6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiahpenghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun.
b. Penghasilan yang bukan merupakan objek pemotongan PPh Pasal 21
− Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. − Penerimaan dalam bentuk natura danatau kenikmatan dalam bentuk
apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah. Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang
ditanggung oleh Pemerintah, merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan.
− Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran tunjangan
hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga
kerja Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. − Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amal zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau sumbangan keagamaan yang siftnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
sepanjang tidak ada hubungan dengan, usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-pihak yang bersangkutan.
− Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf I UU PPh PMK-246PMK.032008, sebagai berikut :
a. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan
di dalam negeri pada tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Komponen beasiswa terdiri dari biaya pendidikan yang dibayarkan ke sekolah tuition fee, biaya ujian, biaya penelitian yang
berkaitan dengan bidang studi yang diambil, biaya untuk pembelian buku, danatau biaya hidup yang wajar sesuai dengan
daerah lokasi tempat belajar. c. Ketentuan ini tidak berlaku apabila penerima beasiswa mempunyai
hubungan istimewa dengan pemilik, komisaris, direksi atau pengurus dari Wajib Pajak Pemberi beasiswa.
c. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21