakan program Excel menunjukkan kekerasan rata-rata linear adalah 170 HB. Gambar 4.7. Distribusi kekerasan pada titik-titik pengujian UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 80 Hasil pengujian menunjukkan turunnya kekerasan akibat umur pemakaian aging dan kondisi beban kombinasi antara termal dan mekanik, sedangkan naiknya kekerasan pada titik pecah titik 4 dan 5 disebabkan oleh komposisi unsur kimia paduan dan efek perlakuan panas, yaitu terjadinya srain hardening akibat deformasi plastis. 4.3.3. Hasil pengujian komposisi kimia Hasil pengujian komposisi kimia, seperti tampak pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa tube superheater yang gagal masih memiliki komposisi unsur utama yang disyaratkan, yaitu unsur Chrom dan Moly. Tabel 4.5 Hasil pengujian komposisi kimia PMI Komposisi unsur Chrom Cr standar untuk material SA 213 T11 adalah 1,0 sd. 1,5, sedangkan rata-rata hasil pengujian adalah 1,12. Unsur Moly Mo standar sebesar 0,44 sd. 0,65, adapun hasil pengujian adalah 0,45. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 81

4.4. Hasil Analisa Numerik Tegangan Elastis