Klik kanan pada OutlineInsert . Klik kanan Solution Insert Deformation Directional Orientation Z Axis.

62 18. Penghalusan mesh. Klik kanan pada pilih insert 19. Klik Face kemudian klik pada bagian radius dalam dan 20. Masukkan 3 untuk ukuran Gambar 3.21 21. Klik toolbar untuk melihat hasil meshing. 22. Pilih insert, kemudian pilih untuk menghaluskan mesh pada bagian bawah dengan cara yang sama pada langkah 18 s.d. 20. 23. Klik toolbar untuk melihat hasil meshing. 24. Klik ganda untuk pemberian kondisi batas, yaitu dan

25. Klik kanan pada OutlineInsert .

Gambar 3.21. Hasil refinement mesh pada dua bidang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63 3.5.1.3. Kondisi batas dan beban Setup Kondisi batas dan beban dibuat dengan cara-cara berikut: 1. Klik kanan , Insert . Pilih Face yang normal terhadap arah X, kemudian isikan X Component = 0 mm. Gambar 3.22. Kondisi batas perpindahan arah X=0 2. Langkah yang sama untuk bidang yang normal terhadap Z dan Y=0 3. Klik kanan insert . Pilih Face , kemudian klik bagian dalam. Isikan harga tekanan 5 MPa Gambar 3.23. Gambar 3.23. Kondisi batas tekanan internal 5 MPa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64 3.5.1.4. Solusi solution Solusi untuk menentukan output tegangan dibuat dengan cara-cara berikut: 1. Klik ganda 2. Klik kanan pilih Insert Stress Normal 3. Pada pilih Orientation X Axis 4. Ulangi langkah ke 2 untuk tegangan normal arah sumbu Y dan Z. 5. Klik kanan pilih Insert Stress Equivalent von-Mises

6. Klik kanan Solution Insert Deformation Directional Orientation Z Axis.

3.5.1.5. Hasil result Untuk melihat hasil simulasi, klik ganda pada Results Solve. Solvesss 3.5.2. Validasi hasil tegangan elastis Validasi hasil tegangan elastis dibandingkan dengan tegangan desain izin maksimum tube superheater, sesuai dengan desain umur, dan desain temperatur, seperti pada tabel 3.10. Tabel 3.10. Tegangan desain izin maksimum SA 213 T11 MPa [54]. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65 3.5.3. Simulasi thermal stress Tube bertekanan 5 MPa dan temperatur bervariasi pada dinding 390°C sd. 400°C pada bagian dalam dan drop 420°C sd. 320°C pada bagian luar, mendekati dengan kondisi operasional sebelum dan saat kegagalan. Langkah-langkah simulasi thermal stress memiliki urutan yaitu; 1 memilih sistem pada toolbox Custom System, 2 klik ganda thermal stress, 3 klik kanan pada Steady State Replace With Transient Thermal, 4 menyelasaikan simulasi termal sesuai dengan urutan program seperti tampak pada gambar 3.24. Gambar 3.24. Langkah-langkah simulasi thermal stress 3.5.3.1. Data material engineering data Cara memasukkan data material adalah dengan klik ganda Engineering data . dan pilih add new material. Data material SA 213 T11 Tabel 3.11 untuk simulasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66 thermal stress adalah temperature-dependent material properties. Sifat material diperoleh dari literatur [53] dan [54], meliputi berat jenis, modulus, kekuatan, koefisien ekspansi termal, konduktivitas termal, dan panas spesifik. Setelah data dimasukkan, klik tanda centang pada kolom parameterized. Tabel 3.11. Data material SA 213 T11 temperature-dependent [53, 54] Model material elastis-plastis dipilih multilinier isotropic hardening. Pada temperatur 400°C, SA 213 T11 memiliki sifat kekuatan seperti gambar 3.25. Gambar 3.25. Kekuatan SA 213 T11 pada temperatur tinggi [53, 54]. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67 Baja yang ulet ductile akan mulai mencapai batas elastis jika pemuluran yield melewati 0,005 mm [57]. Besarnya tegangan mulur σ y SA 213 T11 pada temperatur 400°C adalah 160 MPa Gambar 3.23. Nilai regangan ini diperhitungkan sebagai regangan plastis inisial untuk model pada simulasi ini [32, 39]. Kemudian tegangan dinaikkan sehingga tampak seperti tabel 3.12. berikut: Tabel 3.12. Sifat multilinear isotropic hardening 3.5.3.2. Giometri dan mesh Tube sepanjang 100 mm, diameter dalam 36,5 mm, diameter luar 44,5 mm digambar dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Klik kanan Geometry pilih New Geometry untuk menggambar. 2. Pilih unit millimeter

3. Klik XY Plane pada Tree Outline Transient Thermal ANSYS. 4. Klik ikon Look At FacePlaneSketch